Minggu pagi..

“Bagaimana Bu?? Tanya dokter Dimas melihat Rahma yang sudah siap terbaring diruang khusus setelah melewati beberapa kali suntikan dirahimnya inilah tiba saatnya Rahma menerima transfer embrio untuk keponakannya..

“Ya dokter” sahut Rahma pelan,

Muka Rahma terlihat begitu tegang, dokter memberi sedikit candaan agar mengurangi rasa gerogi karena proses transfer embrio ini Calon Ibu tetap dalam keadaan sadar.

Keahlian dokter Dimas memang tidak diragukan dibantu 2 perawatnya dia terlihat sangat teliti, cekatan dan pintar, hanya 10-15 menit berlangsung tapi sakit yang Rahma rasakan seperti telah berjam-jam,setelah proses selesai, Rahma diminta diminta beristirahat terlebih dahulu, seorang perawat datang memasangkan kateter untuknya.

“Bu Rahma mohon maaf buang air kecilnya dibantu alat dulu ya untuk sementara sampai dokter mengizinkan sudah boleh pulang” ucap perawat

“Baik sus” ucap Rahma sambil memejamkan matanya berusaha berisitirahat.

“Mbak..Mbak” sayup-sayup terdengar suara Nissa ditelingga Rahma, Ia membuka matanya melihat Bayu dan Nissa sudah berada didekat tempat tidurnya begitu pula dengan Ibu.

“Mbak sudah bangun, kita sudah boleh pulang mbak,” ucap Nissa memeluk tubuh kakaknya

“Iya..” kata Rahma tanpa basa basi, tangan Rahma dibantu pegang oleh Ibu dan Nissa tapi Ia menolaknya.

“Ga usah dek, ga ush bu, Aku bisa sendiri, jangan khawatir kata dokter tidak apa-hanya tidak boleh melakukan kegiatan yang terlalu berat, kalo hanya berjalan Aku bisa sendiri”

Seketika itu Ibu dan Nissa melepas pegangan tangannya. Mereka menyadari mungkin Rahma masih kesal kemauan Ibu untuk kepentingan Nissa.

Bayu tidak memberikan komentar apapun, dia dengan sigap menuju parkiran dan menjemput mereka didepan lobby rumah sakit, setelah konsultasi dengan dokter, keberhasilan bayi tabung bisa dilihat kurang lebih dua minggu lagi.

“Ndok kamu ga usah kelondry dulu ya?kn ada Satria orang kepercayaanmu” pinta Ibu pada Rahma

“Iya mbg, mbg istirahat saja dulu ya, nanti mas Bayu dan Nissa bantu lihat-lihat bisnis mbak,bisa ya kan Mas? Tanya Nissa pada Bayu sambil bergelayut manja dilegan suaminya yang sedang menyetir, yang dibalas hanya dengan anggukan sementara Rahma tidak merespon apapun hanya diam saja.

“Bu Nissa sudah membelikan juga buah-buahan, vit dan beberapa snack dikulkas, jadi Ibu ga usah repot, untuk makan mbak Ama, Nissa udah pesankan khusus, br mbak Ama bs fokus saja istirahat dan makan sehat, nanti kalo Mbak Ama ada kepingin apa bisa pesan Nissa ya”tambah Nissa ditengah dipercakapan mereka.

“Oalah lihat adikmu Ma,sangat bersemangat dan berharap padamu, semoga kamu bisa menjaga amanah mereka ya,ucap ibu sambil mengelus perut Rahma.

Sementara Rahma hanya menatap keluar jendela, ntah perasaan bagaimana yang Ia rasakan harus sedih atau senang berkorban kembali membantu adik kandungnya.

Sesampainya dirumah Nissa dan Bayu berpamitan sementara Rahma masuk menuju kamarnya tanpa mengucapkan sepatah apapun kepada Ibu.

Ibu hanya menghela nafas dia tahu pasti berat bagi Rahma mengorbankan rahimnya untuk adeknya, tapi sebagai Ibu juga tidak tega kalo putri bungsu kesayangannya harus dimadu.

Rahma mengelus-elus perutnya sambil berkata dalam hatinya “jika kamu lahir dari rahimku menjadi bayi kecil yang dicintai semua orang, apakah kamu juga akan mengingat dan mencintaiku?? Atau kamu juga akan HANYA lebih memilih Nissa sebagai Ibumu, hanya NISSA” Ucap rahma lirih

Tak terasa air matanya menetes🥲

Hp Rahma berbunyi berkali-kali, Ia membuka pesan dari Nissa mengigatkannya agar banyak minum, dan selalu bahagia, karena Ibu yang sedih bayinya juga akan sedih, membaca pesan dari adeknya, Rahma hanya tersenyum kecut.

