Hari ini mereka bertiga menanam bibit sayur dan sejenisnya, Vanessa akan merubah gubuk ini menjadi rumah dongeng impiannya dulu sewaktu kecil.
"Hey kalian berdua, bagaimana kalo aku membuka warung makan? Apakah ada yang mau beli?" tanya Vanessa meminta saran.
"Sepertinya akan laris putri, di tambah masakan putri begitu enak!" puji dayang Fuu.
"Hemm, begitu ya?" gumam Vanessa. "Baiklah, sepertinya aku akan melakukan promosi pada warga di sini!"
"Apa itu promosi putri?" tanya Jianli mencuci tangannya.
"Emm, seperti ini, promosi adalah cara untuk meningkatkan penjualan produk atau jasa yang biasanya dilakukan melalui iklan atau pemotongan harga, jika kalian tidak tau iklan, iklan adalah cara untuk mempromosikan produk, brand atau layanan kepada audience untuk mendorong ketertarikan, pelibatan, dan penjualan. Sampai di sini ya, nanti aku jelasin jika masih gak ngerti!" senyum Vanessa melihat wajah bingung kedua anak buahnya ini.
"Eh, iy-a putri!" gagap dayang Fuu begitu tercengang dengan penjelasan tuan putrinya ini.
. . .
Vanessa dan kedua anak buahnya pergi ke kecamatan untuk mencari ruko atau warung kecil untuk membuka usaha warungnya nanti.
"Tuan, pemilik ruko kosong ini?" tanya Vanessa melihat pria botak itu berdiri di samping plang kayu bertuliskan, ruko ini di jual!
"Nona mau membeli ruko ini?" tanya balik pria itu.
"Iy-a jika ini di jual beneran saya mau membelinya," jawab Vanessa.
"Baiklah, nona tunggu sebentar saya mau memanggil bos dulu," pria botak itu masuk.
Setelah melakukan tawar menawar kini ruko kosong itu resmi di jual seharga 50 koin emas, mereka bertiga mulai membersihkan debu seperti papan dan lainnya. Vanessa tinggal menambah etalase saja di depannya untuk menjajakan dagangannya nanti, seperti warung warteg tinggal di request saja.
"Ayo pulang, sepertinya ini mau malam?" pungkas Vanessa, menutup pintu ruko kecilnya itu.
Dalam perjalanan pulang, Vanessa melihat seorang nenek tua tengah berjualan kue talam dan dagangannya belum laku sedikitpun. "Nenek bisakah saya membeli kue ini? Sepertinya enak!" senyum Vanessa.
"Bisa nona, anda mau berapa?" tanya nenek itu.
"Semuanya!" seru Vanessa. "Jadi berapa harganya?" tanya Vanessa.
"Harga semuanya, hanya 15 perak saja nona," nenek itu memberikan kue talam nya.
Vanessa melebihkan koin peraknya menjadi 20 dia tidak tega dengan nenek tua ini yang berjualan hingga larut malam seperti ini.
"Kalian makan lah!" Vanessa membagikan kue talam yang dia beli tadi.
"Terimakasih putri!" seru mereka.
. . .
Pagi harinya mereka bertiga berangkat ke ruko tak lupa membawa sayuran yang tentunya Vanessa dapatkan dari sistem, misi yang di berikan kali ini adalah Vanessa harus bisa menarik para pejalan kaki untuk mencoba masakannya, karena tempat jualan Vanessa sungguh tepat di permukiman padat di kecamatan.
"Dayang Fuu, tolong nyalakan tungkunya ya?" suruh Vanessa menaruh sayuran dan daging yang ia bawa dari rumah.
Kali ini Vanessa akan memasak semur daging kentang, Vanessa mulai menyiapkan bahan-bahannya seperti, 1kg daging, iris melawan serat, dua buah kentang besar lalu potong sesuai selera, satu sendok makan kecap asin secukupnya kecap manis secukupnya garam, gula merah dan penyedap jamur. 2 sendok makan margarin, 2 sendok makan bawang goreng untuk di taburkan.
Vanessa menyiapkan bumbu halus, 7 butir bawang merah, 5 siung bawang putih, 1 sdt merica butiran, 1/4 buah pala. Vanessa mulai menggoreng kentang yang sudah dia iris hingga matang lalu mengangkatnya, setelah itu dia mulai memanaskan margarin lalu menggoreng bumbu halusnya, sampai wangi, setelah itu dia memasukkan dagingnya lalu aduk hingga warnanya berubah, tutup sebentar.
