“Anda bicara apa dokter? Anda pasti salah orang.” Ucap Naura dan langsung meninggalkan Sean begitu saja.
“Naura.” Ucap Sean hingga membuat langkah Naura terhenti. “Ingat anakmu harus segera di tangani.” Ucap Sean akhirnya memberi peringatan, mungkin cukup lancang baginya.
Naura kembali melangkah tanpa menoleh ke arah Sean, dia ingat betul jika Sean adalah salah satu teman Axio.
Naura bingung setengah mati, ia ingin berjuang mendapatkan uang untuk operasi anaknya dengan tanganya sendiri. Namun semua tabunganya sudah habis ia pakai untuk biaya hidup dan biaya berobat Aleya, sampai pekerjaanya pun terbengkalai karena kondisi Aleya yang semakin memburuk.
Naura terdiam merenungi nasibnya sendiri, di tariknya kelingking Naura oleh Aleya yang sadar jika Mommyanya sedang melamun.
“Mommy, jangan sedih. Kemalin abang janji akan kasih Ale sama Mommy pelmen loly.” Ucap Aleya sampai membuat tangisan Naura yang sejak tadi di tahanya kini tak bisa terbendung lagi.
Naura menangis sambil memeluk anaknya, anaknya yang sama sekali tidak berdosa. “Tuhan, harusnya aku yang sakit. Tapi kenapa harus anakku yang terluka.” Ucap Naura.
“Maafkan Mommy nak, Mommy terlalu egois sampai tidak memikirkan mu.” Ucap Naura karena sejak tiga bulan yang lalu niatnya untuk menemui Axio ayah dari kedua anaknya itu dia urungkan.
Naura sempat hampir menemui Axio, namun saat melihat rumah tangga Axio yang bahagia menbuat dirinya tidak berani mendekat. Dia tidak mau merusak kebahagiaan orang lain, sampai dia melupakan kebahagiaan anaknya sendiri.
“Mom pergi dulu.” Ucap Naura. Kini dirinya tidak peduli jika kenyataan Axio mempunyai anak darinya dan kenyataan lain jika mungkin saja rumah tangga Axio akan hancur karena keberadaan kedua anaknya.
Yang lebih penting saat ini adalah kesembuhan Aleya.
Naura hendak pergi menemui Axio, namun rupanya Naura tidak perlu sampai mencari Axio ke rumahnya. Pria itu masih berada di rumah sakit ini, kini Naura berjalan ke arahnya.
Axio sejak tadi mendengarkan ucapan Sean yang tidak jelas.
“Apa maksudmu Sean? Tentu saja isteriku akan hamil anakku.” Ucap Axio, karena sejak tadi Sean menanyakan apakah dirinya dan Bella jadi melakukan program hamil. Dan bertanya hal-hal yang tidak jelas.
“Maksudku bukan itu, aku hanya bertanya jika seandainya kamu—“ ucapanya terhenti saat melihat Naura kini berjalan ke arahnya.
Axio yang melihat Sean tiba-tiba tidak bersuara, dia pun mengikuti arah pandang sahabatnya itu.
Deg!!!
Jantungnya kembali berdegup kencang, penglihatanya tadi rupanya tidak salah. Namun Axio sedikit ragu karena perubahan fisik wanita itu sampai membuatnya nyaris tak mengenali wanita yang pernah ia tiduri di malam sebelum dirinya menikah.
Wanita yang kini sedikit berisi di beberapa bagian tubuhnya, walaupun begitu kecantikanya tidak luntur sedikitpun.
“Apa kita bisa bicara sebentar.” Ucap Naura dengan keberanian tinggi, namun melihat tatapan Axio membuat tubuhnya bergetar. Nyalinya melemah, hingga niatnya mulai goyah.
“Kalian bisa bicara di ruanganku.” Ucap Sean yang sejak tadi diam menatap keduanya. Dia membuka pintu ruanganya yang tepat ada di belakangnya. Dan menbiarkan Naura dan Axio masuk kedalam.
“Ada apa ini? Tiba-tiba datang menemuiku.” Ucap Axio dengan wajah datarnya.
“Tuan, apa kau bisa menolongku. Aku butuh pertolonganmu, aku perlu uang untuk operasi anakku.” Ucap Naura to the poin, karena menurutnya dia tidak punya waktu untuk berbasa basi.
