Morning sickness

Rahma bolak balik menganti posisi tidur nya,,sudah beberapa hari dia merasa tidak nyaman dengan perutnya, perubahan hormon membuatnya berulang kali memuntahkan apa saja yang ia makan setiap harinya, badannya terasa lemas, keringat dingin terus mengalir, kepalanya terasa sangat pusing, bahkan dia sudah memutuskan berbaring seharian pun tidak mengatasi kondisi tubuhnya.

Rahma melihat jam dinding, sudah pukul 4 sore, Ia memutuskan beranjak dari tempat tidur dorongan pikiran dan mulutnya menuntut kakinya untuk kehalaman belakang rumah, disana tumbuh pohon belimbing wuluh yang selalu berbuah tanpa mengenal musim, dulu disini dia dan adeknya sering main masakan bersama, mengiling batu bata, dan belimbing wuluh,,pura-pura berjualan dan bermain ibu-ibuan..

Rahma memetik beberapa buah belimbing dan memakan nya, rasa asam belimbing wuluh tidak mengecutkan lidahnya, malah dia merasa segar dan mengurangi mualnya. Tiba-tiba aksinya terhenti ketika terdengar suara lelaki yang tidak asing baginya.

“Ma…kamu sedang apa?” Ucap bayu mendapati dia berdiri dibawah pohon belimbing, ketika Rahma menoleh,buah belimbing masih tergigit rapi di antara bibirnya, tangannya berusaha menyembunyikan beberapa belimbing yang baru dia petik.

“Tidak hanya ingin memakan ini saja” ucap Rahma seadanya,kemudian pergi untuk duduk di sebuah kursi kayu panjang dengan meja besar segi empat yang memang berada dibawah pohon rambutan dibelakang rumah. Kediaman pak Gatot memang sangat asri, teras belakang rumahnya dipenuhi berbagai tananam, juga terdapat sebuah kolam ikan, halaman belakang ini yang menjadi tempat favorit Rahma dan Bayu dulu ketika mengerjakan PR bersama begitu juga dengan Nissa yang suka ikut menggangu ketika mereka belajar.

Tanpa Rahma sadari Bayu mengikutinya, dan ikut duduk disebelah Rahma tanpa rasa canggung, tapi tidak demikian dengan sikap Rahma yang terlihat jelas tidak nyaman dengan keberadaan Bayu.

“Anak Bayu nakal ya ma? Tanya Bayu sambil menatap perut Rahma membuat Rahma sedikit gerogi, dan hanya tersenyum tipis.

“Kamu pengen apa bilang ke aku aja Ma, jangan sungkan, selain iparmu aku juga sahabatmu kan?”Ucap Bayu menatap Rahma yang hanya membalas dengan diam.

“Ma,,maafkan aku..”Bayu duduk lebih mendekat ketubuh Rahma dan merangkulnya, sontak membuat Rahma refleks mengeser duduknya.

“Aku sudah memaafkanmu,sudah sangat lama, lagian aku yang salah menyimpan perasaan sendiri, dan memaksa kepadamu yang menganggapku sahabat, lupakanlah”ucap Rahma yang belum juga mampu menatap mata lawan bicaranya.

“Lalu kenapa kamu menjauhiku, kenapa kita tidak bisa seperti dulu? Aku merasa kita seperti asing, aku rindu sahabatku yang dulu ma”

“Memaafkan mungkin bisa cepat Bay, aku yang harus memaafkan diriku sendiri, melupakan dan membalikan semua seperti sedia kala mungkin susah, dulu aku bersikap lebih dari diriku karena pernah menyukaimu, tapi sekarang tidak ada alasan ku menjadi Rahma sesuai keinginanmu karena rasa itu sudah lama pergi, sekarang kau dan aku adalah ipar,,aku kakakmu, dan sebagaimana kakak ipar dan adik ipar harus ada batasan yang dijaga, kamu paham agama pasti mengerti maksudku”

Perasaan Bayu begitu teriris mendegar perkataan Rahma, apalagi ketika Rahma mengatakan tidak menyukainya lagi, dan mereka adalah saodara ipar yang memiliki batasan, sedih yang tidak bisa digambarkan dan dikatakannya, dia kehilangan sosok sahabat, wanita yang ceria,berani berdebat dengannya, selalu memberikan saran,bergelut, tertawa dan selalu ada untuk setiap masalahnya. Meskipun Nissa istri yang baik, cantik dan lembut bahkan penurut apapun perkataan Bayu,Nissa akan menyetujuinya mereka jarang berdebat, ketika Bayu marah Nissa selalu mengalah dan meminta maaf deluan,hubungan mereka sangat harmonis, tapi Bayu merasa hampa dengan hubungan yang datar dalam pernikahannya.

