MBM 2 - TERLALU EGOIS

Lima tahun berlalu Naura tidak pernah menyesali perbuatanya sendiri, Naura Menghancurkan kariernya sendiri saat tau dirinya hamil dan Ibunya mengusir Naura dari rumah karena akhirnya dia tidak bisa menjadi seorang Ballerina seperti yang di inginkan Ibunya.

Naura lebih memilih membesarkan anaknya dari pada menggugurkan anaknya seperti yang di ucapkan ibunya.

Walau saat ini hati Naura hancur karena melihat anaknya yang berbaring lemah tak berdaya di atas ranjang pasien, dia masih sangat bersyukur karena memiliki anak-anak yang lucu.

“Mom, aku ingin pulang.” Ucap balita yang bernama Aleya putri. Aleya terlihat sangat lemah di atas ranjang pasien, dia menatap ibunya yang sedang menangis.

Sejak lahir Aleya mempunyai penyakit jantung bawaan, ia selalu berbaring lemah di atas ranjang. Berbeda dengan saudara kembarnya yang sehat sejak lahir.

“Iya sayang, sebentar lagi Ale bisa sembuh dan pulang ke rumah nanti kita main dan ketemu abang Tian.” Ucap Mommy Naura.

Ale hanya mengangguk sambil tersenyum lemah, walau Ale sering merasakan sakit. Dia tidak pernah mengeluh di depan Mommynya.

“Naura,” panggil dr.Doni, dia adalah dokter psesialis jantung yang sudah bertaun-taun menangani Aleya berobat.

“Iya dok.” Ucap Naura sambil menyeka air matanya, padahal Naura sekuat tenaga tidak memperlihatkan kesedihanya di depan Ale.

“Ini waktunya, aku sudah memberi rujukan ke rumah sakit besar. Ada dokter Sean yang akan menangani Aleya, dia temanku dan aku sudah memberi tahu kondisi Aleya kepadanya.” Ucap  dr. Doni.

Naura menatap sendu dokter yang sudah lama menjadi temanya itu, ia pun mengangguk karena sebelumnya Naura dan dr. Doni sudah membicarakan tentang rujukan ke rumah sakit besar.

“Aku mengerti dr, terimakasih selama ini sudah menjaga Aleya dengan baik.” Ucap Naura dia sangat berusaha untuk tidak menangis lagi.

“Aku tidak bisa mengantarmu, tapi aku sudah menyuruh orang untuk mengantarmu sampai ke rumah sakit Internasional di ibu kota.” Ucap dr. Doni, dia selama ini memang selalu perhatian pada single Mom ini.

Doni sangat prihatin dengan kondisi Naura yang masih berumur 25 tahun dengan dua anak kembar yang sudah berumur 5 tahun.

Namun Doni salut dengan kegigihan Naura yang menjaga dan mengurus kedua anaknya dengan sangat telaten, di kondisi Aleya yang seperti ini Doni sama sekali tidak pernah melihat Naura mengeluh.

“Ayo. Nak. Kita harus segera pergi.” Ucap Naura ia menggendong Aleya dan berpamitan dengan dr. Doni.

“Mom, aku ingin bertemu abang.” Ucap Aleya, dengan tubuh lemas dengan kedua lengan yang mengalung di leher jenjang Mommy nya.

“Iya sayang, nanti abang main ke rumah sakit kita di sana yah.” Ucap Naura.

Saat turun dari mobil milik dr.Doni dengan segera Naura turun dan masuk kedalam rumah sakit sambil menggendong Aleya.

Di loby rumah sakit, Naura tidak sengaja berpapasan dengan pria yang tiga bulan lalu hendak ia temui. Namun di urungkanya, Naura dengan cepat mengalihkan pandanganya dan berjalan melewati pria yang kini sedang menggandeng seorang wanita di sampingnya.

Deg.

Axio terdiam sampai menghentikan langkahnya, ia lalu menatap ke belakang dimana ada seorang wanita yang tengah menggendong anak kecil.

“Ada apa sayang?” Tanya Bella yang kini ikut terdiam menatap suaminya yang menatap kosong ke belakang. “Sayang.” Panggilnya lagi.

