Zean tak bisa hadir di acara resepsi pernikahan hari kedua si kembar, karena sudah janji dengan Brian untuk berjalan jalan. Bahkan Zean tak mengerti apa yang terjadi pada Jidan dan istrinya, keduanya tak bisa hadir di acara mereka sendiri dengan alasan Ae-Ri kelelahan dan sakit. Tapi orang tuanya dan Jordan justru sangat mengerti apa yang terjadi pada Ae-Ri walaupun Zean masih sangat bingung.
"Aku akan bersiap siap sekarang, sebentar lagi Brian akan menjemputku." ujar Zean saat mereka sarapan.
Orang tuanya mengangguk. Zean meninggalkan mereka menuju kamarnya untuk bersiap siap, ia ingin sekali mengubah penampilannya hari ini untuk kencan pertamanya setelah 5 tahun.
Zean tersenyum sendiri saat menatap cermin di kamarnya. "Apa yang aku lakukan dengan penampilanku hari ini, ini bukan kencan Zean, sadarlah." gumamnya sendiri. "Aku akan mengubah penampilanku seperti biasanya." sambungnya. "Tidak, tidak Zean... Kau harus memberi kesan yang berbeda agar Brian menyukaimu."
Itulah ucapannya sendiri, ia terus bergulat dengan dirinya sendiri dan akhirnya tetap memutuskan berdandan lebih feminim dari biasanya. Ia mendengar Brian sudah datang dan berbicara dengan orang tuanya. Zean mengendalikan jantungnya, dan segera keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.
"Papa masih di hotel, katanya ia akan langsung ke tempat pesta. Besok kami akan kembali ke Indonesia, apa Zean sudah mengatakannya?" kata Brian.
Keduanya mengangguk. "Kami titip Zean ya, kami belum bisa kembali ke Indonesia. Acara si kembar masih 2 hari lagi." ujar Tora.
"Om dan tante tenang saja, aku akan menjaganya." jawab Brian.
"Aku seorang polisi, aku bisa menjaga diriku sendiri pi." ujar Zean bergabung dengan mereka.
Ketiganya terbelalak melihat penampilan Zean, wanita itu merias wajahnya dengan sangat cantik. Padahal saat pesta ia tak mau berias. Ia tetap seperti wanita tomboi, tapi kali ini untuk pertama kalinya, Zean terlihat sangat cantik.
"Apakah ini putri kita pi?" goda Sherly.
"Putri kebanggaanku yang sangat cantik." jawab Tora.
Sedangkan Brian masih menatap Zean tanpa berkedip.
"Pak dokter, ayo kita berangkat." ajak Zean.
"Ah iya..." jawab Brian tergagap.
Tora dan Sherly tertawa melihatnya.
"Kalian berhati hatilah, ini Amerika bukan negara kita." pesan Tora.
"Pasti pi." jawab Zean.
"Om, tante... Aku pamit." ujar Brian.
Tora dan Sherly mengangguk, keduanya berpamitan dan pergi meninggalkan rumah besar Sin dengan mobil sewaan mereka.
Sepanjang perjalanan, Brian selalu menatap Zean. Ia tak pernah melihat teman kecilnya berdandan feminim.
"Kau kenapa sih dari tadi menatapku." tanya Zean.
"Kau cantik." jawab Brian.
"Tentu saja, aku wanita. Akan lebih aneh jika kau mengatakan aku tampan." kata Zean.
Brian melepaskan tawanya. "Sayang sekali cara bicaramu tetap sama Zean."
"Apa kau ingin aku berpura pura lembut pak dokter, sepertinya itu bukan Zean Sin." kata Brian.
"Kau benar, Zean Sin yang aku kenal memang seperti ini. Kita akan kemana terlebih dahulu, banyak sekali daftar yang kau sebutkan semalam padaku?" tanya Brian.
Zean berpikir sejenak. "Hollywood Sign, lalu kita ke pantai Santa Monica, setelah itu kita ke Walt Disneyland. Itu saja tidak banyak pak dokter." jawabnya.
"Baik bu pol..." jawab Brian seraya tertawa.
Keduanya mengunjungi tempat tempat wisata terkenal di Los Angeles, dan anehnya Brian selalu menggandeng tangan Zean. Dengan alasan pria itu takut Zean terpisah darinya dan akan sulit mencari wanita itu di kerumunan para wisatawan. Zean akhirnya menyerah, ia membiarkan Brian terus menggenggam tangannya.