Pesan berikutnya dari Satria mahasiswa semester akir kepercayaannya yang bekerja sambilan dilondrynya, melihat susahnya hidup Satria membuka hati kecil Rahma menerimanya sebagai karyawan part time, Satria tampan,lucu, dan juga pekerja keras, dia sering sekali menggoda Rahma dengan candaannya.

“Calon Ibu muda perawan udah dirumah kah??” Tulis pesan singkatnya kepada Rahma, memang Satrialah yang menasehati Rahma untuk legowo disaat Rahma bercerita keluh kesahnya.

“Hmmm kenapa anak kecil?gimana londry aman???balas Rahma

“Allhamdulilah mbgku balas juga, aman mbg,cuma hati ini ga aman, beberapa hari ga denger omelan mbg heheheeh” balas Satria

“Kamu ini yo aneh dek,suka diomelin..kenapa tanya mbg dirumah??” Ucap Rahma

“Ini mbg hari ini banyak bgt yang bayar cash..Aku takut aja pegang uangnya, mau transfer apa anter kerumah mbg aja ya?? Balas satria yang dipercaya mengelola bagian keuangan sesuai jurusan perkuliahannya akutansi.

“Udh kamu transfer aja kerekening mbg ya..bca..lewat atm setor tunai aja, hati-hati..” balas Rahma

“Siap mbgku!!!sehat selalu mbg! Adik kecil mu menunggu di markas ya😜balas Satria dengan emotin menggoda

Membuat mood Rahma sediktit membaik..terkadang mereka memang menghabiskan waktu bersama sekedar nonton, makan, bercerita bahkan sharing masalah skripsi, Rahma yang cerdas sangat banyak membantu Satria.

Dan itupun menjadi masalah bagi Bapak dan Ibu mereka tidak suka Rahma deket dengan orang yang tidak jelas bibit,bebet,bobot, dan menjadikan bayu suami adiknya menjadi tolak ukur lebih dalam mencari jodoh Rahma.

“Jangan terlalu akrab ndok..dia masih kuliah kamu udh kepala 3 ingat usiamu,jangan habiskan waktu bermain-main dengan tunjuan orang ga jelas” ucap Ibu ketika Satria menghantar Rahma pulang, ditambah Bapak yang tidak sedikitpun merespon salam dan pamit Satria setiap datang dan pergi.

Padahal bagi Rahma, hanya menggangap Satria adalah adek, hal konyol berlebihan yang dikhwatirkan orang tuanya.

“Jodoh Ama??Ama yang tahu Buk, ya kalo belum waktunya kita pasrah saja, akan ada jodohnya, ya kalo ga ada jodohnya berarti garis tangan belum beruntung mungkin dikehidupan berikutnya” ucap Rahma kala itu mematahkan omongan ibunya.

“Kamu itu kalo dibilangin denger, lihat Nissa adekmu pintar memilih jodoh, hidupnya gimana?berkecukupan keluarga nya terpandang, membanggakan Bapak Ibuk, diusia segini bukan lagi bermain-main, ingat umur orang tua sudah tua juga ingin melihat kamu menikah!!bukan jadi gujingan tetangga!”ucap Ayah pergi setelah mematikan rokoknya

Seketika Rahma yang sedang membaca buku diruang keluarga kehilangan moodnya!!ya dia ingin menikah!ingin pergi dari rumah ini! Ingin mandiri! Dan tidak ingin lagi dibanding-bandingkan dengan adeknya.

Tapi sekarang sirna siapa yang ingin menikahinya, bukan gadis belia dua puluhan lagi, dan juga akan menjadi ibu pengganti, hormon kehamilan tentu menuntut tubuh rahma juga ikut berubah! Pikiran Rahma kacau memikirkan bagaimana bentuk tubuhnya setelah dia melahirkan.

Terpopuler

Comments

Frida Fairull Azmii

Frida Fairull Azmii

sedih bgt klo d posisi Rahma😮‍💨

2023-11-29

0

Thảo nguyên đỏ

Thảo nguyên đỏ

Penggambaran luar biasa.

2023-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!