" Apa saja yang sudah kau lakukan selama aku Pergi?"
Amora mengedikkan bahunya mendapat pertanyaan seperti itu dari Rosaline, sambil terus sibuk merias wajahnya di cermin meja rias dikamar Apartemennya.
" Tidak ada," terangnya.
" Sure, my Amora?"
" Yeah."
" Huffft.... hidupmu benar benar sangat membosankan, mau aku kenalkan dengan seorang pria yang sempat kutemui waktu liburan kemarin di Hawaii?" tawar Rosaline, yang langsung ditolak oleh Amora.
" No, tidak perlu dan berhenti menggangguku dengan pria manapun Ros, karena aku tidak tertarik. Sekarang pergilah dari sini karena aku sibuk!"
Amora mendorong paksa tubuh Rosaline, teman baiknya tersebut supaya perempuan itu pergi dari Apartemennya.
Rosaline sempat menolak dan bersikeras untuk tetap disana, tapi Amora tetap memaksa karena saat itu waktu sudah pukul 01.00 siang.
Tinggal sekitar satu jam dari waktu janjian dengan Estela, perempuan yang tadi pagi menghubungi dia minta untuk bertemu dengannya di kafe.
Semula Amora masih tidak yakin untuk pergi menemui perempuan tersebut, tapi setelah memikirkannya lagi, akhirnya dia memutuskan untuk menemui perempuan bernama Estela tersebut dan mendengarkan apa tawaran Estela untuknya.
Kalau tertarik dia akan mengambilnya, tapi kalau tidak dia bisa menolaknya. Tidak ada paksaan kalau dia harus menerima sebuah pekerjaan dari seseorang kalau dia tidak mau.
Tak lama setelah Rosaline berhasil diusirnya, Amora lalu berangkat menuju tempat yang dikatakan Estela tadi dengan menggunakan mobil miliknya.
Setelah berkendara sekitar 30 menit dia sampai di kafe tempat tujuannya.
Amora berjalan turun dari mobil, lalu masuk kedalam kafe.
Dia mengedarkan pandangannya, berusaha mencari keberadaan perempuan dengan ciri ciri yang dikatakan Estela ditelpon tadi.
Di meja yang terletak sedikit ke sudut, tepatnya dibawah jendela besar Blue Cafe, tampak seorang perempuan cantik dengan rambut ikal berwarna kuning keemasan sebatas bahu, sedang duduk sendiri menatap keluar jendela.
Amora berjalan mendekat, karena ciri ciri perempuan tersebut sangat mirip seperti yang sudah dikatakan oleh perempuan yang tadi pagi menelpon dirinya.
Dari raut wajahnya, Amora memperkirakan kalau usia perempuan tersebut tidak jauh beda dengan usianya sendiri yaitu sekitar 25 tahun.
Meski selama ini dia sengaja membuat penampilannya supaya terlihat lebih tua dari usia aslinya, agar kesan yang dimilikinya sesuai dengan imej pekerjaan yang dilakukannya selama ini.
Seperti sekarang, alih alih menggunakan pakaian yang nyaman, saat siang yang cukup terik Amora memilih berpenampilan glamor dan sexy. Dengan menggunakan riasan wajah yang cukup tebal juga mencolok, yang akan membuat mata siapa saja yang melihat dirinya akan langsung menoleh. Entah itu karena kagum atau kesal, Amora tidak pernah memperdulikan penilaian orang yang menatap dirinya.
" Nona Estela," sapa Amora begitu sudah berada didekat meja tempat perempuan tersebut duduk.
Seketika perempuan cantik bergaun biru tersebut, menoleh kearah Amora dengan raut terlihat terkejut.
" Anda?!"
Amora mengulurkan tangannya kearah perempuan tersebut sebagai perkenalan.
" Saya Amora Medison, orang yang anda telpon tadi pagi."
" Oh, anda ternyata," Perempuan bernama Estela tersebut menelisik penampilan Amora sekilas, sebelum menyambut uluran tangan dari Amora.
" saya Estela Bernandez, silahkan duduk nona Amora," terang perempuan tersebut dengan suara lembut. Dan cukup ramah, ditelinga Amora yang langsung memilih duduk dihadapan perempuan tersebut.
Amora menelisik sesaat penampilan dan raut wajah perempuan cantik dengan warna rambut keemasan yang duduk dihadapannya sekarang.
