Isaac Christopher

"Lan, liat deh keluarga Abbe.. impian banget ga sih. Good looking, good rekening, baik-baik. Ngebet pengen jadi menantunya nih hihi" bisik Disti pada Lani yang duduk di sampingnya.

"Buruan gih momen yang tepat nih buat ngasih tau ke semua" bisik Lani juga.

"Yee ngawur. Yang ada malu tau, mau ditaruh dimana nih muka..Lani ih" kata Disti sedikit sebal sambil menyenggol lengan Lani.

Lani hanya tertawa mendengar jawaban Disti. Mereka berdua tak sadar kalau sedang diperhatikan oleh Isaac dari ujung meja.

"Oh ya Ayah, Ibu sama Kak Isaac lama kan disini. Kita jalan-jalan dulu yaa keliling kota Jakarta, ke Monas, Ancol, ok?" ujar Abbe.

"Ayah sama Ibu disini mungkin satu Minggu aja Bbe, Kak Isaac bisa agak lama disini. Kamu inget kan dulu Kakak pernah punya teman di Bandara, Kakak ada perlu sebentar" ujar Isaac.

"Iya Bbe, kita ga bisa lama-lama disini. Ayah masih harus mengurus management trainee, kebetulan toko pastry kita perlu beberapa pegawai baru" kata sang Ayah.

"Abbe, mana teman mu yang sering kamu ceritakan sama Ibu, dia ada disini?" timpal Ibu Abbe.

"Tentu saja Bu, namanya Lani Utami" jawab Abbe.

(Uhuk uhuk uhuk)

Tak sengaja Disti keselek, dengan sigap Lani memberinya segelas air minum.

"Pelan-pelan Dis, ini minum dulu" kata Lani sambil menepuk-nepuk punggung Disti.

"Kak Isaac hai..kenalin namaku Runi, dari dulu nih ya Ka aku pengen banget bisa bahasa Belanda. Ajarin Runi dong Kak hehe?" kata Runi.

"Ok, boleh" jawab Isaac santai.

"Yes, minta nomor WhatsApp nya boleh Kak?" tanya Runi.

"Boleh ini ya,.." ujar Isaac sembari menyodorkan ponselnya.

Masih di meja makan, mereka masih menikmati dessert atau menu penutup mulai dari jajanan pasar seperti klepon, dan dessert khas Belanda ada panekoek, vlaai, appelflap.

Dalam batin Isaac berkata

"Ternyata gadis itu bernama Lani pantas saja, dia terlihat cantik, manis..begitu sempurna" gumamnya dalam hati sambil tersenyum menatap kearah Lani.

______

Setelah seminggu kemudian orang tua Abbe berpamitan untuk pulang ke Belanda. Sementara Isaac tetap tinggal untuk beberapa hari kedepan. Saat itu Lani, Abbe, Mang Aan dan Isaac mengantar ke Bandara. Disti yang juga sudah usai masa liburannya kembali ke Jogja.

"Eem Mang Aan saya titip Abbe lagi ya, katanya pengen kuliah di Indonesia bareng temen-temennya disini" pesan Ayah Abbe.

"Siap Mas, saya sangat senang. Jadi saya tidak sendiri lagi. Saya pasti jaga Abbe" jawab Mang Aan senang.

Setelah berpamitan dan pesawat sudah take-off mereka kembali pulang.

"Bbe soal yang semalam, emang iya kamu sering cerita soal aku ya" tanya Lani.

"Iya. Kan kamu yang paling deket sama aku. Dan ya aku sengaja kuliah disini karena pengen deket kamu terus hehe" jawab Abbe meringis.

"Pantes aja kamu mohon-mohon sama Ayah buat balik ke Indonesia, hemm dasar adikku ini" timpal Isaac.

"Kak Isaac temennya beneran ada di Bandara ini ya?" tanya Lani.

"Astaga hampir aja lupa, untung kamu ingetin Lan. Oh iya boleh minta tolong sekalian anter Kak Isaac?" timpal Isaac.

"Anter kemana Kak?" tanya Abbe.

