Lena dan Bayu akhirnya pergi meninggalkan kedua orang tua Lena. Mereka tinggal disebuah rumah kontrakan yang sederhana di kota P.
Kehidupan disebuah lingkungan baru membuat Lena harus pintar-pintar beradaptasi. Seperti kata pepatah, dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Maka Lena dan juga Bayu harus bisa beradaptasi dengan adat dan kebiasaan lingkungan setempat.
Seperti contohnya dalam hal pendapatan atau gajinya tentu saja harus menyesuaikan ketentuan di wilayah tersebut. Meskipun ia naik jabatan tetap saja ia seorang buruh atau karyawan.
Yang besaran gaji karyawan tersebut sudah di tentukan oleh pemerintah setempat. Meskipun ia mendapatkan lebih dari ketentuan tersebut. Namun biaya untuk hidup di kota tersebut tentunya tidak sama dengan biaya hidup dari asalnya.
Dan ternyata hidup di kota P bukanlah pilihan yang tepat untuk kehidupan Lena. Sejak Lena dan Bayu pindah di kota tersebut, ternyata Bayu tidak bekerja.
Bukan karena ia tidak bisa mendapatkan sebuah pekerjaan melainkan ia memang tidak mempunyai keinginan untuk bekerja.
Semua kebutuhan hidup mulai dari biaya sewa rumah, makan, biaya perawatan anak dan semua kebutuhan sehari-hari menjadi tanggung jawab Lena.
Sejak tinggal di kota P Lena berubah bukan lagi sebagai tulang rusuk melainkan sebagai tulang punggung.
Namun Lena berusaha untuk tetap bersabar demi Bayi yang ada didalam kandungannya. Ia tidak ingin ketika anaknya lahir, harus menerima sebuah kenyataan bahwa ia sudah tidak mempunyai seorang ayah.
"Mas, ada lowongan pekerjaan di perusahaan A, dan persyaratannya mas sudah mempunyai semuanya. Lumayan mas." ucap Lena disaat sarapan.
"Iya, nanti mas ke sana. Dan tolong aku minta uang untuk perjalanan ke sana dan juga uang pegangan. Kau tau sendiri sejak pindah ke sini mas belum mendapatkan pekerjaan yang pas." jawab Bayu sambil menikmati sarapannya.
Lena hanya bisa menghela nafasnya, ia terkadang tidak habis pikir dengan pemikiran Bayu. Entah pekerjaan apa yang ia anggap pas, karena semua pekerjaan yang ada hanya ia kerjakan satu dua hari saja.
Selebihnya Bayu pasti akan berhenti bekerja dengan alasan ini dan itu, dan ujung-ujungnya pekerjaan tersebut kurang pas untuk dirinya.
"Apa yang sebenarnya ingin kau kerjakan mas ? Mengapa semua pekerjaan yang kau dapatkan semuanya kau anggap selalu kurang pas." batin Lena.
Setelah selesai sarapan Lena berpamitan untuk pergi bekerja. Ia harus berangkat lebih awal untuk melakukan briefing kepada karyawan yang ada dibawah tanggung jawabnya.
Karena ia harus bisa memastikan semua pekerjaan yang ada di departemennya berjalan dengan seharusnya, agar tidak menimbulkan kerugian untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Hari-hari berikutnya, Lena juga harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sebagai seorang istri. Dan ia juga harus bekerja untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Dengan kondisi perutnya yang semakin membesar, membuat Lena sering kali tertidur disaat ia merebahkan tubuhnya.
Ia tidak pernah menyadari apa saja yang dikerjakan oleh Bayu. Baik disaat siang hari atau malam hari. Lena hanya melakukan aktivitas seperti biasanya. Bangun tidur mengerjakan pekerjaan rumah sebagai seorang istri dan siang hari bekerja sebagai seorang tulang punggung keluarga.
Dan pada sore dan malam hari ia bekerja sebagai seorang istri dengan semua tugas dan tanggungjawabnya.