Brian juga terkadang memeluk Zean dari samping saat ada pria yang menatap wanita itu. Sikapnya semakin protektif saat ada beberapa pria yang ingin berfoto dengannya. Dengan tegas Brian mengusir mereka semua membuat Zean sepanjang hari tertawa melihatnya.
"Apa sangat lucu Zee?" tanya Brian kesal.
"Tidak pak dokter, hanya saja kau seperti kakakku yang takut adiknya terluka." jawab Zean.
"Aku bukan kakakmu." kata Brian datar.
Zean menyipitkan matanya, ia menatap raut wajah kesal Brian. "Apa aku membuatmu kesal?" tanyanya.
Brian menatapnya lalu menggeleng. "Tidak Zee, hanya saja kau seperti selebritis. Aku tak tahu mengapa setiap pria yang melihatmu ingin berfoto bersamamu."
Zean terkekeh. "Ini Amerika pak dokter, mereka selalu bebas melakukan sesuatu yang membuat mereka senang." jawabnya.
"Mungkin aku yang berlebihan." kata Brian.
Tak lama kemudian ada beberapa wanita asing yang mendekati Brian, mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan pada Zean.
"I'm sorry miss, she is my girlfriend. So i'm not selfi with other people." ujar Brian membuat Zean terkejut.
Brian menggenggam tangan Zean lalu meninggalkan mereka. Zean terus menatap Brian yang masih belum menjelaskan ucapannya tadi pada wanita asing.
"Apa kau lapar?" tanya Brian.
"Mengapa kau mengatakan itu pada wanita asing tadi?" tanya Zean penasaran.
"Aku takut kau kesal melihatku bersama wanita lain." jawab Brian.
"Kapan aku kesal?" tanya Zean.
"Baiklah jika tidak, aku akan membiarkan wanita manapun berfoto denganku." goda Brian.
Zean terbelalak. "Bu.bukan itu maksudku." jawabnya tergagap.
Brian tertawa, tapi Zean justru makin kesal. Wanita itu mulai merajuk, Brian terus menggodanya sampai akhirnya Zean kembali tertawa. Keduanya menuju pantai Santa Monica. Pemandangan yang sangat indah terlihat disana. Wajah Zean seketika berseri seri dan ia berlari menuju pantai.
Brian menggelengkan kepalanya. "Bagaimana seorang Brigpol masih memiliki sikap seperti itu?" gumamnya.
Brian mengejarnya sampai ke tepi pantai. Wanita itu seketika duduk di tepian.
"Ya Tuhan, ini indah sekali Bri." ujar Zean.
"Kau sangat menyukainya?" tanya Brian.
"Tentu saja aku sangat menyukainya, terima kasih Bri. Kalau tidak ada kau, mungkin aku tak bisa kemari hari ini." jawab Zean.
Brian menatap Zean kembali. "Aku juga sangat menyukainya Zee, bahkan aku mencintainya."
Zean terkejut lalu menatap Brian. Pria itu menarik tengkuk leher Zean lalu menciumnya. Zean melebarkan matanya saat bibir Brian menyentuhnya, tapi ia juga menginginkan ciuman itu. Ciuman pertama bagi keduanya. Zean menutup matanya dan menerima ciuman dari Brian.
Setelah keduanya puas, mereka menghentikannya. Dengan canggung keduanya saling menatap pantai dan mencari pemandangan yang lain untuk melupakan apa yang mereka lakukan beberapa menit yang lalu.
Brian menarik tangan Zean, Zean akhirnya menatap Brian kembali.
"Maaf atas yang aku lakukan tadi Zee, tapi itu bukan kesalahan. Aku mencintaimu, bahkan sejak pertama kali kita bertemu. Zee maukah kau berkencan denganku?" tanya Brian.
Jantung Zean berdebar lebih cepat, cintanya ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Pria yang ia cintai ternyata mencintainya juga. Tanpa ragu Zean menganggukkan kepalanya membuat Brian sangat bahagia. Pria itu menarik tengkuk leher Zean lagi, kali ini ciuman mereka penuh dengan gairah. Keduanya menikmati ciuman itu bersama desiran angin pantai.
*****
Happy Reading All...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ratna Wati
Akhirnya jadian juga pak dokter ma bu polisi
2022-09-09
0
Maritza Hanan
baru awal
2022-04-15
0
Iske Srififian M Sainyakit
u
2021-05-20
1