Musuh Tapi Menikah ???...

Musuh Tapi Menikah ???...

Bab 1 Lilly

"Lili kamu ditunggu sama temen kamu tuh di bawah, kamu cepetan dong Lili mandinya,"ucap sang ibu yang terus berteriak.

  "iya mama sebentar lagi ini aku udah selesai kok, tinggal pakai handuk aja,"jawab Lili dari dalam kamarnya.

  "kamu masih baru pakai handuk,pokoknya mama tunggu sampai 5 menit kalau kamu nggak turun-turun, Mama bakalan suruh teman-teman kamu buat berangkat duluan!,"ancam sang ibu.

  "iya ma,"jawab Lili dari dalam kamarnya.

 Lili buru-buru menyelesaikan mandinya,dan setelah itu Lily langsung mengambil semua buku-bukunya tanpa make up dan ia pun langsung lari keluar.

  "Raina tungguin gue,"teriak Lily yang melihat Raina sudah agak jauh menaiki motornya.

  "Lili sarapanmu!!,"teriak sang ibu yang berada di belakangnya.

  "udah ma aku nggak usah sarapan, aku nanti sarapannya di kantin aja, aku ini udah telat mah,"jawab Lili yang agak berlari meninggalkan sang ibu.

 ibunya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat tingkah putrinya yang tidak berubah dari dulu.

"emang dasar anak itu, dari dulu nggak pernah mau berubah, padahal udah gede tapi masih aja lupa buat sarapan,"gumam sang ibu sambil menggeleng-gelengkan kepala.

sampainya di sekolah, lily dan juga Raina malah terlambat, dan mereka berdua pun dihukum berada diluar gerbang selama upacara dimulai.

"heheh yah Raina kita terlambat lagi nih,"ucap Lily sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal .

"udahlah Lili ini kan udah biasa,gue udah tahu kok kalau ini bakalan terjadi ke gue, kalau gue jemput lo duluan,"jawab Raina dengan muka datar.

"lu marah ya sama gue, ya kan lu pasti marah,"ucap Lili sambil menyenggol Raina.

"iya gue marah sama lu, maka dari itu beliin gue bakso dulu baru kita baikan!,"jawab Raina dengan nada ketus namun agak bercanda.

Lily menganggukan kepala dan ia tersenyum ke arah lainnya, di saat mereka berdua sedang asyik berdiri di situ sambil menyenggol satu sama lain, datanglah seorang guru wanita yang berbadan besar dan terlihat killer.

"kalian berdua terlambat lagi, mau kalian ini apa sih, sekarang kalian itu udah kelas 12,dan kalian malah mencontohkan hal yang tidak baik ini kepada adik-adik kelas kalian, kalian mau saya kasih SP!,"omel Bu aura.

"tidak Bu,"jawab mereka berdua bersama-sama.

"Ya sudah kalian boleh masuk ke dalam, tapi ingat ya kalau sekali lagi kalian terlambat,saya tidak akan segan-segan untuk memberikan SP kepada kalian!".

mereka berdua menganggukkan kepala dan mulai masuk ke dalam kelas karena gerbangnya sudah dibuka oleh Bu aura.

"Untung aja tadi bu aura gak marah-marah banget ya sama kita, biasanya kan dia ngomelnya nggak berhenti,"bisik Raina .

"udah Raina daripada kita ghibah di sini lebih baik kita ke lapangan aja sekarang, pasti bu aura bakalan keliling buat ngecek kelas satu persatu,dan gue gak mau Bu aura ngiranya kita itu leyeh-leyeh dan duduk di sini aja,"jawab Lili yang buru-buru menaruh barang-barangnya.

"Ya udah deh iya yuk, Tapi tumben banget ya,"ucap Raina yang masih saja terus membahas soal itu meskipun mereka berdua kini sudah berjalan menuju ke arah lapangan.

"udah Raina kan gue juga udah bilang jangan bahas ini lagi, lu lupa ya kalau Bu aura itu punya banyak mata dan juga telinga, nanti kalau sampai Bu aura tahu mati kita".

"tapi aneh nggak sih?".

"Raina udah, iya emang iya beneran ini semuanya aneh, tapi gue malah bersyukur karena Bu aura berarti nggak galak dong sekarang, cuman ya emang bikin kesel aja sih".

"hehehe iya ya ya udah deh ayo kita cepet-cepetan, kalau kita nggak cepetan pasti kita bakalan dihukum sama OSIS,dan untuk kesekian kalinya kita bakalan berdiri di lapangan lagi".

mereka berdua pun agak berlari menuju lapangan dan langsung baris di tempat yang kosong.

