Bab 2

Nada memakai gaun yang dia ambil dari lemari, dari tingkat warnanya ia tau baju ini sudah di pakai berkali-kali. Biasanya nada memakai baju mahal dan glamour, semua barangnya tidak pernah ia gunakan lebih dari tiga kali.

Namun hari ini, nada harus memakai pakaian yang entah merek darimana, mulai dari model sampai warnanya ini sangat jauh sekali dari selera nada.

Akibat terlalu sering disiksa dan dipukuli, setiap jengkal tubuh nada dipenuhi bekas luka yang sudah menghitam, kedua kaki jenjang nya banyak bekas luka memanjang, cakaran dan lebam.

Tangan nada sedikit gemetaran, bagi seorang pecinta gaun dan pakaian seksi sepertinya, kecacatan seperti ini merupakan kesalahan yang sangat fatal sekali. Bagaimana ia akan memamerkan kecantikannya jika kulitnya dipenuhi bekas luka sebanyak ini, tiga tube concealer mahal pun tidak akan sanggup menutupinya.

Nada menatap kakinya dengan kesal seraya berkata. "Apa gunanya aku hidup kembali, memiliki identitas dari gadis bodoh ini ditambah tubuh jelek dan kurus, ini Sebuah penghinaan untuk ku. "

Malam ini nada tidak bisa tidur, otaknya sedang berfikir bagaimana ia bisa memperbaiki hidupnya, lalu merebut kembali apa yang harus menjadi miliknya. Omong-omong tentang 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 nada teringat dengan identitasnya sebagai clarissa, ia memiliki banyak aset yang disembunyikan, besok ia harus mencari tau, apa ada wanita bernama clarissa richardo.

Hingga keesokan harinya, ketika suara burung bernyanyi menyambut pagi, nada pun terbangun dengan perasaan yang lebih lega. Sekali lagi ia melihat kesekitar kamar, memastikan kejadian semalam bukan lah sebuah mimpi.

"Transmigrasi!!perpindahan jiwa!!baiklah nada, kau beruntung mendapatkan jiwaku. "Ucap nada menyeringai.

"Ck... Aku hancurkan juga nih rumah. " Decak nada ketika matanya melihat bekas luka dipergelangan tangannya emosi nya kembai tersulut.

Ceklek...

Pergerakan nada terhenti saat pintu kamarnya dibuka seorang wanita muda yang menggunakan seragam pelayan, ia menghampiri nada dengan wajah seorang ibu tiri yang kejam.

"Segeralah keluar, nona besar daisy menunggu mu dimeja makan. "Wanita yang nada ingat bernama maya itu menatap tajam kearah nya.

Nada mengerinyit, 𝘯𝘰𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘪𝘴𝘺?Ya jika itu dirumahnya tidak masalah, tetapi ingatlah dimana dia sekarang?

" Kau tuli? Pergi keluar sekarang! "Ulang pelayan itu dengan wajah garang.

"Aku tidak tuli tapi kau yang tuli! " Jawab nada dengan tegas.

Maya kaget mendengar jawaban tak biasa dari nada. Seingatnya sejak setahun lalu dia mulai bekerja, nada merupakan gadis penurut dan penakut. Mana pernah dia berbicara dengan nada kasar begitu apalagi sorot matanya yang tajam.

Walau pun dia sudah tau kondisi sebenarnya, bahwa pemilik rumah sesungguhnya adalah nada, tetapi yang menguasai rumah dan segala asetnya saat ini adalah nyonya tika, tentu dia harus tunduk pada orang yang menggajinya.

Maya menyipitkan mata mencari dan menyelidiki apa yang salah dari gadis ini, kenapa sikapnya tiba-tiba berubah, apa dia terlalu lunak tadi? Benar, pasti begitu. Maya berargumen sendiri dalam pikirannya.