"Jadi Kakak dulu pernah ditolong sama seseorang. Kami sempat komunikasi lewat sosmed. Dia seorang marshaller, dalam waktu dekat ini katanya dia mau menikah. Dia tahu kalau Kak Isaac lagi di Indonesia, jadi dia undang Kakak untuk hadir di pestanya. Dia bekerja di Bandara Soekarno-Hatta, malam ini dia selesai bekerja mau ketemu Kak Isaac sekalian mau diajak nginep" jelas Isaac.

"Em marshaller ya, yaudah kita tunggu disana aja Kak Isaac" ujar Lani sembari menunjuk.

Tak lama kemudian teman yang dinanti Isaac pun datang. Lani, Abbe, dan Mang Aan berjalan keluar Bandara.

"Mang Aan, Abbe mau pergi bentar sama Lani ya. Mang Aan ga papa kan pulang sendirian naik motor" ujar Abbe.

"Hati-hati ya kalian berdua, jangan terlalu larut pulangnya, Mang Aan duluan ya" ucap Mang Aan sembari memakai helm dan berlalu pergi dengan sepeda motornya.

"Kita mau kemana Bbe ?" tanya Lani penasaran.

"Ada deh ke suatu tempat. Kali ini biar aku yang bawa motornya ya, kamu duduk di belakang ok !" jawab Abbe.

Mereka pun pergi menuju ke suatu tempat.

"Kita ga bakal nyasar kan Bbe? Hem awas aja ya kalau salah jalan. Eh Bbe emang Kak Isaac belum nikah ya?" tanya Lani.

"Belum. Kenapa memangnya?" tanya Abbe lagi.

"Ooh ya ga papa sih. Dia mirip salah satu dosen di kampus. Dosen bahasa asing hehe" jelas Lani.

"Hehe ganteng kan Kak Isaac. Kamu tahu ga Lan dia itu pernah jadi model di buku majalah loh. Sebenarnya banyak kok temen wanita yang dekat sama Kak Isaac, tapi katanya masih pengen fokus dulu bantuin bisnis Ayah. Kamu juga Lan, kenapa ga ikut casting jadi model. Kamu itu cantik, tinggi, pokoknya nih ya menurut aku kamu cocok jadi model tau" timpal Abbe.

"Lani Utami udah jadi model tau Model beauty skincare di spanduk depan rumah Mbuk" lawak Lani.

"Haha kamu nih ya Lan ada-ada aja, dari dulu ga berubah, lucu" kata Abbe sambil tertawa.

Tak terasa mereka pun sampai di Taman Penerbangan.

"Kenapa kamu ngajak aku kesini Bbe?" tanya Lani.

"Biar fresh aja hehe, oh ya kamu suka engga tempat ini. Dulu sih Mang Aan pernah ngajak aku kesini, damai suasanya menurutku" ujar Abbe.

"Iya Bbe aku suka ko" kata Lani.

Mereka terlihat sangat menikmati suasana sembari melihat lalu lalang orang yang sedang berjalan. Ternyata dibelakang tempat Lani dan Abbe duduk ada Devi bersama pacarnya, Niko. Melihat momen itu dengan sigap Devi mengeluarkan ponselnya, memoto dan memvideokan lalu mengirimnya kepada Disti. Hal yang sama yang pernah ia lakukan hingga membuat Lani dan Disti salah paham. Sayangnya Lani sama sekali tak menyadari keberadaan Devi karena masih fokus mengobrol dengan Abbe.

"Aku besok pengen punya istri orang Indonesia aja ah" cetus Abbe.

"Ha? boleh-boleh, setuju ide bagus itu Bbe. Aku punya rekomendasi" kata Lani.

"Rekomendasi apa sih Lan haha emang dikira mau ke destinasi wisata pake rekomen segala haha Lani Lani. Aku mau ngomong sesuatu nih sama kamu" cetus Abbe.

"Apaan? ngomong aja" seru Lani.

"Kamu tau kan dari dulu kita temenan semenjak aku ikut Mang Aan ke Tangerang, kalau ga salah dari aku jadi murid baru pas SMP ya. Ditambah lagi kita tetanggaan, sering ketemu kadang juga main bareng temen-temen yang lain. Kamu ngerasain ga Lan, apa yang aku rasa?" ujar Abbe.

"Iya aku tau apa yang kamu rasa Bbe, pasti kamu seneng kan, tambah betah kan disini makanya sampe balik lagi. Apakah begitu Mas Bule, benar seperti itu, iya kan? hayoo" ujar Lani.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!