Sejak kepergiannya ke Inggris, Brian tak pernah melupakan Zean Sin. Wanita pertama yang bisa membuat jantungnya berdebar keras. Saat usianya 9 tahun, ia bertemu pertama kali dengan Zean Sin. Gadis kecil berusia 6 tahun yang sangat cantik dan suka merajuk. Wanita itu terus tumbuh semakin cantik walaupun ia memiliki sikap tomboi tidak seperti wajahnya.
Brian selalu melindungi Zean Sin, bahkan ia selalu menghibur dan terkadang menggoda Zean agar wanita itu tak bersedih karena kehilangan kakak kembarnya. Dan perpisahan yang kembali membuat Zean sedih adalah saat ia pamit ke Inggris untuk kuliah kedokteran. Saat itu Zean memeluknya sambil menangis di bandara. Tapi Brian berjanji tidak akan meninggalkannya walaupun ia berada jauh di Inggris.
Dan sudah 5 tahun mereka tak pernah bertemu, kini saatnya Brian kembali ke Indonesia. Suatu kebetulan tugasnya dan tugas Zean sebagai anggota kepolisian di daerah yang sama yaitu Jakarta.
"Zee..." ujar Brian di telpon. Zee adalah panggilan kesayangan Brian.
"Bri...kau kembali... sudah sampai mana?" tanya Zean. Bri juga panggilan kesayangan Zean.
"Aku sudah di Jakarta, kau ini mengapa tak menjemputku di bandara." jawab Brian.
"Maafkan aku Bri, aku tak bisa keluar sekarang. Aku baru naik jabatan, dan pekerjaanku sangat banyak." jawab Zean.
"Jadi pekerjaanmu sekarang lebih penting dari aku ya." goda Brian.
"Bukan seperti itu, kau dan pekerjaanku sama sama penting. Jangan mulai lagi Bri, aku malas berdebat denganmu." kata Zean.
Brian tertawa. "Aku hanya bercanda Zee, baiklah kau lanjutkan pekerjaanmu. Aku juga akan ke rumah sakit Pertamina sekarang. Aku harus mengurus berkas berkas tugas baruku."
"Baik Bri, mungkin kita bertemu di bandara saja. Apa om Jack sudah di Jakarta?" tanya Zean.
"Papa datang lusa, baiklah bye Zee..." jawab Brian.
"Bye..." jawab Zean.
Itulah komunikasi mereka saat Brian baru sampai di Jakarta, dan Zean juga baru dipindahtugaskan. Keduanya melanjutkan pekerjaan masing masing.
*****
Brian tanpa lelah ia langsung ke rumah sakit, ia harus segera mengurus berkas berkasnya. Beruntung ia mulai bekerja bulan depan jadi ia bisa menghadiri acara pernikahan si kembar Sin di Amerika.
Brian tersenyum sendiri saat mendengar suara Zean, wanita yang sangat ia rindukan selama 5 tahun terakhir. Walaupun mereka sering melakukan video call, tapi entah kenapa perasaan Brian saat ini berbeda. Ia ingin sekali segera bertemu wanita kecil, cantik nan tomboi itu.
Brian sudah di dalam taksi, ia belum bisa mengendarai mobilnya karena masih di Lampung. Ayahnya yang akan membawanya lusa ke Jakarta. Brian sudah sampai di rumah sakit Pertamina, ia turun dari taksinya dan segera menuju direktur rumah sakit.
"Ya Tuhan, pria itu tampan sekali. Ia kemari." ujar suster penjaga administrasi.
"Permisi sus, ruang direktur rumah sakit sebelah mana?" tanya Brian.
"Apakah anda sudah membuat janji?" tanya suster.
Brian mengangguk seraya menunjukkan kartu namanya. "Aku dokter Brian, aku baru ditugaskan kemari sebagai dokter spesialis bedah. Dan ibu Dr. dr. Fathema yang langsung menghubungiku." jawabnya.
Mereka semua terkejut, ternyata pria tampan itu adalah seorang dokter yang akan bekerja bersama mereka. Dengan gugup mereka menunjukkan ruang direktur pada Brian.
Brian tersenyum. "Terima kasih."
Brian meninggalkan mereka menuju kantor direktur. Tapi suster suster disana mulai heboh dan bergosip. Mereka mengangumi ketampanan dokter baru mereka.
"Aku lihat kartu namanya." pinta salah satu suster.
"Dokter Brian, aku harap ia masih lajang. Ya Tuhan, pria itu bisa membuat siapapun meleleh." kata mereka.
"Memang kalau lajang, ia mau denganmu." ejek salah satunya.
