Di antara rasa bingung dan juga bimbang, Lena melangkah mengambil bunga ditangan Bayu. Sebenarnya ia tidak ingin menerima ataupun menolak lamaran Bayu, ia hanya ingin mengambil bunga tersebut agar rekan-rekan kerjanya segera pergi meninggalkan mereka berdua.
Dan Lena bisa menjelaskan yang sebenarnya kepada Bayu, apa yang ada didalam pikirannya saat ini. Namun, malah sebaliknya Bayu meraih tangan Lena dan segera menyematkan cincin tersebut di jari manis Lena.
"Terimakasih kasih Lena, terimakasih karena telah bersedia menerima aku sebagai pendamping hidup mu." ucap Bayu.
Setelah memasangkan cincin tersebut, Bayu mencium tangan Lena dengan takjim. Hal itu disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari mereka yang menyaksikan peristiwa membahagiakan itu.
Lena tak mampu berkata apa-apa, ia hanya bisa diam seribu bahasa dengan senyuman yang ia paksakan.
Jujur Bayu selama ini selalu bersikap baik kepadanya, namun untuk menjalin hubungan yang serius apalagi sampai ke jenjang pernikahan, Lena belum siap.
Tak lama kemudian, satu persatu dari rekan-rekan kerja Lena menyampaikan ucapan selamat atas apa yang baru saja terjadi.
"Selamat ya Lena, sebentar lagi sah menjadi istri orang."
"Selamat ya Lena, kami tunggu undangan pernikahannya."
"Selamat ya Lena, semoga segera kami bisa menyusul."
Dan masih banyak sekali ucapan selamat dari rekan-rekan kerja Lena. Sementara Lena hanya bisa tersenyum tanpa bisa menjawab ucap tersebut.
Berbeda dengan Bayu, ia sangat bahagia sekali dengan apa yang terjadi. Senyumnya begitu merekah membuktikan bahwa ia benar-benar sangat berbahagia saat ini.
Dan sejak saat itu, Lena telah di anggap sebagai calon istri Bayu. Berita tersebut akhirnya sampai juga di telinga kedua orang tua Lena.
Dan pada suatu saat, disaat Bayu mengantarkan Lena pulang, maka kedua orang tua Lena segera memanggil Bayu.
"Nak Bayu, sebelumnya kami minta maaf karena bertanya kepada nak Bayu. Kami sering mendengar berita bahwa Lena anak kami adalah calon istri nak Bayu."
"Jika memang benar demikian, kami berharap kalian segera meresmikan hubungan tersebut. Agar kami sebagai orang tua Lena tidak berfikir yang macam-macam." ucap Ayah Lena.
"Iya pak, Bu, saya memang berencana untuk segera meresmikan hubungan kami. Sayangnya selama ini saya belum sempat meminta ijin kepada bapak dan juga ibu." jawab Bayu tanpa sedikitpun rasa ragu.
Sementara Lena hanya bisa menghela nafas tanpa tau harus berbicara apa. Sejauh ini ia masih ragu untuk melangkah lebih jauh dengan hubungan yang ia jalani bersama dengan Bayu.
Lena hanya bisa pasrah saja dengan apa yang akan diputuskan oleh kedua orang tuanya. Karena ia belum bisa memutuskan dan juga ia yakin bahwa keputusan kedua orang tuanya pasti yang terbaik untuk dirinya dan juga keluarganya.
Lena kemudian melangkah masuk ke dalam, ia segera membuatkan minuman untuk Bayi dan juga kedua orang tuanya.
Setelah itu ia segera berpamitan untuk segera membersihkan dirinya. Jujur ia tidak ingin membahas apapun tentang Bayu untuk saat ini.
"Apa yang harus aku lakukan ? Mengapa aku merasa sangat bimbang sekali. Ya Allah, tolonglah hamba agar hamba tidak salah dalam melangkah." ucap Lena lirih.
Ia kembali menghela nafas dan kali ini lebih panjang, ia benar-benar sangat bingung. Ibarat berdiri disebuah persimpangan, ia tidak tau jalan mana yang harus ia tempuh.