Vanessa keuangan air lalu memasak daging itu hingga empuk, lalu Vanessa memasukkan kentang goreng, bumbui kecap manis, kecap asin, gula merah, garam dan penyedap jamur, aduk rata, masak sampai bumbu meresap, tes rasa bila sudah pas matikan api, taburi bawang goreng,
Dayang Fuu yang melihat kelihaian memasang sang putri begitu kagum, bahkan koki kerajaan saja kalah, apalagi aroma masakan Vanessa begitu wangi dan menyeruak keluar.
"Hey tuan, apakah toko ini menjual makanan?" tanya seorang bapak-bapak membawa tas kainnya.
"Tidak, kami tidak jualan tetapi sedang promosi!" jawab Jianli yang tengah duduk berjaga di depan.
"Promosi? Apa itu, saya baru mendengarnya?" tanya bapak-bapak itu bingung.
"Ya--"
"Ada apa ini Jianli?" tanya Vanessa membawa semangkuk semur daging kentang.
"Putri! Pria ini bertanya apa kita menjual makanan jadi saya bilang tidak, tetapi sedang promosi," jelas Jianli begitu lucu.
"Haha, lucu sekali, pak ..., mari duduk dulu?" suruh Vanessa dengan gugup bapak itu duduk dia tak bisa lepas dari wajah cantik milik Vanessa yang seperti dewi.
"Ini, silahkan di coba, hari ini gratis tapi besok bayar ya?" gurau Vanessa.
Si bapak mencoba semur daging kentang buatan Vanessa dia begitu tercengang, rasanya sangat lezat di tambah daging empuk itu yang hinggap di mulutnya.
"Nona, apa nama masakan ini? Saya baru kali ini merasakan masakan yang begitu enak!" senyum si bapak membuat kumis itu tercetak jelas naik ke atas.
"Bused kumisnya bikin bengek!" batin Vanessa menutup mulutnya untuk tidak tertawa. "Ini namanya semur daging kentang, hari ini perdana kami mengenalkan masakan kamu yang akan kami jual besok, tetapi untuk kali ini gratis!"
"Semoga dewi bulan dan dewa langit memberkati anda nona, anda sangat baik, tetapi bolehkah saya nambah sekali lagi?" senyum si bapak menyodorkan mangkoknya yang sudah kosong.
"Si anying, pinjem dulu seratus!" batin Vanessa lagi menirukan komentar anak sebelah. "Dayang Fuu, tolong ambilkan ya!" titah Vanessa.
Para pejalan kaki tertarik untuk mencoba masakan Vanessa mereka sangat suka, bahkan mereka mendukung Vanessa untuk berjualan makanan, tak lupa juga Vanessa membagikan masakannya pada para pengemis, huh ....
"Ini buat kalian!" Vanessa menyerahkan dua mangkuk beserta nasi sepiring. "Kalian makan gih, dari tadi sore kalian belum makan!" suruh Vanessa pada kedua anak buahnya ini.
"Putri sudah makan?" tanya dayang Fuu sehingga memberhentikan kegiatan Jianli yang hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Sudah kalian makan lah, lalu kita pulang."
Mereka bertiga duduk di kursi dengan dua orang yang tengah makan sedangkan Vanessa masih asik melamun sendiri tetapi tengah berbincang dengan sistem.
"Tem, gimana misi gue berhasil nggak?" tanya Vanessa yang tentunya berkomunikasi lewat telepati.
"Selamat tuan rumah, misi anda berhasil dan ada naik level dua, selamat anda mendapatkan pewangi tubuh permanen dan poin 120!" girang sistem.
"Uww yey! Berarti kalo gue gak mandi bisa lah, soalnya tubuh gue tetap harum!" pekik Vanessa sangat senang. "Oh ya, sistem, untuk upgrade skin kamu kira-kira butuh berapa poin ya? Soalnya aku mau kamu berubah jadi kucing!" lesu Vanessa.
"Itu membutuhkan poin yang cukup banyak tuan rumah, saya masih nyaman kok seperti ini, lagian saya sudah terbiasa berbicara tanpa wujud!" hibur sistem.
"Huh, tapi saya yang tidak terbiasa sistem, gini amat dah! Cepat katakan ada misi apa lagi?" tanya Vanessa tak sabar.
"Besok nona mendapatkan misi untuk menarik perhatian Kaisar Zhao Lie kekaisaran selatan yang akan berkunjung kekaisaran tengah, rombongan mereka akan beristirahat di penginapan tidak jauh dari ruko anda tuan rumah!" jelas sistem.
"Bused, oke lah! Semoga si kaisar Zhao Lie itu tertarik!" semangat Vanessa.
. . .
Stay Wak Wak Wak gaes 🥳
By-susie.agung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Salma Cheng
semangat Vanessa moga berhasil
2024-02-21
0
Erni Nofiyanti
astaga, Vanessa bisa ngelawak jga.
2023-10-23
2