MBM 5

Kini Aleya sudah ada di kamar inap VVIP, anak kecil itu menatap takjub ruangan yang baru pertama ia tinggali. Karena biasanya ia selalu berada di kamar inap dengan pasilitas sederhana dan bercampur dengan beberapa pasien yang lainya.

“Abang, kamal ini sepelti hotel. Ale jadi betah tinggal di sini.” Ucap Aleya dengan senyum ceria dan mata berbinarnya walau tubuhnya tetap berbaring di atas ranjang.

Kebahagiaanya terlihat jelas di wajah anak itu.

Cristian mengangguk. “Tentu saja Ale, kita harus berterima kasih pada teman Mommy. Karena dia yang sudah menyuruh dokter memindahkan kamu ke kamar ini.” Ucap Cristian.

Karena beberapa saat lalu Sean datang dan memberi informasi pada kedua anak itu dan juga April sahabat Naura yang tengah menjaga mereka, sementara Naura entah di mana bahkan wanita itu belum tahu jika kamar inap anaknya sudah di pindahkan.

Axio tersenyum menatap kedua bocah itu dari kaca yang cukup besar di pintu kamar ruang inap Aleya.

“Kamu gak masuk?” Tanya Sean karena Axio terus bersembunyi dan tidak mau menemui kedua anak itu.

Axio hanya menggelengkan kepalanya, dengan mata yang masih menatap kedua bocah itu. “Tidak, belum waktunya aku menemui Aleya.” Ucap Axio.

“Kenapa?” Tanya Sean heran, bukankah pria itu terlihat sangat jelas jika ingin berada di antara kedua anaknya.

“Aku akan menunggu hasil DNA sebelum menemuinya, Sean.” Ucap Axio lagi, dia terus tersenyum karena Cristian terus membuat Aleya tertawa.

“Ay, apa kamu meragukan kedua anak itu?” Tanya Sean, menurut Sean Axio sudah keterlaluan sampai meragukan kedua anak itu. Sudah sangat jelas jika wajah mereka bertiga sangat mirip.

“Aku tidak mau mengecewakan kedua anak itu jika mereka ternyata bukan anakku, aku hanya ingin menemui mereka dengan sebuah bukti jika aku juga berhak mengurus kedua anakku. Kamu tau kan jika Naura sangat jelas tidak mau mempertemukanku dengan kedua anak itu, tanpa bukti aku tidak bisa melawan Naura.” Ucap Sean saat mengingat betapa egoisnya Naura.

Sean mengangguk-anggukan kepalanya, hal itu juga wajar dari sisi Naura. Karena wanita itu juga pasti ketakutan jika Axio akan membawa pergi kedua anaknya.

Sementara Naura kini berjalan dengan tergesa-gesa saat mendengar kabar dari April jika ada seseorang yang sudah membiayai operasi anaknya dan sudah menjadwalkan operasi Aleya, bahkan April juga bilang jika ruang inap anaknya kini di pindahkan.

Jantung Naura berdegup sangat kencang, hal yang selama ini ia takuti akhirnya datang juga.

Naura menatap kesal sosok pria yang sedang berdiri di depan pintu kamar anaknya, ia berjalan semakin cepat.

“Aku ingin bicara denganmu!” Ucap Naura sambil menarik lengan Axio yang kini tengah terkejut karena kedatangan Naura.

Naura sengaja membawa Axio sedikit lebih jauh dari kamar anaknya, dia tidak mau kedua anaknya mendengar pembicaraanya dengan Axio.

“Ada apa?” Tanya Axio sambil menatap lenganya yang tadi di tarik paksa Naura.

“Kenapa kamu seenaknya memindahkan kamar anakku!” Ucap Naura dengan kesal, karena Axio berani melakukan hal itu tanpa meminta ijin terlebih dahulu padanya.

Dia takut jika Axio juga akan seenaknya membawa kedua anaknya tanpa seijin dirinya, Naura semakin ketakutan mengingat jika pria ini sangat berkuasa itu artinya dia pasti akan kalah.

“Dia anakku juga, jadi aku punya hak untuk mengurus anakku.” Ucap Axio.

“Tapi aku ibunya, aku yang mengandung dan melahirkan mereka. Kamu tidak bisa seenaknya begini tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepadaku!” Pekik Naura dengan kesal, amarahnya semakin tinggi.