Sementara Bayu dan juga kedua orang tua Lena telah sepakat bahwa acara pernikahan Lena dan Bayu akan digelar secepatnya.
Meskipun kedua orang tua Bayi tidak bisa hadir, karena ada sesuatu dan lain hal. Bayu hanya akan diwakili oleh saudara yaitu paman Bayu yang kebetulan tinggal di kota yang sama dengan orang tua Lena.
Bagi kedua orang tua Lena, pernikahan itu digelar lebih cepat lebih baik. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan terhadap hubungan Lena dengan Bayu.
Dan sejak saat itu, Bayu dan juga orang tua Lena mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara pernikahan itu.
Sementara Lena masih saja menyimpan sebuah keraguan di hatinya. Jujur bukan masalah usia yang terpaut jauh tapi hati kecilnya masih merasa ragu dengan Bayu.
Hingga larut malam, Lena tidak bisa memejamkan kedua matanya. Pikirannya melayang entah kemana. Pernikahan yang seharusnya menjadi impian yang sangat membahagiakan bagi setiap calon pengantin.
Namun tidak bagi Lena, apakah ia belum mengenal Bayu ? Tentu saja jawabnya tidak. Apakah Lena dijodohkan secara paksa ? Jawabannya tidak juga. Apakah Bayu pria yang buruk ? Tidak juga tapi entahlah, Lena sendiri tidak tau apa yang membuat hati kecilnya merasa ragu terhadap Bayu.
Meskipun sejauh ini ia tidak menemukan keburukan terhadap Bayu, atau ia pernah mendengar sesuatu yang buruk tentang Bayu.
Hanya saja hati kecilnya merasa ragu meskipun ia tidak bisa mengungkapkan apa alasannya ragu menjalin hubungan pernikahan dengan Bayu.
Disaat calon pengantin wanita berseri-seri wajahnya saat melakukan fitting baju pengantin, Lena sebaliknya. Ia hanya bisa menatap kosong sejumlah gaun pengantin yang sangat indah itu dihadapannya.
Ia sama sekali tidak berminat untuk memilih salah satunya. Ia pasrahkan saja semuanya kepada sang ibu dengan alasan saat itu ia sedang tidak enak badan.
Dan untuk semua keperluan pernikahannya ia hanya pasrah saja dengan keputusan kedua orang tuanya dan juga Bayu.
Lena hanya melakukan aktivitas seperti biasanya, Bagun tidur menyiapkan sarapan, berangkat bekerja dan beristirahat di malam hari.
Tak terasa hari begitu cepatnya berlalu, kini Lena sudah berada di depan cermin. Menatap wajahnya yang telah di rubah sedemikian rupa.
Hingga wajah cantik yang selalu tampil alami itu, kini sudah berubah bak seorang putri dari khayangan. Kecantikannya sungguh sangat luar biasa meskipun hanya mendapatkan sedikit sentuhan makeup.
Sang perias pengantin sangat takjub melihat hasil karyanya. Seolah-olah ini adalah karya terbaiknya sepanjang meniti karir sebagai seorang perias pengantin.
Namun bagi Lena, semua itu tidak ada artinya, ia tetap masih ragu untuk melangkah lebih jauh bersama dengan Bayu.
"Ya Allah, mengapa hati ini masih saja ragu ? Bantulah hamba agar hamba bisa melangkah ke depan bersama Bayu dan bantulah hamba agar bisa menjadi seorang istri yang baik."
"Yakinkan hamba bahwa ini adalah jalan yang terbaik untuk hamba dan juga keluarga hamba. Ya Allah rubahlah keraguan ini menjadi sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya." batin Lena.
Tanpa bisa ia bendung lagi, kristal-kristal bening itu lolos begitu saja dari pelupuk matanya yang indah. Bukan air mata kebahagiaan tetapi air mata keraguan yang selama ini ia bendung sedemikian rupa.
Tapi hari ini, tak ada satupun bendungan yang mampu menahannya untuk keluar. Dan hal itu terlihat oleh sang ibu yang kebetulan masuk ke dalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments