Keluarga Abbe

Sepertinya Mang Aan baru saja mengobrol dengan seseorang lewat ponselnya. Ia memberitahu Lani bahwa keluarga Abbe sudah pesan tiket pesawat menuju Indonesia.

"Yess.. alhamdulillah" ucap Lani sambil menghela nafas.

"Mbuk.. sini Mbuk, Lani mau kasih tau Mbuk kalau besok Abbe ulang tahun. Barusan Lani minta tolong Mang Aan buat ngehubungi orang tua Abbe di Belanda biar bisa datang kesini. Lani pengen kasih kejutan yang spesial pokoknya hehe !" ujar Lani kepada Ibunya.

"Boleh tuh. Ide bagus Lan. Mbuk masakin ya. Mbuk buatin menu-menu kesukaan Abbe, gimana?" kata Ibu Lani sumringah.

"Abbe suka banget sama sate ayam Mbak, biar besok saya bawakan ayamnya yang sudah dipotong kemari" sambung Mang Aan.

_______

Sementara itu, Disti dan Abbe masih terlihat mengobrol berdua di teras rumah Mang Aan.

"Bbe makasih ya" kata Disti kepada Abbe.

"Em? buat apa?" Abbe balik bertanya.

"Kamu masih inget nama lengkap aku kemarin. Ko kamu tiba-tiba balik ke Indonesia Bbe, bukannya kamu juga lagi kuliah ya di Belanda" ujar Disti.

"Oh itu..aku juga hafal ko nama lengkap Lani..eh maksudnya teman-teman yang lain juga sampe sekarang aku masih hafal. Nama lengkap Satrio, Weni, Runi" jelas Abbe.

(Dalam hati Disti sambil mencuri pandang ke wajah Abbe)

"Kamu tau ga sih Bbe isi hatiku, rasanya aku udah ga sanggup nahannya. Aku pengen bilang ke kamu, aku pengen ungkapin semuanya"

Lain halnya dengan Abbe yang masih setia menatap rumah Lani berharap segera ada yang nongol. Dari kejauhan terlihat Mang Aan diikuti Lani dibelakangnya menuju kearah mereka berdua. Setelah selesai, Lani mengajak Disti untuk pulang.

"Gimana Lan, berhasil?" bisik Disti penasaran.

(Lani hanya mengangguk dan tersenyum kearah Disti)

____

Sekitar pukul 04:00 WIB, Mang Aan mengabari Disti lewat media WhatsApp kalau keluarga Abbe sudah sampai Bandara Soekarno-Hatta. Keluarga Abbe langsung menuju hotel untuk beristirahat sampai menunggu waktu tengah malam nanti.

Sejak mulai jam satu siang rumah Lani begitu sibuk. Dimana beberapa orang terlihat keluar masuk. Begitu juga dengan Lani yang seperti biasanya mengantar pesanan COD ke pelanggannya dan juga ikut mempersiapkan acara untuk Abbe. Tak lupa ia juga mengabari temannya yang lain untuk menghias halaman depan rumah Lani. Sementara Mang Aan setelah pagi berjualan di pasar, ia sengaja mengajak Abbe untuk berjalan-jalan dan makan diluar sampai nanti dapat informasi dari Lani untuk pulang. Tak lupa Mang Aan mengirim nomor WhatsApp orang tua Abbe agar Lani nanti bisa memberitahu mereka untuk datang serta ikut memberikan surprise pada anaknya.

Tiba waktu yang dinanti-nanti, semua orang telah siap. Begitu juga dengan Lani dan Disti yang terlihat sangat cantik menggunakan dress. Sebenarnya Lani sangat tidak nyaman memakainya, maklumlah kalau masalah pakaian Lani lebih suka model potongan kaos dan celana. Sewaktu di mall kemarin Disti sengaja membeli dua dress, yang satu ia berikan untuk Lani.

Semua menu makan kesukaan Abbe pun tertata rapi di meja persegi panjang muat untuk 10-12 orang tak lupa sate ayam rekomendasi Mang Aan. Semua semakin terlihat sangat indah berkat kerja sama yang baik.