"Setidaknya aku berusaha." jawabnya.
Semuanya tertawa, mereka melanjutkan pekerjaannya lagi karena banyak sekali keluarga pasien yang mengurus pembayaran perawatan rumah sakit.
Brian akhirnya bisa menemukan ruang kantor direktur, ia disambut langsung oleh ibu Dr. dr. Fathema.
"Selamat datang dokter Brian." sapa Dr. dr. Fathema.
"Terima kasih bu, maaf aku baru sampai dari Inggris." jawab Brian.
"Seharusnya anda bisa datang besok dok, anda terlalu terburu buru." kata bu Fathema.
"Aku harus ke Amerika minggu depan ada acara keluarga bu, jadi aku harus menyelesaikan semuanya secepatnya." ujar Brian.
Bu Fathema mengangguk, Brian memberikan semua berkas kepadanya. Sertifikat mahasiswa terbaik juga ia sertakan disana.
"Aku sudah mencari tahu tentang anda dok, dan aku juga mengenali ayah anda. Dokter Jack pernah bertugas disini sebelum akhirnya ia ditugaskan di rumah sakit kepolisian Lampung. Anda dan ayah anda sama sama tampan. Dulu kami masih bekerja sebagai dokter biasa disini." ujar bu Fathema.
"Papa juga sudah bercerita tentang anda, anda bahkan bisa menjadi Dirut disini itu luar biasa." jawab Brian.
"Anda berlebihan dokter Brian. Aku sudah melihat cv dan berkasnya. Tunggu sebentar." ujar bu Fathema seraya menghubungi sekertarisnya.
Tak lama seorang wanita mengetuk pintu kantor.
"Masuk..." ujar bu Fathema. "Dr. Lia, ini adalah dokter Brian, dokter spesialis bedah rumah sakit kita. Bisakah anda menunjukkan kantor dokter spesialis bedah padanya." pintanya.
"Tentu bu." jawab Lia. "Mari dok..." ajaknya.
Brian pamit pada direktur dan mengikuti dokter Lia. Mereka menuju lift, dan dokter Lia akhirnya membawanya ke kantor yang sudah disiapkan untuknya.
"Ini ruangan kerja anda dok, selamat datang di rumah sakit Pertamina." ujar dokter Lia.
"Terima kasih bu, maaf aku merepotkan anda." jawab Brian.
"Tak perlu sungkan dok, di meja sudah ada beberapa kontak dokter disini. Mereka juga yang akan membantu anda di rumah sakit. Aku permisi sekarang." ujar bu Lia.
Brian mengangguk, ia masuk ke ruangan kerjanya. Ruangan yang sangat luas dan juga bersih. Ia memang belum memulai pekerjaannya, tapi ia harus berkenalan sebelum bekerja. Brian melihat dokumen yang ada di mejanya, ia segera menghubungi beberapa asisten yang akan membantunya, semuanya dokter bedah dan ada juga dokter magang disana.
Hanya dalam waktu setengah jam, Brian bisa mengumpulkan semuanya di ruangan. Semuanya ada 5 orang dokter dan 2 orang dokter magang.
"Selamat siang." sapa Brian.
"Siang dok..." jawab mereka bersamaan.
"Perkenalkan, aku dokter spesialis bedah baru disini. Namaku Brian, aku akan mulai bekerja bulan depan. Mohon bantuannya." ujar Brian.
Semuanya bertepuk tangan menyambut kedatangannya. Dan satu per satu mereka memperkenalkan diri pada Brian. Hanya sekali saja, Brian bisa mengingat mereka karena Brian memang dokter cerdas yang memiliki daya ingat terbaik.
Mereka semua mengajak Brian berkeliling rumah sakit agar Brian tahu ruangan ruangan disana. Ia selalu membuat kehebohan saat melewati beberapa ruang dan lorong. Ia memang dokter yang sangat tampan, senyumannya akan membuat wanita manapun meleleh. Bahkan dokter dokter yang mengajaknya berkeliling pun tak akan berhenti menatapnya. Tapi yang ada dipikiran Brian hanyalah si cantik Zean Sin, tak ada yang bisa menggantikan wajah wanita kecil itu.
*****
Happy Reading All...😘
Ilustrasi dokter Brian 👇👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Rianiastuti
hadeuuh jambangny g nahan🤭💞
2021-03-22
1
Al_nindra
dokter jgn bedah ak ya 😬😬😬😬😬😬
ganteng nya kebangeten bgt sih
cucok sama zean 😍😍😍
2021-02-08
1
Ciripah Mei
wah ganteng sekali❤️
2021-01-24
1