Wanita muda yang berambut coklat pendek sebahu itu berjalan menghampiri nada, tangannya terangkat hendak menjambak rambut gadis itu. Oh, tidak kau salah orang maya dia bukan lagi nada yang biasa kau tindas, dia adalah clarissa seorang gadis pemegang sabuk hitam, tamat lah riwayat mu.

Syuutttt...

"Argh... "Pelayan berkulit coklat itu berteriak kesakitan ketika tangannya diputar kebelakang oleh nada. Ia mendorong tubuh maya kedepan hingga membentur pintu.

" Tangan ini akan patah jika kau berani berteriak. "Ancam nada ketika melihat maya membuka mulut.

Maya menangis ketakutan, meskipun secara usia dia lebih tua dari nada tetapi secara fisik nada memiliki tubuh tinggi, dan kekuatan nya sangat kuat, otak maya berputar dan berfikir bagaimana dia bisa membalik kan keadaan ini.

"Jangan berfikir kau bisa melawan ku, aku akan menghancurkan hidup mu sampai kau berlutut memohon untuk dibunuh. " Kalimat ancaman kali ini sukses membuat tubuh maya gemetar, tanpa ia sadari celana nya basah saking ketakutan.

"Ck... Kau mengotori kamarku? "

Getaran tubuh maya semakin intens, dia menggigil seakan sedang berada dihamparan salju yang luas. Nada mendorong maya kesamping, wanita itu terjatuh membentur sisi ranjang dan mengenai kepalanya, untungnya tidak sampai berdarah, tapi author pastikan dahi nya yang berjerawat itu akan muncul benjol yang besar.

"Bersihkan seluruh kamar ini sampai tidak ada debu secuil pun, juga ganti seprai jelek ini dengan yang lebih bagus. " Perintah nada yang cepat diangguki oleh maya. "Jika kau berani kabur. " Maya yang merangkak keluar pintu langsung berhenti, ia menoleh kebelakang.

Sreeeet...

Nada memperagakan seolah ada pisau ditangannya dan mengarahkan keleher dengan gaya menggorok. Maya meneguk ludah ia menggeleng kan kepala air matanya berebutan untuk keluar.

"Cepat bersihkan. " Hardik nada dengan suara meninggi. Maya merangkak dengan cepat, ia baru berdiri setelah berada diluar kamar, dengan berpegangan Pada dinding maya berjalan mengambil kain pel, sebelum itu dia harus mengganti baju terlebih dahulu.

Seperginya maya mengambil kain pel, nada bersiap untuk turun kebawah menemui 𝘯𝘰𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 yang dikatakan maya tadi, nada juga sedikit penasaran seperti apa penampakan gadis yang digadang-gadang sebagai wanita tercantik se perumahan ini.

"Let's go, kita lihat secantik apa angsa putih itu. " Ucap nada bersemangat.

***

"Siapa yang menyuruh mu duduk? " Seorang gadis berkulit putih, hidung mancung dan bermata sipit. 𝘉𝘢𝘣𝘺 𝘧𝘢𝘤𝘦 ya, kau memang cantik dan pandai merawat diri, tapi sayang, memiliki otak yang dangkal gumam nada.

"Kau tuli? " Suara daisy meninggi dengan mata melotot. Nada berdecak kesal dalam hati, ada apa dengan orang-orang ini, kenapa suka sekali meneriaki nya tuli.

Daisy bangkit dari duduknya hendak menghampiri nada, namun ia terlonjak kaget karena nada langsung jatuh bersimpuh dibawah kaki daisy. "Maaf kan kelancangan saya nona besar. " Nada terisak dengan air mata palsu. Dia harus mencubit pahanya dulu agar air matanya keluar.

Daisy terheran dengan sikap nada, walaupun selama ini ia menyiksa nada tidak pernah sekalipun dia menyuruh nada sampai berlutut apalagi memanggilnya nona besar, tetapi ia juga senang akhirnya sepupu bodohnya ini sadar siapa yang lebih pantas dipanggil nona besar.