Terlihat sangat cantik, anggun juga berkelas itu penilaian Amora terhadap perempuan bernama Estela Bernandez, calon kliennya tersebut. Setelahnya, dia baru mengajak Estela Bernandez untuk langsung bicara tujuan pertemuan mereka siang itu.
" Silahkan nona Estela menceritakan tujuan anda, kenapa sampai menghubungi saya tadi pagi," pinta Amora, menatap kearah perempuan bernama Estela tersebut.
Perempuan bernama Estela itu mengangguk, tapi tidak langsung bercerita, melainkan diam dengan wajah terlihat gelisah.
Melihat bagaimana sikap calon kliennya sekarang, Amora juga tidak bertanya, dia hanya diam menunggu perempuan dihadapannya tersebut mulai bicara lebih dulu.
Cukup lama Estela diam, bahkan dia sempat beberapa kali meminum minuman di gelas miliknya, dengan maksud untuk menghilangkan raut gugup yang tampak jelas diwajah cantiknya sekarang.
Selain itu, Estela Bernandez juga terlihat beberapa kali melihat ke jam cantik mahal yang melingkar indah dipergelangan tangan mungilnya, seperti orang yang sedang terburu buru.
Semua yang dilakukan Estela tidak lepas dari pengamatan Amora, tapi perempuan itu memilih diam menunggu sampai perempuan didepannya mau bicara.
Setelah hening yang cukup lama akhirnya dengan wajah masih menunduk, Estela mulai membuka suaranya lagi, meski lirih tapi masih bisa didengar jelas oleh telinga Amora.
" Saya ingin bercerai dengan suami saya nona Amora," ucap Estela pelan, seolah perkataan itu sulit dikatakannya.
" Anda sudah menikah nona Estela?" tanya Amora, untuk meyakinkan dirinya kalau apa yang dikatakan Estela benar.
Perempuan bernama Estela itu mengangguk lemah, sebagai jawaban.
" Itu pernikahan perjodohan. Karenanya saya ingin bercerai dengannya."
Amora menelisik raut wajah Estela yang tetap menunduk saat bicara dengannya.
" Sepertinya masalah kalian lebih rumit dari yang terlihat, karena itu anda berniat bercerai dengan suami yang dijodohkan dengan anda ini. Apa benar begitu nona Estela?" lagi lagi perempuan bernama Estela mengangguk.
" Tebakan anda benar nona Amora, masalah kami sangat pelik dan saya tidak sanggup menjalani pernikahan ini lebih lama lagi. Karena itu saya ingin bercerai dengan suami saya ini, tapi dia tidak mau menceraikan saya meski sudah berkali kali saya mengutarakannya."
Amora mulai memahami keinginan perempuan bernama Estela ini padanya, tapi dia bukan siapa siapa perempuan tersebut dan dia tidak berniat merasa iba, dengan kondisi pernikahan yang dialami oleh Estela, tidak sama sekali.
Kenapa? alasannya sudah pasti dia bukan penasehat pernikahan jadi, melihat ekspresi yang ditunjukan Estela sekarang, Amora mulai merasa tidak nyaman dan berniat tidak ingin berlama lama duduk disana, guna mendengarkan keluh kesah perempuan muda yang sedang mengalami problem pernikahan tersebut.
" Nona Estela sepertinya anda belum mengerti apa pekerjaan saya sebenarnya, jadi sebaiknya .."
" Saya tau nona Amora, karena itu saya meminta anda datang menemui saya," potong Estela cepat, karena melihat Amora yang sudah akan berdiri dari tempat duduknya.
" Tapi anda tidak memerlukan saya, yang anda dan suami anda butuhkan sekarang adalah penasehat pernikahan, bukan saya."
" Saya butuh anda, benar benar butuh anda nona Amora, jadi tolong jangan pergi dan dengarkan saya dulu."
Estela meminta dengan nada suara yang sangat memohon, pada Amora yang memang saat itu sudah berdiri dari kursinya meski belum melangkah pergi.
" Untuk apa nona Estela?"
" Untuk merayu suami saya, supaya dia mau menceraikan saya."
Amora terdiam dia menatap kearah perempuan bernama Estela tersebut, bermacam pertanyaan simpang siur di pikirannya, mendengar apa yang diinginkan oleh perempuan tersebut, padanya.
" Anda yakin dengan apa yang anda minta ini sekarang?"
" Tentu saja nona Amora, saya yakin. Saya akan membayar mahal anda, kalau anda bisa membuat suami saya, menceraikan saya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments