Hania sudah selesai antri untuk menebus resep dari dokter tadi. Dia mengambil handphone ditasnya karena tiba tiba berdering dengan sambil berjalan menuju lobi.
Tak disangka malah menabrak seseorang yang katanya penciuman Hania harum banget.
Brakkk...
" Duh..maaf..maaf.. Saya gak sengaja.." Hania minta maaf krena dia tahu itu keteledorannya.
" Yah pecah...sial banget.. Kalo jalan liat liat mbak.." Kata pria itu sambil menatap Hania
" LO ?eh..maaf.. Saya beneran gak sengaja.. Maaf layar HP nya malah pecah...tapi kenapa kita bisa tabrakan, berarti anda juga gak liat liat jalannya yah..? " kata Hania ngeles kek bajaj karena takut diminta tanggung jawab ganti HP apel gigit itu.
" Tenang aja, gw gak bakal minta ganti..." jawab laki laki di depan Hania yang akhirnya Hania ketahui yang bernama dr. Rama Wijaya SpOg
" Bagus..kalo gitu gw permisi dok..." kata Hania yg tiba tiba kesel karena dia merasa ada aura aura arogan dengan pria di depannya ini.
" Gak sopan..."
" eh..apa lo bilang? Siapa yang gak sopan? "
" Kan situ yang duluan elo gw tadi.." cebik Hania
" Kita tidak sedekat itu untuk bilang aku kamu.."
" ealah dok..kan bisa pake saya, anda..ribet ih..dahlah..bye " kata Hania langsung berlalu karena kakaknya udah nelpon terus.
Brakkk...brakkk...
Terdengar teriakan dijalanan yang memang suka macet macetan tetapi siang itu agak lengang jadi para pengendara motor atau mobil melebihi kecepatan yang udah diatur.
Hania membuka matanya, benturan dikepalanya buat dia cedera otak ringan.
Iya, mobil Herry tadi ditabrak oleh Mobjl box yang tidak mengendalikan mobilnya dengan baik.
" Kakak, oma, opa..." panggil Hania dengan lirih
Hania menekan tombol, dokter dan perawat bergegas ke ruangan Hania.
" Alhamdulilah anda sudah sadar nona..Mari kita periksa sebentar.." kata dokter.
" kakakku, oma dan opaku mana ? Apa mereka baik baik saja ?.."
Dokter dan perawat saking berpandangan.
" Kakak anda baik saja nona.. Tetapi untuk oma opa nona..." dokter terdiam
" Ada apa dengan mereka ? " perasaan Hania sudah gelisah. Pikiran yang tidak tidak sudah mulai menghantuinya.
" Kami mohon maaf karena tidak bisa menyelamatkan oma opa nona, mereka meinggal dalam perjalanan ke RS. Benturan di kepala mereka yang menyebabkan cedera sangat fatal.. Saya mewakili RS, turut berbela sungkawa.. Semoga oma opanya diterima di sisi Allah..." Jawab dokter
" Tidak..tidak mungkin..aku ingin melihat merekaa... Tolong suster antar saya melihat mereka..dokter pasti bohong kan..hiks..hikss.. " Hania meraung raung karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan dokter Radit.
" Tunggu sebentar nona, rekan saya sedang memanggil kakak nona untuk segera kemari.."
" hiks..hiks.. Tidak mungkin mereka ninggalin aku..hiks..aku belum membalas budi mereka.." tangis Hania
" Hania..."
" Kakaaak... Oma opa gak pergi kan? Tolong kak..kasi tau kalo itu bohong...hiks..hiks...aku gak sanggup kaak kalo mereka pergi...huaaa..."
" Sabar yah dek.. Semua sudah ada waktunya..kita harus merelakan oma opa.. "
" Aku pengen ketemu kaaak...antarkan aku kesana kaak..tolong.."
" Baik dek.. dokter, apakah adik saya bisa saya bawa sebentar ? " tanya Herry
" Bisa pak, tetapi cukup 15 menit. Nona Hania harus segera beristirahat dulu, supaya segera pulih.."
" Baik dok..Trima kasih " Jawab Herry.
Kursi roda Hania di dorong Herry menuju ruanh ICU. Saat ini jenasah opa oma mereka sedang dibersihkan. Herry sedang sibuk menghubungi keluarga yang dia tahu. Rumah duka juga sudah dihubungi jadi selepas dari RS segera dibawa ke rumah duka terlebih dahulu.
Saat menuju ruang ICU, mereka berpalasan dengan dokter Rama Wijaya yang menatap sendu ke arah Hania. Hania memalingkan wajahnya saat mereka bersitatap.
" sombong..palsu..seolah olah kuatir.." gumam Hania
" Apa dek? " tanya Herry yang sepertinya mendengar adiknya spertinya berbicara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Getoutofmyway
Author berhasil menghadirkan dunia cerita dengan detail yang luar biasa.
2023-09-12
2