Kening Axio mengerut. “Anak?” Tanya Axio, dia tiba-tiba teringat dengan pertanyaan yang berkali-kali di ulang Sean jika ada anak yang sangat mirip dengan dirinya yang di bawa seorang perempuan.
“Anak siapa?” Tanya Axio lagi untuk memastikan.
“Anda tidak perlu bertanya lebih lanjut Tuan, anda hanya perlu menolongku. Anggaplah uang itu sebagai ganti malam itu.” Ucap Naura lagi dengan kaki yang bergetar, sungguh nyalinya menciut saat menatap mata dingin Axio yang menatap tajam ke arahnya.
“Tidak masalah, tapi aku ingin bertemu denganya lebih dulu.” Ucap Axio karena perasaanya mulai tidak karuan di tambah ucapan-ucapan Sean tadi yang tidak masuk akal.
“Aku tidak ada wak—“ ucapanya terhenti saat pintu ruangan itu terbuka.
“Mommy sedang apa kamu di sini.” Ucap Cristian yang tadi tidak sengaja melihat Momnynya masuk kedalam ruangan ini saat ia datang bersama April sahabat Naura.
Naura menatap Cristian dan Axio bergantian, wajahnya terkejut karena kedatangan Cristian.
Sementara Axio dia diam mematung menatap anak laki-laki yang sangat mirip denganya, dia melangkah mendekati Cristian namun dengan segera Naura mendorong Cristian agar pergi keluar dari ruangan itu dan menahan pintu itu agar tetap tertutup.
“Naura, anak siapa dia?” Tanya Axio dengan wajah yang masih kaget. “Kenapa wajahnya sangat mirip denganku?!”
Naura menggelengkan kepalanya, “dia anakku dengan pria lain!” Ucap Naura dengan sangat tegas namun dengan tubuh yang bergetar.
“Bohong, katakan dengan jujur Naura! Apa dia anakku?” Tanya Axio lebih tegas dari wanita itu.
“Minggir aku harus menemuinya.” Ucap Axio berusaha menjauhkan tubuh Naura yang menghadang pintu.
“Tidak, kamu tidak boleh bertemu denganya. Aku hanya butuh uangmu dan menjauhlah dari keluarga kami.” Ucap Naura sambil berteriak dengan mata yang terpejam.
Axio terdiam. “Naura kau sangat egois, bagaimana mungkin selama ini kau tidak memberi tahuku! Dan membuat anakku menderita bertahun-tahun karena kamu tidak bisa membiayai pengobatanya! Bahkan saat aku tau jika aku punya anak kau tetap tidak mengijinkanku bertemu denganya kau benar-benar sangat egois Naura!” Pekik Axio sambil mendorong kuat tubuh Naura hingga kesamping dan lalu ia keluar dari ruangan itu untuk mengejar anak kecil tadi.
Jantung Axio berdebar-debar saat melihat Cristian yang kini juga menatapnya, Axio menurunkan tubuhnya dan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh kecil anak laki-laki itu.
“Maafkan aku, Nak.” Ucap Axio dia menarik tubuh mungil itu untuk masuk kesalam pelukanya. “Maafkan aku sampai membuatmu harus menahan sakit sampai selama ini.” Ucap Axio dengan mata yang mulai memanas dan memerah.
“Tuan, maksud anda adikku? Dia yang sedang sakit, bukan aku.” Ucap Cristian dengan polosnya, Axio mengerutkan keningnya lalu menatap wajah yang begitu mirip denganya itu.
“Adik?” Tanya bingung Axio.
“Iya saudara kembarku sedang sakit dan berbaring di ranjang rumah sakit, dia ada di sana.” Ucap Axio yang menunjuk salah satu pintu yang tadi sempat ia datangi bersama dengan tante April.
Deg!
Jantung Axio berdebar begitu kencang jujur saja ia senang dan juga sangat kaget karena bisa mempunyai anak sekaligus dua. Namun dia juga sedih dengan kabar tidak enak dari salah satu anaknya yang ternyata sedang sakit
“Tuan ingin melihatnya?” Tanya Cristian sambil menarik lengan Axio yang sangat besar untuk di genggam anak umur lima tahun itu.
.
To be contiued…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Truely Jm Manoppo
😭😭😭😭
2023-12-18
0
sherly
ternyata axio ngk menolak anaknya...
2023-12-17
0
Defi
tentu saja Tian, Ayahmu ingin melihat kembaran dirimu Aleya yang sakit
2023-12-17
0