Setelah suasana hening diantara mereka, tiba-tiba Rahma kembali memuntahkan semua makannya..

“Huek..huek”

Bayu terkejut dan segera menepuk-nepuk pelan pundak Rahma, wajah Rahma memerah menahan sakit, muntahnya tak kunjung berhenti, kepalanya mulai sempoyongan dan dia tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.

Ketika dia terbangun sudah berada dikamarnya, entah sudah berapa lama dia pingsan, lampu kamarnya masih padam, tetapi cahaya matahari menembus tirai kamarnya memberi tahu jika ini sudah senja.

Segelas air berada tepat dimeja kecil disamping tempat tidurnya, Rahma bangun dan meminumnya, dalam hatinya bertanya-tanya siapa yang menggangkatnya kekamar, dia merasa aroma yang tidak asing melekat dipakainya, farfum yang masih sangat familiar baginya, mungkinkah Bayu??

Tiba-tiba perasaan Rahma menjadi tak menentu, ah sudahlah ini hanya kondisi terdesak, siapapun yang melihat wanita hamil pingsan pasti akan menolongnya apalagi ipar sendiri, dan akupun menggandung anak mereka, pikir Rahma menenangkan ketegangan dirinya.

Sementara Bayu masih teringat bagaimana tubuh Rahma ambruk dipelukannya,bibir pucat,muka terlihat sangat memerah,rambutnya yang panjang berantakan serta bulu mata nya yang begitu Lentik, sudah lama dia tidak bisa memandang wajah sahabatnya itu. Pertama kali dalam hidupnya dia merasa Rahma ternyata begitu cantik,.ketika membopong Rahma dia merasa kedekatan intim diantara mereka, tubuh Rahma yang hangat,pinggangnya yang ramping, dan kancing bajunya yang sedikit terbuka mengekpose leher putih berjenjang milik Rahma, sebagai lelaki perasaan yang sulit Bayu gambarkan, dia seketika menyadari sahabatnya itu seorang wanita yang memiliki daya tarik, apalagi ketika Ibu meminta Bayu meletakan Rahma di kamar tidurnya, jantung didadanya berdetak lebih kencang dari biasanya.

Bayu melihat kamar yang sering dia datangi dulu, tempat dimana mereka belajar bersama, main gitar, membaca koleksi buku Rahma, bahkan Rahma rela pindah tidur siang kekamar Nissa ketika Bayu ketiduran dikamarnya. Tidak ada yang berubah semua masih dalam posisi yang sama, hanya beberapa foto kebersamaan mereka tidak terlihat lagi terpajang didinding kamar Rahma. Hati Bayu menjadi sakit mengetahui Rahma sudah menyingkirkan foto-foto mereka, berulang kali dia menyakinkan dirinya “what wrong with u bayu??!!” Sekarang dia iparmu kenapa kamu??

“Hey mas kenapa melamun” tegur Nissa yang baru pulang dari kerjanya

“Kamu pulang kok senja sekali, lembur???tanya Bayu

“Ia mas, biasa ada rapat anggaran, semua dilimpahin ke timnya aku” ucap Nissa sambil membuka jilbabnya dan duduk santai disebelah Bayu.

“Mas udh kerumah ibuk???gimana mbg Ama?”

“Kasian dia, sepertinya dia mabuk berat, tadi ama pingsan, kebetulan mas lagi ada disana jadi mas tolongin,”

“Wah bagus donk mas, kalo kata temen-temen yang udh pernah hamil, itu tanda-tanda hamil nya baik mas” ucap Nissa bersemangat

“Ya..mudahan ya Nis, semua lancar, biar pengorbanan Ama ga sia-sia”

“Loh kok mas ikutan baper”nissa tertawa melihat ekspresi suaminya

“Ga tahu ini, beberapa hari ini mas bawaan perasaan kok sedih terus y, malas makan juga, mungkin banyak kerjaan”

“Lohhh jangan-jangan mas ikutan ngidam, dari sumber-sumber buku yang Nissa baca, ngidam bukan hanya si ibu lo mas, tapi bisa ayahnya juga berarti ikatan batin anak kita sama mas kuat” ucap Nissa tertawa lepas.

Perkataan Nissa membuat Bayu terdiam, oh mungkin inilah jawaban dari kegalauan hatinya, keintiman perasaannya terhadap Rahma hanya karena buah hatinya berada di rahim Rahma.

Tiba-tiba dia tertawa kecil sendiri, sambil mengeleng-geleng dan berguman dalam hati,”Bayu..Bayu mana mungkin kamu sempat berfikir apakah kamu mencintai Rahma setelah sekian lama” bulsittt..

“Nah kan tertawa sendiri, ayo mandi bersama” ucap Nissa centil menarik tangan Suaminya🤭😊

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!