Karena jika Naura tidak melawan, pria di depanya ini pasti akan lebih berani melakukan apapun pada kedua anaknya kelak apalagi membawa pergi mereka.

“Kamu bahkan tidak mengurusnya selama ini, jadi aku mohon jangan seenaknya pada kedua anakku.” Ucap Naura lagi dengan tatapan yang tidak bersahabat.

“Selama ini kamu tidak memberi tahuku, Naura…” lirih Axio dengan wajah sendunya, ia sangat sedih saat ucapan itu keluar dari bibir mungil wanita di depanya.

Dirinya terlihat sangat menyedihkan karena tidak pernah mengetahui kehadiran kedua anaknya itu.

“I-itu karena aku tidak bisa merusak rumah tangga kalian yang harmonis, aku sangat berterima kasih atas bantuanmu. Tapi aku mohon cukup sampai di sini jangan menemui kedua anakku.” Ucap Naura, dia tidak mau membuat kedua anaknya berharap lebih pada pria yang sudah memiliki kehidupanya sendiri.

Naura rasa ucapanya sudah cukup untuk menyadarkan Axio jika dirinya tidak pantas mengurus kedua anaknya, ia lalu pergi berjalan begitu saja dan meninggalakan Axio seorang diri.

Deg!!!

Dada Axio terasa sangat nyeri, tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Malam itu bahkan dia tidak memberi tau jika dirinya akan menikah dan malah mengahabiskan malam dengan wanita bernama Naura itu.

“Mommy…” panggil kedua anak itu saat melihat Naura masuk kedalam kamarnya.

“Sayang, maaf Mommy telat karena Mommy bawa ini buat kalian.” Ucap Naura sambil mengangkat tentengan yang ia bawa.

“Asikkkk… bakpau.” Ucap Ale dan abang bersamaan karena itu adalah makanan kesukaanya.

“Kamu udah bertemu denganya?” Tanya April yang juga sejak tadi ada di sana menjaga kedua anak itu.

Naura hanya mengangguk dan tidak mau memperpanjang obrolanya di depan kedua anaknya. Padahal banyak sekali hal yang ingin di tanyakan April, terlebih pada wajah pria yang tadi sempat tidak sengaja di lihatnya.

“Mom, Ale ingin beltemu dengan teman Mommy yang baik itu. Katanya kamal ini di pesan olehnya, kata abang juga wajah teman Mommy milip denganku.” Ucap Ale yang mulutnya kini sudah penuh dengan bakpau.

“Ale…” ucap Abang Tian dan langsung menutup mulut adiknya.

Naura tersenyum kaku, dia tidak mau memperlihatkan wajah tidak sukanya saat mendengar Ale ingin menemui Axio.

“Paman nya sedang sibuk, nanti kapan-kapan lagi aja yah.” Ucap Naura sambil mengelus rabut anaknya.

Mata bulat itu tiba-tiba berair, dengan bibir cemberut dan kedua pipi yang berisi bakpau. “Mommy. Ale cuma ingin bilang makasih pada paman itu, Ale takut setelah opelasi Ale tidak bertemu denganya.” Ucap Ale dengan hidung dan mata yang memerah.

Tanpa sadar Naura langsung menangis dan memeluk Ale, ucapan anak berusia 5 tahun itu membuatnya terluka.

Abang Tian juga diam-diam ikut bersedih, dia ikut memeluk adik dan Mommynya.

Sementara April tidak kuasa menahan sedih yang selama ini di pendamnya, ia lebih memilih pergi keluar untuk mencari apa yang keponakanya inginkan.

April adalah sahabat Naura yang sering membantu Naura untuk menjaga kedua anaknya jika Naura sedang berusaha mencari uang dan bekerja.

April juga selama ini selalu menuruti semua keinginan keponakanya itu, ia sudah menganggap Aleya dan Cristian seperti anaknya sendiri.

.

To be continued…

Terpopuler

Comments

Netti Irawati

Netti Irawati

suka sekali cerita nya .... 😊😊😊

2024-01-26

0

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

Ale 😭😭😭😭😭

2023-12-18

0

Defi

Defi

Ale jangan sedih ya, kamu pasti sembuh dan bisa bertemu dengan Ayahmu

2023-12-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!