Perlahan sang ibu berjalan mendekati Lena yang berusaha menghapus air matanya. Namun sekuat apapun Lena berusaha tak bisa menutupi hal itu dari sang ibu.
"Lena mengapa kau menangis nak ? Apakah kau menyesal dengan semua ini ?." tanya sang ibu sambil duduk di hadapan Lena.
Namun Lena berusaha untuk tersenyum, mencoba untuk meyakinkan sang ibu bahwa semuanya baik-baik saja.
"Lena jika kau tidak ingin pernikahan ini terjadi kau bisa membatalkannya nak. Jangan pernah mengambil sebuah keputusan yang nantinya akan kau sesali."
"Menikah itu bukan untuk sehari dua hari, namun untuk selamanya. Dan lebih dari itu, janji yang kalian ucapkan dengan mengatasnamakan Allah dan rasul-nya."
"Jadi semua ini bukanlah sebuah permainan nak, jadi pikiran semuanya sebelum terlambat. Jangan sampai kau menyesal dikemudian hari yang justru akan menyiksamu sehingga membuat mu melakukan sebuah dosa." ucap sang ibu dengan lembut sambil menggenggam tangan Lena.
Lena tersenyum sambil menggenggam tangan sang ibu, perlahan Lena mengusapnya dengan lembut.
"Bu, Lena memang menangis tapi ini adalah tangisan kebahagiaan." ucap Lena sambil memeluk tubuh sang ibu.
Keduanya saling menguatkan dalam pelukan. Meskipun sebenarnya Lena sangat sedih dengan apa yang baru saja diucapkan oleh sang ibu.
Namun, ia tidak mungkin membatalkan semuanya saat ini. Bagaimana dengan perasaan kedua orang tuanya nanti.
Pasti mereka akan menjadi bahan gunjingan semua orang belum lagi kerugian secara finansial yang akan mereka tanggung.
Lena bukankah anak yang egois, yang akan membiarkan kedua orang tuanya menderita sementara ia yang bahagia.
Tak lama sang ayah muncul kedalam kamar Lena. Dan mengajak istri serta anaknya itu segera keluar karena acara akan segera dilaksanakan.
Dengan didampingi kedua orang tuanya, Lena keluar dari kamar dan segera menuju ke tempat acara ijab qobul dimana Bayu telah menunggu beserta keluarga dan para saksi.
Bayu tersenyum penuh kebahagiaan saat melihat betapa cantiknya calon istrinya itu. Lena terlihat begitu sempurna bak seorang bidadari yang turun dari khayangan.
Bayu menatap Lena yang berjalan mendekatinya. Dan tak lama setelah itu acara ijab qobul segera dilaksanakan. Dengan penuh hikmat acara demi acara berjalan dengan lancar.
"Bagaimana saksi ? Apakah sah ?."
"Sah !." jawab semuanya secara bersamaan.
Hari ini, detik ini Lena dan Bayu sudah sah menjadi sepasang suami istri, baik secara hukum negara maupun hukum agama.
Meskipun singkat namun acara ijab qobul tersebut secara otomatis telah merubah status dan kewajiban kedua berbeda. Yang awalnya mereka lajang kini mereka telah berpasangan.
Dan bagi Lena sejak saat itu ia telah menjadi tanggung jawab Bayu sepenuhnya. Mau bagaimana kehidupan Lena nantinya menjadi tanggung jawab Bayu sepenuhnya.
Doa-doa mengiringi mereka berdua, hal itu semakin membuat hati Lena semakin pilu. Bukannya ia tidak bahagia mendapatkan doa-doa yang tulus dan suci itu, tetapi entahlah semuanya tak bisa ia ungkapkan dengan sebuah kalimat.
Setiap tamu undangan dan juga kerabat memberikan ucapan selamat atas pernikahan keduanya.
Perlahan satu persatu kenangan yang pernah Lena lalui bersama Bayu melintas satu persatu dalam ingatannya.
Sejak ia masih duduk di bangku SMP hingga tiba-tiba Bayu melamarnya di hadapan rekan-rekan kerjanya. Namun tak ada satupun kenangan itu yang terasa spesial di hati Lena.
"Apakah aku bodoh dengan memutuskan semua ini ? Apakah aku salah dengan m ngambil keputusan ini ?." batin Lena.
Namun semuanya sudah terlambat, apapun yang Lena pikirkan saat ini tidak bisa mengubah kenyataan bahwa ia adalah istri sahnya Bayu.
Suka tidak suka, ragu atau tidak ia tetap harus menjalankan kewajibannya sebagai istri Bayu. Dan apapun yang terjadi kini ia telah resmi menjadi istri sahnya Bayu.
Seandainya saja Lena bisa lebih tegas dengan dirinya sendiri mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi. Mungkin saat ini ia tidak perlu hidup dalam sebuah keraguan.
Apalagi pernikahan bukanlah hal yang bisa dibuat main-main. Dan benar apa yang dikatakan oleh ibunya. Bahwa ia telah mengatasnamakan Allah dan juga Rasul-nya saat mengikrarkan janji suci itu.
Jadi, ia harus bisa menjadi seorang istri seperti yang telah di ajarkan oleh agama yang ia anut, meskipun ia merasa ragu.
Hari-hari berikutnya mereka lalui dengan penuh kebahagiaan. Seperti pasangan suami istri pada umumnya.
Bahkan hari ini Lena mendapatkan dua kabar bahagia sekaligus. Ia dinyatakan hamil oleh sang dokter dan ia juga mendapatkan kabar bahwa ia dipromosikan naik jabatan.
Namun ada hal yang membuatnya sedikit ragu, bersamaan dengan kabar bahagia itu ia akan dipindahkan ke luar kota untuk membantu salah satu cabang dari perusahaannya.
Sebenarnya ia bisa saja menolaknya, namun itu tidak mungkin karena tidak ada alasan yang tepat untuk menolak hal itu.
Tapi dengan hal itu, ia harus tinggal di kota yang jauh dari kedua orang tuanya. Dan bagaimana dengan Bayu ? Bagaimana dengan pekerjaan Bayu jika mereka harus pindah di kota itu ?.
Lama Lena merenung di depan jendela kamarnya. Ia tidak tau harus bagaimana saat ini. Ia hanya bisa menghembuskan nafasnya panjang.
"Sayang apa yang sedang kau pikirkan ?." tanya Bayu yang tiba-tiba muncul di samping Lena.
Lena tersenyum menatap wajah Bayu. Perlahan ia memberikan sebuah amplop kepada Bayu. Dengan penasaran Bayu segera menerima amplop tersebut kemudian membukanya.
Berulangkali Bayu membaca isi amplop tersebut, dan berkali-kali ia menatap sebuah benda panjang dengan dua garis merah itu.
"Apakah ini artinya kau hamil sayang ? Apakah buah cinta kita telah tumbuh didalam sana ?." tanya Bayu dengan penuh semangat.
Lena hanya mengangguk sebagai jawaban. Dan hal itu membuat Bayu tertawa penuh kebahagiaan. Dengan cepat ia peluk tubuh istrinya itu dengan sangat erat.
Setelah itu ia langsung menciumi perut Lena yang masih rata itu. Namun hal itu tak membuat Bayu menghentikan apa yang ia lakukan.
"Mas tapi ada satu hal lagi yang akan aku beritahu." ucap Lena yang spontan membuat Bayu segera menghentikan kegiatannya.
Bayu menatap wajah Lena dengan seksama. Ada seribu tanya yang ada didalam benaknya. Apakah kandungan Lena bermasalah ? Atau apakah ada hal buruk lainnya ?.
Tanpa menunggu pertanyaan yang keluar dari mulut Bayu, Lena segera menyerahkan satu amplop lagi kehadapan Bayu.
"Apa ini sayang ?." tanya Bayu.
"Buka saja mas, supaya mas tau apa isi didalamnya." jawab Lena dengan tersenyum.
Bayu lalu membuka amplop tersebut. Setiap kata ia baca dengan sangat teliti. Dan pada akhirnya wajahnya berubah penuh dengan keterkejutan dan juga kebahagiaan.
"Apakah kau naik jabatan sayang ?." tanya Bayu.
Lagi-lagi Lena hanya mengangguk sebagai jawabannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments