Lily baru saja sampai di sekolahnya, dan ia membawa semua peralatan untuk bazar, sedangkan Raina membawa makanan-makanan yang sudah dimasak dari rumah dan ketika sampai di sana tinggal menghangatkannya saja.
"gimana, semuanya udah siap kan, semua yang ada di list udah dibawa kan?,"tanya Raina.
"udah kok, semua yang lu pesan lewat chat udah gue bawa semua, oh ya cuman satu yang kurang, gue lupa bawa spatula yang plastik, soalnya di rumah nggak ada dan pas gue kemarin mau beli juga nggak ada di tokonya".
"Ya udah nggak apa-apa toh cuman itu doang kan yang nggak ada, tapi untuk penjepitnya ada kan?".
"ada tenang aja kalau itu mah".
saat mereka berdua sedang menata-nata,tiba-tiba vino menghampiri mereka berdua dan berdiri tepat di depan mereka.
"pasti mau beli ya,bentar kan bazarnya masih belum mulai dan lagi kita masih belum siap,"ujar Raina.
"gue ke sini bukan mau beli, tapi gue Ada urusan sama ini anak,"jawab vino sambil menunjuk ke arah Lily.
Lily menoleh ke arah kanan dan kiri dan ia menunjuk ke arah dirinya sendiri,"ada urusan sama gue?,"tanya Lily.
"iyalah lu pikir sama siapa?,"jawab vino.
"kenapa harus urusannya sama gue sih?".
"gue juga nggak minat punya urusan sama lu, tapi gue ke sini mau ngambil jaket milik gue, mana jaketnya sekarang, udah dicuci kan?".
"jaket yang mana, bukannya lu gak pernah ngasih jaket ya ke gue?".
"jangan banyak alasan, jaket yang ditumpahin es krim waktu itu".
Lily berpikir sejenak dan ia baru ingat kalau jaketnya tertinggal di rumah, memang sudah selesai iya cuci bahkan ia juga sudah menyetrikanya, tapi ia lupa tidak membawanya.
"hehehe sorry ya, gue beneran lupa buat bawa jaket itu, janji deh besok pasti gue bakalan bawa, tapi kalau sekarang kan lagi bazar,kalau gue balik buat ambil jaket takut gak keburu".
"udah jangan banyak alasan, sekarang gue anterin lu pulang dan ambil jaketnya, soalnya gue mau pakai jaket itu karena gue hari ini nggak bawa jaket".
"tapi Vin besok aja".
"gue yang datang ke rumah lu sendiri atau Lu mau gue anterin!".
Lily pun pasrah, dan mereka berdua pergi bersama-sama menuju ke kediaman Lily, yang di sana masih terdapat Vivi yang masih belum jalan.
"Lah kamu kok balik lagi Sayang?,"tanya Vivi.
"iya Mah soalnya ada sesuatu yang nggak aku bawa,"jawab Lili dan masuk ke dalam kamarnya.
sedangkan Vivi menghampiri vino yang berada di depan rumahnya.
"masuk nak jangan di luar terus, itu Lily lagi ambil sesuatu, Maaf ya karena Lily merepotkanmu seperti ini,"ucap Vivi mempersilahkan vino untuk masuk.
"iya Tante terima kasih, saya tunggu di sini saja, biar nanti bisa langsung berangkat".
"oh ya sudah kalau begitu, tapi sepertinya saya familiar dengan wajah kamu, Kalau boleh tahu kamu tinggal di mana?".
"saya tinggal di komplek\*\*\* Tante".
"oh di situ, ya kalau di situ mah Tante banyak kenal sama penghuni rumah di situ, Kamu kenal sama Vira, itu loh yang menikah sama Abraham yang punya perusahaan tekstil kalau nggak salah?".
"iya Tante saya mengenalnya".
"rumah kamu dekat dari rumahnya Vira?".
"anu Tante-.
Belum sempat vino menjawab, tiba-tiba Lily datang dan langsung mencium punggung tangan Vivi.
"mamah aku berangkat dulu ya, bye mama,"ucap Lily.
