Ku Titip Kan Doa Untuk Dia

Ku Titip Kan Doa Untuk Dia

bab 1

'' ma.. Aku boleh tidak, mempunyai kekasih..'' tanya Raina ketika mereka tengah bersantai di ruang tamu

sejenak Hanum menilik ke arah Raina yang menatap nya penuh harap, pertanyaan sang putri membuat nya tercekat kaget, namun semua itu bisa Hanum kondisi kan secepat nya

'' boleh.. Boleh saja.. asal kan baik dan sayang kepada mu..'' dengan ragu Hanum mengatakan nya

'' tapi sayang, Raina tidak memiliki banyak keberanian untuk itu..'' ujar Raina tertusuk lesu.

Seketika Hanum tertawa jenaka atas apa yang di ucap kan oleh putri cantik nya tersebut

'' kenapa berucap seperti itu..'' tanya Hanum mencoba mereda tawa nya agar Raina tidak sakit hati atau malu atas diri nya yang menertawa kan putri nya itu

'' bagai mana tidak, aku tak seberani teman-teman yang lain untuk mengungkap kan perasaan ku ma..'' ujar Raina lagi

'' memang nya siapa yang telah mencuri hati putri mama ini..'' ujar Hanum mencubit pipi Raina Putri kesayangan nya berlainan arah

'' ada ma.. Dia tubuh nya cukup tinggi, Abang saja kala tinggi nya ma, udah gitu ganteng pula..'' ujar Raina bertopang dagu

'' oh ya.. Kenapa mama baru tau, kenapa Abang tidak pernah ada cerita tentang ini..'' Hanum melotot ke arah Raina menatap nya seolah Hanum tidak mengetahui tentang Raina Putri nya

Mana mungkin Hanum tidak mengetahui tentang putri nya yang sedang jatuh cinta kepada seseorang seusia dengan putri nya tersebut

'' iiss mama... Mana mungkin kan, mama tau, aku kan baru cerita sekarang..'' dengan wajah cemberut Raina berucap

'' oh..iya kah.. Lah.. Kenapa baru cerita sekarang,...'' tanya Hanum sambil tersenyum

'' i

iss.. Mama, Raina mau curhat nih.. Malah di ledekin terus sih..'' ujar Raina masih dalam mode cemberut

'' oke..oke . Mama dengerin nih.. Sok.. Mau curhat tentang apa..'' ujar Hanum cekikikan

'' Iis.. Si mana gak asik ah..'' sungut Raina

'' loh..loh..loh... Kenapa merajuk ini cerita nya, kata nya mau curhat..''

Hanum bukan nya marah, ia malah semakin tertawa lepas melihat anak nya yang merajuk karena nya

'' mama gak seru sih, biar besok aku cerita sama nenek aja, sama mama gak enak.. Raina di ledek terus..'' sungut Raina berlalu ke kamar nya meninggal kan Hanum seorang diri di ruang tamu

Hanum hanya tersenyum lebar ketika melihat putri yang ia besar kan seorang diri mulai dari kecil hingga berusia dua puluh tahun kini telah merajuk pada nya

Tak di sangka, Hanum bisa dan mampu membesar kan dia buah cinta nya dengan imam Rahardian yang tidak tau sampai sekarang di mana rimba nya

Hanum pun merasa bingung dengan menghilang nya kabar tentang imam, pernah suatu hari Hanum mencoba mencari keberadaan imam namun tidak membuah kan hasil sama sekali

Bahkan ia juga pernah menjumpai orang tua Karina, namun kesedihan yang di dapat dari keluarga Karina,

Sejak di mana imam pergi dari rumah mama bersama Karina, esok pagi nya terdapat t*b*h Karina tengah bergantung d*RI di kamar nya sendiri

Semua itu pengakuan dari keluarga Karina, dan sempat juga Hanum berziarah ke makam Karina dan benar apa ada nya

Di nisan tertulis nama lengkap Karina dan juga binti keluarga ayah Karina yang masih hidup sampai saat ini

selepas itu semua, Hanum tak pernah lagi mencari berita tentang imam, ia sudah tidak berminat lagi mencari tau tentang ayah kandung ke dua anak nya itu

Hanum kini lebih pokus menatap hidup bersama dua anak nya dan meniti karir yang lebih bagus lagi untuk menghidupi ke dua anak nya itu

Tak mau ambil pusing dengan keberadaan imam, Hanum lebih pokus ke anak nya, ia akan memeran kan dua peran sekaligus

Menjadi ibu dari dua anak dan menjadi ayah dari dua anak nya, bertanggung jawab untuk masa depan ke dua anak nya

**

Sedang kan di kamar Raina cemberut sambil memeluk boneka panda besar yang ia miliki ia tak habis pikir dengan mama nya yang malah meledek nya

'' sesulit ini mengenal cinta..'' ujar Raina menghela nafas panjang

cinta memang sebuah takdir yang tak bisa kita tentu kan akan jatuh pada siapa dan akan menaruh nya di mana

Raina Rahardian seorang gadis yang jatuh cinta pada seseorang namun tak berani mengungkap kan nya kepada orang nya secara langsung

apa lagi mengingat bagai mana pertemuan pertama mereka tapi di sayang kan, Raina tidak seberani itu, apa lagi mengingat diri nya memiliki Abang yang sangat posesif

Tanpa Raina sadari, Rayhan menghampiri nya ke dalam kamar, melihat Raina melamun Rayhan pun menegur nya

'' apa yang kau pikir kan raina..'' Rayhan datang menghampiri Raina siang ini

'' eh.. Bang ada apa..'' Raina menoleh ke arah Rayhan yang menghampiri nya

'' kau kenapa, kulihat sedari tadi kau melamun terus, apa ada yang mengganggu pikiran mu..'' tanya Rayhan menelisik ke arah wajah Raina. yang terlihat lesu

'' bang.. Boleh tidak kalau Raina memiliki kekasih..'' pertanyaan yang sama Raina lontar kan kepada Rayhan

seketika Rayhan mengerut kan kening bingung atas pertanyaan Raina barusan, apa kah ia salah dengan apa memang Raina yang mengucap kan dengan benar

'' apa yang sedang kau bicarakan..'' tanya Rayhan mengulangi pertanyaan nya agar ia lebih jelas bisa mendengar apa yang di ucap kan oleh Raina

'' Abang lagi tidak sakit telinga kan .'' Raina menelisik ke arah wajah Rayhan berharap perkataan nya tadi tidak salah

'' aku memang tidak sedang sakit telinga raina, tapi aku kurang mendengar apa yang kau ucap kan..'' aku Rayhan cepat

'' gak ah.. Abang nanti bakal ngeledek ku lagi kan, sama seperti mama tadi..'' ujar Raina

'' ngeledek apaan.. Abang aja gak tau permasalah nya apa, mau bagai mana ngeledek kamu nya.''

Raina terdiam sejenak, dan berpikir, benar juga yang di ucap kan oleh Rayhan, mau bagai bisa Rayhan meledek nya sedang kan Rayhan saja tidak tau akar permasalahan diri nya dan juga sang mama

***

Pagi ini seperti biasa, raina dan Rayhan berangkat ke kampus yang sama, menimba ilmu untuk masa depan mereka berdua

Raina dan rayhan ada jadwal pagi, namun karena Rayhan ada urusan lain, jadi ia meninggal kan Raina bersama teman-teman yang lain

Raina dan rayhan memang tidak mengambil jurusan yang sama, maka dari itu Rayhan pergi lebih dulu dan Raina harus berangkat dengan saudara yang lain nya

'' aku berangkat lebih dulu..'' Rayhan menyahut tas ransel nya di sofa dan beranjak pergi lebih dulu

Sedang kan Raina ia terdiam menikmati sarapan pagi nya bersama dengan sang mama di meja makan

Rayhan pergi meninggal kan rumah setelah bersalaman dengan sang mama yang masih menikmati sarapan pagi

...****************...

Hai teman-teman tolong dukungan nya ya..

Dengan

Like

Komentar

hadiah vot dan favorit nya ya

Terima kasih...🙏🙏🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!