Begitulah kehidupan Lena sejak tinggal di kota P. Hingga waktu yang mereka tunggu-tunggu tiba, Lena akhirnya melahirkan seorang bayi Laki-laki yang sangat tampan dan sehat.
Namun, yang membuat Lena terkejut adalah uang yang ada didalam tabungannya sudah habis dan hilang entah kemana. Sehingga untuk membayar biaya persalinannya ia terpaksa berhutang kepada Bidan yang menanganinya.
"Bu Bidan maaf sebelumnya, untuk semua biaya persalinannya bolehkah saya bayar setelah saya gajian Bu ?." tanya Lena dengan ragu.
"Iya tidak apa-apa, biasanya juga saya tidak langsung meminta biayanya kok MB, kami akan meminta pembayaran tersebut setelah empat puluh hari dari proses persalinan." jawab Bu Bidan dengan ramah.
Lena bisa tersenyum lega setelah mendapatkan jawaban dari Bu Bidan. Karena bukan hanya dirinya saja yang tidak langsung membayar biaya persalinan.
Hampir semua pasien yang ditangani oleh Bidan tersebut melakukan hal yang sama. Dengan alasan kondisi ibu dan Bayi masih menjadi tanggung jawab Bidan yang menanganinya proses persalinan selama empat puluh hari berikutnya.
"Terimakasih Bu, saya benar-benar bersyukur karena melakukan persalinan di tempat ibu." jawab Lena sambil menitikkan air matanya.
Sang Bidan hanya tersenyum ramah dengan ketulusan yang penuh keikhlasan. Sambil mengusap kepala Lena dengan lembut sebelum melakukan pemeriksaan terhadap Lena sebelum ia kembali ke rumahnya.
Setelah melakukan semua prosedur yang ada, akhirnya Lena dan bayinya dipersilahkan untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
"Mas apakah mas memakai uang tabungan kita ?." tanya Lena saat mereka sudah sampai di rumahnya.
"Ya kau tau sendiri bukan, bahwa aku belum mendapatkan pekerjaan." jawab Bayu tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
"Iya mas, tapi untuk apa uang sebanyak itu kau gunakan ? Bukankah uang itu adalah uang yang aku persiapkan untuk biaya persalinan dan juga biaya anak kita mas." ucap Lena tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Bayu.
Ia sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya bahwa Bayu selalu mengambil uang tabungannya disaat Lena tengah tertidur.
Disaat Lena tertidur karena kelelahan, Bayu selalu memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengambil ATM milik Lena.
Entah untuk apa uang itu ia ambil, karena semua kebutuhan sehari-hari mereka sudah Lena sediakan semuanya.
Bahkan Disaat Bayu bangun tidur semua makanan sudah Lena siapkan semuanya. Bayu hanya tinggal makan dan minum sepuasnya tanpa melakukan pekerjaan rumah atau pekerjaan lainnya.
Tapi apa yang harus Lena lakukan ? Ia tidak mungkin pergi dari kota P ini dan mengadu kepada kedua orang tuanya.
Toh pernikahan yang dijalani oleh Lena bukan atas kehendak kedua orang tuanya. Semua adalah murni keputusan dari Lena sendiri.
Selain itu ia juga tidak ingin membuat kedua orang tuanya bersedih dengan kondisi yang Lena hadapi saat ini.
Lena hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi kepada dirinya saat ini. Terlebih ada sesosok bayi mungil yang kini menjadi tanggung jawabnya.
Dengan lahirnya sang buah hati maka secara otomatis Lena bertambah tugas dan tanggungjawabnya dan tentunya biaya kehidupan mereka juga pasti bertambah lebih besar lagi di bandingkan sebelumnya.
Meskipun Lena kehabisan tenaga untuk melakukan semuanya, namun ia tetap tersenyum bahagia dengan melihat sebuah senyuman yang terukir diwajah sang buah hati.
Kini ia bisa merasakan sendiri bahwa rasa capek orang tua akan menguap dan hilang begitu saja saat melihat senyuman di wajah sang buah hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Zaqian Laili
Sekarang banyak yang tukeran peran jadi tulang punggung istrinya
2023-09-10
1