Aku Mencintai Binar

"Silakan kalian berbincang, aku duluan."

Sambil menyunggingkan senyum palsu, Binar bangkit dan melangkah menjauh dari mereka. Bukan kelas atau kantin yang menjadi tujuannya, melainkan kamar mandi. Dia butuh tempat itu untuk menumpahkan air matanya.

"Lain waktu, ajak Binar jalan yuk! Aku juga pengin kenal dekat sama dia. Boleh kan, Beb?" ujar Laurent setelah tubuh Binar menghilang dari pandangan.

Channing mengangguk sambil tersenyum, "Oke. Nanti kita atur waktunya."

"Makasih, Beb." Laurent tampak girang.

Namun, hal itu justru menjadi dilema besar bagi Channing. Bagaimana tidak, di satu sisi dia sangat mencintai Laurent dan ingin mengenalkan dia kepada keluarganya. Akan tetapi, di sisi lain ia juga menyayangi Binar, dan adanya Laurent akan menyakiti adiknya itu.

"Beb, kamu kenapa?" tegur Laurent karena Channing cukup lama terdiam.

"Nggak apa-apa. Mmm, ya udah, aku pergi dulu ya. Kebetulan ada kelas pagi."

"Iya, hati-hati."

"Mmm." Channing mengangguk. "Kamu juga hati-hati ya. Bye, Lala," sambungnya sambil mengusap lembut rambut Laurent.

Senyum manis kembali terkulum di bibir Laurent, bersamaan dengan pipi yang bersemu merah. Lala, dia sangat menyukai panggilan itu. Panggilan istimewa dari Channing seorang.

_______

Di kantin kampus, tepatnya di meja yang paling sudut, empat lelaki sedang duduk bersama sambil menikmati minuman dingin. Mereka adalah Channing dan ketiga temannya—Felix, Evan, dan Digo. Masing-masing adalah anak sultan yang memiliki ketampanan di atas rata-rata.

Namun, Channing-lah yang memegang nomor pertama. Walaupun dia yang terkenal paling cuek, tetapi tak dipungkiri, pesonanya pula yang paling banyak dikagumi.

"Aku perhatiin dari tadi kamu diem aja. Kenapa?" tanya Felix sambil melemparkan pandangan ke arah Channing.

Cukup lama tak ada jawaban dari bibir Channing, sekadar embusan napas panjang yang berulang kali terdengar.

"Nggak apa-apa sih, cuma kepikiran sama curhatan teman di kerjaan," jawab Channing setelah berpikir lama.

"Curhatan apa?" timpal Evan.

"Dia punya adik sambung kan, cewek. Terus 'tuh cewek cinta sama temenku ini. Dianya udah punya pacar, dan nggak cinta juga sama adiknya, ya namanya sama saudara kan. Menurut kalian gimana?" Channing melemparkan pandangan pada ketiga temannya.

"Saudara sambung kan nggak ada hubungan darah, ketemunya juga kadang udah gede. Sebenarnya ya nggak apa-apa jatuh cinta, tapi kalau kakaknya udah cinta sama cewek lain, ya emang nggak bisa dipaksa," sahut Digo.

"Bagi sebagian masyarakat mungkin tabu ya, tapi kalau mau sama mau ya nggak apa-apa sih." Felix ikut menimpali.

"Ya nggak sama-sama mau lah, kan temannya Channing udah ada pacar. Hati nggak bisa dipaksa, bebas nolak dia. Tapi, ada konsekuensi. Si adik pasti kecewa dan bisa jadi nggak mau ngomong lagi sama kakaknya." Digo kembali bicara.

Felix tak mau kalah, lagi dia menyahut ucapan Digo.

"Tapi kalau menurutku, nggak ada salahnya mempertimbangkan adiknya. Saudara sambung, pasti lebih tahu gimana sifat dan kepribadiannya. Beda sama pacar, yang kebanyakan cuma kelihatan baiknya aja. Sedangkan buruknya, ditutup rapat."

Mendengar perbincangan kawan-kawannya, Channing hanya mengangguk-angguk. Hatinya masih diliputi kebimbangan.

"Tapi ... beneran kan itu curhatan teman kamu? Bukan Binar yang menyukaimu?" Evan yang sejak tadi diam, kini ikut membuka suara. Pertanyaan yang ia lontarkan mencuri perhatian ketiga lelaki yang ada di sana.

"Ya iyalah, teman," sahut Channing agak datar.

"Baguslah kalau begitu."

"Maksudmu gimana?" selidik Channing. Ia menangkap sesuatu yang aneh dalam jawaban Evan.

"Karena kalau itu cerita antara kamu dan Binar, aku ... nggak akan setuju kamu menanggapi perasaan dia. Kamu cukup menjadi kakaknya aja," jawab Evan.

"Ya ... nggak lah. Nggak ada cinta antara aku dan Binar. Tapi ... kenapa kamu nggak setuju kalau itu terjadi sama kami? Apa bedanya orang lain?" Channing terus mencari jawaban yang sebenarnya.

Evan tersenyum sebentar, lalu menarik napas panjang sambil menyandarkan punggungnya.

"Kalau boleh jujur, sebenarnya aku suka sama Binar. Cuma ... aku belum berani aja ungkapin ini."

Jawaban Evan membuat Channing terkejut, tak menyangka jika sahabat yang sering ke rumahnya itu ternyata menyukai Binar. Bukan cemburu, melainkan tidak rela andai Binar menjalin hubungan dengan Evan. Adiknya masih terhitung polos, sedangkan Evan sendiri sudah berulang bergonta-ganti pasangan di usianya yang masih muda.

"Playboy kayak kamu, jangan menyukai adikku yang masih polos. Nggak rela aku nanti dia patah hati gara-gara kamu," ucap Channing.

"Jangan bilang playboy, aku udah nggak pernah pacaran sekarang," sanggah Evan.

"Tapi tetap aja, kamu udah sering gonta-ganti cewek. Nggak tahu juga apa yang kamu lakuin sama mereka."

"Jangan berlebihan, aku tahu batas kalau pacaran. Lagian ... udah hampir setahun ini aku nggak dekat sama cewek mana pun." Evan kembali melontarkan pembelaan, yang kemudian dibenarkan oleh Felix dan Digo. Memang akhir-akhir ini Evan tak pernah lagi menggandeng perempuan.

Kendati begitu, Channing belum percaya. Binar adalah adik yang paling disayang, tak akan rela jika dilukai lelaki, sekalipun itu sahabatnya.

"Kita sahabatan lama, nggak mungkin hal seserius ini aku buat mainan. Channing, demi Tuhan, aku tulus mencintai Binar," ucap Evan lagi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

Nahhh mikir dwehhh Chaning saat Evant bilang kalo dia cinta sama Binar , kamu selami lagi Chan perasaan kamu ke Binar , jangan sampai kamu menyesal setelah Evant mendapat kan Binar 😒😒

2023-09-12

1

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

wah evan suka sama binar..smoga aja binar bisa buka hati nya buat evan

2023-09-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!