"loh sebentar, ada yang mau mama tanyakan ke vino,"teriak Vivi ketika putrinya sudah pergi dengan vino.
di perjalanan vino tiba-tiba berkata,"kenapa lu kayak gitu banget, kenapa nggak ngedengerin omongan dari nyokap lu dulu?,"tanya vino.
"nyokap gue kalau udah enak ngobrol pasti bakalan lama, daripada gue telat bazar ya lebih baik kan disambung nanti, gue bisa jawab semua pertanyaan nyokap gue, oh ya btw tadi nyokap gue tanya apa aja ke elu?".
"nyokap lu minta gue buat jadi suami lu, gimana Lu mau nggak jadi istri gue, enak loh punya suami kayak gue?".
"dih najis, siapa yang mau punya suami nyebelin kayak lu, udahlah jangan banyak alasan lu nih, gue tanya nyokap gue tadi tanya apa aja ke elu, nanti biar gue bisa jawab?".
"orang nyokap lu cuman tanya gue tinggal di mana aja, ya kata beliau sih Ada kenalan beliau yang tinggal di sana".
"Ya udah kalau cuman itu mah gampang".
sampainya mereka dua di tempat bazar,Lili langsung memberikan jaket milik vino yang berada di tangannya dari tadi, dan mereka berdua pun berpencar ke di jualan mereka masing-masing.
"cie yang dianterin Pangeran kerajaan,"goda Raina.
"siapa maksud lu Pangeran kerajaan, si vino, orang kayak dia dibilang pangeran, oh sungguh mustahil,"jawab Lily sambil melirik ke arah vino yang sedang menjaga stand jualannya.
"kayaknya satu sekolahan ini cuman lu aja sih yang nggak tahu kalau vino itu kayak pangeran, soalnya seluruh anak-anak di kelas ini semuanya ngefans sama Vino, dan cuman Lu aja yang musuhan banget sama Vino".
"gini deh yang paling gue bingung itu, apanya yang mau di fans dari seorang Vino, dia kepala tim basket emang iya, dia tukang buat onar juga iya,sama satu lagi Dia anak yang paling pelanggaran di sekolah emang emang si dia, lah yang gue bingung itu dari mananya yang mau dikagumi, dia cuman kelebihannya main basket".
"Tapi dia itu keren, mana ganteng lagi, dan cuman Lu aja yang nggak pernah muji dia, oh ya asal lu tahu itu si cinta, dia juga suka sama Vino".
"cinta siapa?".
"itu loh, cinta anaknya kepsek,"bisik Raina sambil melirik ke arah cinta yang sedang berdandan.
Lili melihat ke arah orang yang dilirik oleh Raina, dance ketika itu ia menganggukkan kepalanya ketika melihat ke arah cinta.
"ya nggak heran juga sih ya, bukannya dia masih pacaran ya sama Edo?,"jawab Lili dengan suara kecil.
"lah lu nih gimana tadi bilang nggak heran, gini lho kan lu tau sendiri gimana tabiat si cinta,Dia itu emang masih pacaran sama Edo tapi dia dari dulu sukanya sama Vino,dan Edo itu cuman dibuat kayak alat biar dia bisa dekat-dekat dan ketemu terus sama si Vino, kan Edo suka parah sama cinta jadi Edo pasti bakalan nurutin setiap permintaan dari cinta, apalagi pas cinta minta buat ikut ke tongkrongan pasti bakalan dibawa sama Edo".
Lili mengerikan dahinya,"kok lu tahu sedetail ini, lu tahu ini semua dari siapa?,"tanya Lili.
"ya gue sih dengar-dengar kabar burung aja ya, tapi sama satu kali gue juga pernah dengar pas si cinta ngomong sama kumala, dan mereka kayak ngegibahin soal ini,Ya namanya juga nggak sengaja dengar jadi ya udah deh ketelan sama kuping".
Lily menganggukkan kepalanya dan ia mencoba paham dengan apa yang terjadi, tapi ia tidak mau terlalu memikirkan hal ini karena ia tidak ingin ikut campur.
🌺💫🌺
Oke Guys jangan lupa baca bab selanjutnya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments