bab 2

'' kau berangkat dengan siapa raina..'' tanya Hanum menatap Raina yang masih duduk dengan santai nya di depan nya

'' paling juga sama tiga kembar ma, di samping itu semua, aku akan berangkat dengan siapa lagi..'' Raina memasuk kan suapan terakhir nya ke dalam mulut

dan menyelesai kan sesi makan nya di akhiri dengan menenggak segelas air minum putih membasahi tenggorokan nya

'' Raina berangkat ma..'' ucap Raina setelah segelas susu juga tandas di buat nya

'' hati-hati di jalan Raina.. Bilang sama Arya, jangan terlalu mengebut jika sedang membawa motor..'' pinta Hanum

'' oke.. Akan Raina sampai kan pada Arya..'' saut Raina pergi berlalu setelah mengucap kan salam pada Hanum

setelah memastikan semua aman terkendali di dalam ransel nya, Raina bergegas keluar rumah untuk menghampiri Arya pagi ini

'' Arya.. Apa kah kau sudah berangkat..'' Raina masuk ke dalam rumah Arya yang ada di sebelah rumah nya

'' Arya suda pergi kak.. Kau terlambat.. Mereka ada jadwal pagi kata nya..'' saut Naila istri Kahfi mama Arya

'' ah.. Sungguh di sayang kan.. Mereka semua meninggal kan ku..'' decak kesal terdengar dari mulut Raina

'' mau ikut dengan papa saja.. Atau gimana.'' Kahfi muncul dari belakang sambil membenahi dasi yang masih belum tertata rapih di leher nya

'' kita tidak searah pa.. Kasian papa akan memutar arah ulang jika papa mengantar kan ku lebih dulu.. Itu akan merepotkan papa saja..'' saut Raina

'' naik motor papa saja sana..'' suruh Naila

'' itu ide bagus ma.. Mana kunci nya..'' ujar Raina tersenyum merekah

Sambil menunggu Naila mengambil kunci, Raina berjalan ke teras rumah Kahfi sambil menunggu kunci datang

'' loh Raina.. Kenapa belum berangkat juga sayang..'' Hanum terheran-heran melihat Raina masih duduk santai di teras rumah sang adik

'' iya ma.. Nasib malang menimpa ku pagi ini, Arya meninggal kan ku begitu juga yang lain..'' saut Raina bertupang dagu

'' ya.. ampun.. ayo mama antar saja..'' Hanum sejenak menghela nafas dalam ketika melihat Raina tetap santai

Padahal kini waktu sudah menunjuk kan pukul setengah tujuh, tapi Raina tetap santai duduk di teras rumah sang adik

'' santai ma.. bunda sedang mengambil kan kunci papa untuk ku..'' ujar Raina menaik turun kan alis nya

Membuat Hanum menepuk jidat seketika melihat kelakuan putri cantik nya tersebut

'' nah.. Ini sayang kunci nya, motor nya masih di keluar kan oleh papa..'' Naila menghampiri Raina yang duduk di teras

'' ya.. Ampun Naila.. Raina sangat merepot kan mu jadi nya..'' ujar Hanum tidak enak hati melihat Raina merepot kan adik ipar nya tersebut

'' tidak usah sungkan begitu kak.. Raina juga anak ku kan..'' saut Naila dengan tutur kata yang lembut

Hanum hanya bisa tersenyum di kala menghadapi adik ipar polos nya teraebut, tak bisa berkata-kata lagi

Setelah motor keluar dari garasi, Raina menghampiri Kahfi dan memanasi motor tersebut sebelum membawa nya

'' apa tidak apa kau membawa nya sendiri Raina.. Mama kok kurang percaya pada mu ya.. Bisa mengendarai itu..'' ujar Hanum sedikit ragu kepada Raina

'' tenang saja ma.. Palingan juga jatuh nya kebawah.. Belum pernah dengar kalau jatuh itu ke atas..'' saut raina sambil cekikikan

'' anak ini, tidak tau kalau mama nya menghawatirkan nya..'' omel Hanum menatap jengah Raina

'' tenang saja ma.. Hanum sudah mulai lihai membawa nya, tidak akan membahayakan Raina, mama jangan khawatir ya..'' berharap Hanum tidak akan menghawatir kan nya

'' anak nya Hanum.. Ya.. Seperti itu..'' celetuk Kiara mama Hanum

Pagi ini ia datang membawa tas belanjaan karena ingin pergi ke pasar bersama dengan Naila menantu perempuan nya

'' iss.. Apa sih ma..'' sungut Hanum

'' sudah..jangan di ribut kan, yang ada Raina akan terlambat untuk pergi kuliah, kalau kau mengajak nya berbicara terus menerus..'' ujar Kiara menatap sengit ke arah Hanum

Hanum lebih memilih untuk diam dari pada melanggati sang mama, itu sangat mustahil bagi Hanum

Ketimbang mengajak sang mama ribut, Hanum memilih untuk pergi ke kantor, karena waktu pun hampir mengarah ke pukul tujuh pagi

Setelah berpamitan dengan sang nenek dan yang lain nya, Raina mengegas motor sang papa menaiki aspal yang ada di depan menuju jalan raya

perjalanan hening hanya ada Raina seorang diri di atas motor, melewati lampu merah dan persimpangan menuju ke kampus terdekat di kota A

lima belas menit berlalu, Raina sudah sampai di depan gerbang kampus tempat ia menimbah ilmu begitu juga dengan Rayhan dan tiga kembar anak Kahfi

'' Raina.. Tumben sekali kau menggunakan motor..'' Lisa menatap ke arah Raina yang melepas kan helm terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan nya

'' iya.. Terpaksa ku lakukan, karena ketiga kampr*t itu meninggal kan ku..'' sungut Raina terlihat kesal

'' kau ini, kenapa mengatakan mereka seperti itu, sepupu mu itu sangat ganteng menurut ku, apa tidak bisa kau menjodoh kan nya satu untuk ku..''

seketika Raina memutar bola mata nya dengan malas mendapat kan pertanyaan seperti itu dari lisa

'' kau tidak ada lelaki lain selain sepupu laknut ku itu..'' sungut Raina

'' hehehe.. Sayang nya aku tidak bisa move on dari wajah tampan ketiga nya.. Ayo lah Raina.. Jodoh kan salah satu dari mereka untuk ku..'' ujar Lisa memohon

'' ke bucinan yang hakiki..'' decak sebal Raina

Raina meninggal kan Lisa begitu saja, tidak mau memperpanjang perdebatan dengan Lisa yang akan membuat nya semakin runyam saja

Raina melewati lorong kampus yang telah di isi oleh beberapa mahasiswa universitas tang sama dengan nya

Tidak menghirau kan tatapan orang-orang seakan menatap nya penuh pesona ia mengabai kan itu semua, di samping itu semua Raina adalah gadis yang tak gampang jatuh cinta

sesampai nya di dalam lokal susah banyak murid yang berada di dalam nya, Raina memilih untuk mencari tempat duduk yang biasa ia duduki

'' kau ini Raina.. selalu saja pergi menghindari ku..'- dengan napas ngos-ngosan Lisa menghampiri Raina yang duduk santai di bangku

'' ada apa.. Apa kalian dalam masalah yang besar..'' Nabila menoleh ke arah Lisa

'' tidak ada.. Hanya batu kerikil yang menjengkel kan..'' saut Raina melirik sekilas ke arah Lisa

'' hei..Raina.. Kau bilang aku batu kerikil.. Yang benar saja..'' dengusan sebal jelas terdengar dari mulut lisa

'' lalu.. Kalau bukan itu apa lagi..'' tatapan sengit Raina layang kan pada Lisa

'' ya..ampun.. Kalian pasti sedang membahas tiga A lagi kan kalian memang tidak ada bosan-bosan nya selalu saja membahas mereka bertiga..'' Nabila yang konek arah pembicaraan dua sahabat nya hanya bisa geleng kepala

...****************...

Jangan lupa tinggal kan jejak kalian ya..

Karena setiap jejak yang kalian tinggal kan sangat berharga bagi saya..

Ibarat nya seperti terbayar Kontan lelah nya menulis, dengan kalian meninggal kan jejak

Dengan

Like komen hadiah favorit dan vot

Terimakasih......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!