Axio kembali sadar dan menatap isterinya. “Tidak ada apa-apa sayang.” Ucap Axio.

“Tuan, dr Sean bilang lima belas menit lagi dia akan menumui anda.” Ucap Dion yang baru mendapat informasi dari sahabat tuanya itu.

“Kenapa baru bilang sekarang, isteriku jadi harus menunggu dia.” Ucap Axio dengan tatapan tajamnya, kesal karena Sean selalu merubah jadwal seenaknya.

“Sayang, namanya juga dokter. Sean pasti dapat panggilan yang lebih penting, kita duduk sambil minum kopi dulu saja di cafe itu.” Ucap Bella sambil menunjuk cafe yang ada di dalam gedung rumah sakit itu.

Sementara di dalam ruang inap pria itu menatap Naura dengan lekat. Dia yakin jika dirinya tidak salah lihat, wanita ini adalah wanita yang tidur bersama sahabatnya saat malam sebelum pernikahanya.

“Doktel, Mommyku memang cantik. Doktel tidak pelu menatapnya seperti itu.” Ucap Ale dengan kesal karena dimanapun Mommynya bertemu pria mereka selalu terpana dengan kecantikan sang Mommy.

Padahal penampilan Naura saat ini sangat berantakan, pakaian seadaanya dengan wajah yang tak tersentuh make up sedikitpun.

“Ah maaf, aku teringat seseorang saat melihat Mommy mu Nak.” Ucap Sean ia beralih menatap anak yang sejak tadi di gendong Naura.

Sean tidak kalah terkejutnya melihat wajah anak perempuan itu, wajah yang sangat mirip dengan sahabatnya. Bagaimanapun semua orang akan menyangka jika anak ini adalah anak Axio karena wajahnya benar-benar mirip dengan pria itu.

“Ale memang cantik, doktel tidak pelu menatap Ale seperti itu.” Ucap Aleya dengan percaya diri membuat Naura yang sedang bersedih tiba-tiba terkekeh karena ucapan anaknya.

Inilah hal yang membuat Naura kuat, Aleya dan Cristian memang sangat lucu. Di sela-sela kesedihanya selalu ada kebahagiaan kecil diantara mereka bertiga.

“Maaf dokter, anakku memang sering bercanda.” Ucap Naura.

Sean tersenyum dia lalu menatap Aleya. “Tidak apa-apa yah Aleya, kedepanya dokter Sean yang akan mengobati Aleya. Bukan kah kita harus berteman agar kita bisa bekerja sama untuk kesembuhan Aleya?” Ucap Sean dia berbicara dengan gaya anak kecil sampai membuat Aleya tertarik mantapnya.

“Iya paman dokter, Aleya mau berteman sama paman.” Ucap Aleya yang kini sudah berbaring di atas ranjang pasien sambil menempelkan telapak tanganya di telapak tangan Seang yang sejak tadi menunggu Aleya untuk beradu tos.

“Kalau begitu kamu main dulu sama suster yah, paman harus bicara dengan Mommy mu dulu.” Ucap Sean dan di jawab anggukan lemas dari anak perempuan itu.

“Ada apa dokter?” Tanya Naura setelah keduanya cukup jauh dari tempat tidur Aleya.

“Aleya, harus segera membuat jadwal operasi.” Ucap Sean, jantung Naura seketika berdegup sangat kencang, ia pun perlahan mengepalkan kedua lenganya menyalurkan amarah yang selama ini terpendam dalam dirinya.

Amarah pada dirinya sendiri karena sampai saat ini dia belum bisa menghasilkan uang untuk biaya operasi anaknya, lagi-lagi Naura tidak kuasa menahan sesak di dadanya dengan mata yang sudah memanas ingin menangis.

“Apa kamu wanita malam itu yang di bawa boy?” Tanya Sean tiba-tiba karena sejak tadi tidak tahan ingin bertanya tentang siapa wanita yang kini sedang berbicara denganya.

.

To be continued…

Terpopuler

Comments

Ibelmizzel

Ibelmizzel

mampir Thor

2024-06-30

0

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

apa itu sean teman dr ay( ayah kandung ale)?

2024-01-12

0

aira aira

aira aira

wah

2023-12-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!