"Bagus lah kalau kau tau diri, berdirilah dan siapkan sarapan, sebentar lagi aku akan pergi berbelanja. " Ucap daisy dengan wajah pongah, dagunya terangkat dengan kedua tangan berlipat didada.

Kesombongan daisy langsung lenyap ketika sebuah suara tak asing terdengar dari luar , teriakan itu membuatnya langsung membeku.

"Kenapa kau berlutut? Ya tuhan apa yang terjadi pada mu? " Seorang pria paruh baya, menatap nada dengan wajah terkejut. Tangan nada terangkat hendak mengusap air matanya namun sambil menyelam minum air, nada yang licik dengan sengaja tangannya itu menarik sedikit dress selutut nya hingga menampakan paha nada yang penuh luka lebam.

Mata pria itu melotot tajam melihat paha nada, seketika dadanya kembang kempis menahan marah.

"Tikaaaaa!!! "Teriakan pria itu menggetarkan seluruh rumah.

Saat ini diruangan yang cukup besar nada dan tiga orang lain nya duduk berhadap-hadapan. Kartika wanita yang tak lain adik kandung mama nada, dan samuel hadiwijaya orang tua kartika dan mama nada berarti pria tua ini adalah kakeknya.

Kartika melotot kan matanya kepada nada, sejujurnya nada tidak takut, tetapi mengingat dia yang sedang berakting jadi nada harus memainkan perannya dengan baik.

Bruk. . .

" Maaf tante, aku lupa kalau aku tidak boleh duduk diatas sofa. "Ucap nada menatap tika dengan takut-takut.

Tika dan daisy saling tatap, dari raut wajah mereka sudah terlihat keterkejutan, wajah mereka berubah pias ketika samuel menatap mereka berdua dengan mata membunuh.

" Apa-apaan ini tika? "Samuel langsung menarik tangan nada agar cucunya itu duduk kembali diatas sofa, akan tetapi tubuh nada bergetar hebat, matanya melihat kearah tika seolah meminta izin apa boleh dia duduk disana? Tika merasa geram dengan sikap nada yang seperti sengaja melakukan ini didepan samuel.

" Ayah, aku tidak tau kenapa nada seperti ini, aku tidak pernah melarang nya duduk disofa. Ayah sendiri tau kan aku menyayangi nada seperti anak ku sendiri. "Tika mencoba menjelaskan kepada samuel. Suaranya begitu pelan setiap kata yang ia lontar sangat lembut dan berhati-hati.

Samuel mendesah pelan, lalu kembali menatap nada. " Bagaimana kau tidak tau apa yang terjadi dengan nada? Bukan kah alasan kau disini untuk merawat dan menjaganya? "

"Ayah tenang lah, darah tinggi ayah bisa kumat kalau terus marah-marah. "Ucap tika sok perhatian sedangkan dalam hatinya ia mengumpati ayahnya.

Samuel menghela nafas berat, pria tua itu merindukan kedua cucu yang dia sayangi, tetapi baru saja mencapai pintu ia sudah mendengar suara daisy meneriaki nada, begitu ia masuk lebih dalam kedua cucunya sedang berhadapan dalam tampilan berbeda, yang satu berdiri bersedekap dada bak majikan yang satu berlutut seperti pelayan.

"Kalau begitu coba kamu jelaskan dari mana semua luka ini berasal. " Samuel menunjuk kearah nada, pipi gadis itu masih sedikit bengkak dan membiru.

Tika dan daisy tercekat, bagaimana dia harus memulai.

***

Terpopuler

Comments

Madia Normadia

Madia Normadia

pantas nada mati sebap semua kotoran dia makan namanya juga bodoh..

2023-10-02

1

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣

2023-09-30

0

Cahaya yani

Cahaya yani

ayo lnjut thooorr

2023-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!