Lani sudah mengirimkan peta lokasi rumahnya dan meminta keluarga Abbe untuk segera datang karena sebentar lagi acara akan dimulai. Tak lama kemudian nampak mobil Rubicon berwarna hitam berhenti yang tak lain itu adalah keluarga Abbe. Terlihat 3 orang keluar secara bersamaan dari dalam mobil. Mereka adalah Ayah, Ibu, dan Kakak Abbe. Mereka nampak keluarga yang begitu sempurna, gagah dan anggun. Tuan rumah menyambut kedatangan tamu dengan begitu hangat, kemudian berjabat tangan dan saling berpelukan.

10 menit setelahnya disusul mobil Avanza berwarna putih, itu adalah Mang Aan dan Abbe. Saat keluar dari mobil Abbe langsung mengalihkan pandangannya kearah rumah Lani. Sejak dari dalam mobil ia merasa heran kenapa ramai sekali dan terlihat begitu meriah. Tak sabar ia langsung berjalan kesana.

"Wow, oh my God.. Vader, Moeder, Ka Isaac" kata Abbe terkejut tidak menyangka keluarganya ada disini.

Mereka pun saling memeluk.

Saat moment itu Lani dan yang lain menyanyikan lagu selamat ulang tahun lalu bergantian memberikan do'a untuk Abbe. Abbe terlihat sangat sumringah, wajahnya begitu bahagia. Kemudian dilanjut potong kue dan makan-makan.

"Terima kasih ya semuanya, Abbe senang banget..oh iya aku penasaran siapa yang punya ide ini?" tanya Abbe sembari memegang tusuk sate sambil mengunyah.

"Ini idenya Lani, Bbe" cetus Mang Aan.

"Eh bukan-bukan, ini idenya Disti nih. Iya kan Dis?" kata Lani sambil mengedip kearah Disti.

"Hem??" Disti agak bingung dengan ucapan Lani, ia melongo sambil memegang garpu.

"Kenapa Bbe kamu terkejut kan, kamu pasti senang kan, ini ideku tau hehe" ujar Satrio berbangga diri.

Padahal malam semakin larut, namun suasana saat itu begitu hangatnya tak hening sekalipun dari suara. Sesekali terdengar gelak tawa karena ulah konyol Satrio. Adapula kerinduan berbalut kata dari dua teman lama yang kembali dipertemukan.

"Mang Aan makasih banyak ya selama ini udah ngerawat Abbe anak saya seperti keponakan sendiri" ucap Ayah Abbe.

"Iya Mang makasih banyak ya" sambung Ibu Abbe.

"Ah tidak Mas Mba jangan begitu. Saya tidak pernah lupa kebaikan yang Mas dan Mba berikan kepada keluarga saya. Kalau seandainya saat itu tidak ada Mas mungkin istri dan anak saya tidak akan selamat" jelas Mang Aan.

Setelah itu Mang Aan bercerita, menjelaskan hubungan antara dirinya dan Ayah Abbe sampai sudah seperti layaknya saudara kandung. Hal itu terjadi saat istri Mang Aan sedang hamil dan akan segera melahirkan. Kondisi paceklik karena bangkrut bisnisnya, hingga luntang-lantung mencari pinjaman mempertemukannya dengan Ayah Abbe yang saat itu sedang bekerja di hotel berbintang di Jogja. Mang Aan tidak tahu lagi harus pinjam kemana untuk biaya lahiran sang istri, kemudian ia teringat teman dekatnya yang sudah lama tak bertemu yaitu Ayah Abbe. Dijelaskan semua kondisinya saat itu, kebetulan Ayah Abbe belum menikah, akhirnya Mang Aan diberikan pinjaman uang untuk lahiran sang istri sekaligus untuk buka usaha. Sekitar 10 tahun an usahanya Mang Aan sudah membuahkan hasil, Ayah Abbe menolak untuk dikembalikan uangnya hanya saja saat Abbe menginjak usia remaja Ayahnya meminta untuk diasuh oleh Mang Aan karena suatu hal.

Kini semua orang mengerti. Lani dan ibunya yang tetangga dekat pun baru mengetahuinya.

"Jadi ini orangnya yang sudah merawat adikku, terima kasih Mang Aan" kata Isaac menyela.

"Iya Nak, kamu sama seperti Ayahmu terlihat gagah dan tampan" jawab Mang Aan.

Terpopuler

Comments

Alexander

Alexander

cerita ini yang bikin aku bisa tidur larut malam, gak bosen baca terus 😁

2023-09-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!