"eh bentar bentar bentar, kayaknya kalian berdua tadi nggak ada di sini deh, kalian terlambat ya?,"ucap Ria.

"hehehe enggak kok kak kita nggak telat, cuman tadi emang kita izin ke kamar mandi aja sebentar,"jawab Raina.

"enggak kalian berdua ini telat,orang gue hafal banget kok kalau di sini itu kosong dan tiba-tiba di sini ada isinya, berarti kan kalian berdua ini baru datang".

"enggak kok kak beneran deh kita berdua nggak telat kok".

ria masih menatap mereka berdua dengan tatapan curiga, tapi setelah itu ria pun pergi dan tak memperdulikan mereka berdua lagi.

"emang dasar ya dia itu OSIS rese, gue kesel banget deh sama dia, gedeg banget dia itu sok banget,kayak dia yang menjadi ketua OSIS dan ketua dari segala anak-anak yang ada di sekolah,"bisik Raina.

"sama Rai, gue juga kesel banget tuh sama dia, cuman karena dia itu sekarang udah jadi OSIS dia bisa semena-mena sama kita,bahkan sebenarnya kan dia itu masih sepantaran sama kita cuman kenapa coba minta dipanggil kakak".

"ya pantes lah dipanggil kakak orang mukanya kan tua, jadi wajar aja kalau dipanggil kakak kalau dipanggil adik kan nanti kita yang dianggap buta".

"iya juga ya, tapi moga aja setelah dia sekolah di sini dia dapat karma!".

"iya tuh bener banget gue juga berharap karma itu nyata buat dia, hanya karena dia itu sekarang udah jadi OSIS dan jadi kepercayaan dari guru, dia malah bersikap seolah-olah Dia adalah seorang guru, emang dasar dia itu nyebelin banget deh".

Tasya menganggukan kepala dan menatap ke arah ria dengan sinis, tiba-tiba mereka berdua dihampiri oleh pria yang berada di belakang mereka dan menetap ke arah mereka berdua dengan begitu sinis.

"kalian berdua ngomongin apa tadi, kalian berdua bilang kalau gue udah tua,Eh asal kalian tahu ya gue dipanggil kakak bukan karena gue yang minta,Tapi semua anak-anak di sini manggil gue kakak karena apa,karena gue lebih dewasa dan juga pemikiran gue lebih luas daripada anak-anak di sini, ngerti kalian, terus kalau emang gue kepercayaan guru kenapa, kalian iri sama gue?".

"enggak siapa yang iri, iri cuman buat orang yang gampangnya disuruh-suruh sama guru,dan juga dicap sombong sama semua anak-anak di sekolah karena omongannya,gue nggak pernah mimpi buat iri ke orang yang kayak gitu,"jawab lily.

"Eh lu berani jawab gue?".

"beranilah kenapa nggak,gue di sini bayar dan gue di sini nggak numpang sama keluarga lu, gue juga makan nasi sama kayak lu, terus apa yang harus gue takutin dari lo?".

"emang dasar ya nggak punya sopan santun, awas aja lu gue aduin lu ke Bu aura biar lu nanti dihukum!".

"aduh ini aja, gue nggak peduli Mau lu ngaduin gue kek atau apa kek, toh juga lu kan emang kesayangan guru-guru di sini, dan lu juga kan orang si tukang ngadu jadi buat apa gue gak mau diaduin ke guru,meskipun gue gak melakukan sesuatu dan tiba-tiba lo ngomong ke guru pasti guru bakalan percaya karena semuanya udah tahu banget ke elu".

ria semakin mendekat ke arah lily dan ria menatap ke arah lily dengan tatapan yang begitu benci, pria seperti ingin menampar lily tapi di situ tidak jadi karena lily dihalangi oleh Raina.

"udah kalau lu terus memperpanjang masalah kayak gini nanti kita yang bakalan kena imbasnya, udah kita ngalah aja sama orang kayak dia, ngeladenin orang kayak dia nggak bakalan ada habisnya, udah Ya lily,"bisik Raina

Lili menganggukkan kepalanya dan ia hanya diam tak menggubris sama sekali perkataan dari ria, hingga ria pun memilih untuk pergi dan tak memperdulikan mereka berdua lagi, lalu mereka berdua pun mengikuti upacara kembali dengan tentram.

🌺💫🌺

Oke Guys jangan lupa baca bab selanjutnya, dan jangan lupa komen, agar aku bisa introspeksi diri,dan juga memperbaiki apa yang menurut kalian kurang benar, semoga kalian suka ya dengan ceritanya, dan salam kenal semuanya aku masih penulis pemula:)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!