Mia terus melanjutkan pekerjaannya sebagai guru di
sekolah menengah itu dengan tekun. Setiap hari, dia berusaha keras untuk tidak
memperlihatkan perasaannya kepada Farhan. Baginya, perbedaan usia dan posisi
mereka dalam kehidupan membuatnya merasa harus tetap menjaga batas-batas yang
ada. Namun, semakin lama dia mengajar Farhan, semakin kuat perasaannya tumbuh.
Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, Mia
mulai melihat tanda-tanda kegelisahan yang lebih dalam dalam perilaku Farhan.
Matanya yang dulu cerah dan penuh semangat kini sering terlihat redup dan
khawatir. Ia menjadi semakin tertutup, bahkan lebih dari sebelumnya. Mia merasa
ada sesuatu yang perlu dia ketahui, sesuatu yang mungkin menjadi kunci untuk
memahami mengapa Farhan begitu sulit membuka hatinya.
Suatu hari, setelah pelajaran selesai, Mia memutuskan
untuk berbicara dengan Farhan. Dia memintanya untuk datang ke ruang guru
setelah sekolah. Saat mereka duduk di ruang guru, Mia mencoba memulai
percakapan.
"Farhan, aku melihat bahwa kamu sedang mengalami
sesuatu yang sangat berat dalam hidupmu," Mia berbicara dengan lembut.
"Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku di sini untuk mendengarkan, jika kamu
mau berbicara."
Farhan menatap lantai, dan Mia bisa melihat betapa
sulitnya baginya untuk berbicara. Setelah beberapa saat, dia akhirnya
mengangkat kepalanya dan mulai berbicara, meskipun dengan ragu.
"Aku punya masa lalu yang buruk, Bu Mia,"
ujarnya dengan suara lirih. "Aku pernah mengalami banyak hal yang
membuatku trauma, terutama dalam hubungan percintaan."
Mia mendengarkan dengan perasaan simpati. Dia tahu
bahwa Farhan akan membagikan sesuatu yang sangat pribadi dan sulit.
Farhan melanjutkan, "Aku selalu takut untuk
membuka hati kepada siapa pun, bahkan kepada orang yang baik seperti Anda. Aku
takut akan sakit hati lagi. Aku tahu Anda baik padaku, Bu Mia, tapi aku tidak
tahu apa yang harus kulakukan dengan perasaanku."
Mia meraih tangan Farhan dengan lembut, mendengarkan dan
memberikan nasehat dengan penuh perhatian, hatinya terasa terenyuh mendengar
pengalaman traumatis yang dialami Farhan. Dia merasa semakin dekat dengan
siswanya ini, dan ingin membantu melindunginya dari luka masa lalunya.
dan berkata, "Farhan, aku mengerti bahwa kamu
punya luka yang dalam, tapi aku juga percaya bahwa setiap orang memiliki
kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Kamu tidak perlu melakukannya
sendirian. Aku di sini untuk mendukungmu."
Farhan terdiam sejenak setelah
mendengarkan Mia,Lalu Farhan melihat Mia dengan mata penuh haru dan terima
kasih. Dia merasa lega akhirnya membuka diri kepada seseorang yang begitu perhatian
dan peduli seperti Mia.
Farhan menangis, dan Mia memeluknya. Perlahan tapi
pasti, Dan mereka mulai berbicara lebih banyak lagi tentang masa lalu dan trauma Farhan terhadap
kekasihnya dulu yang selalu selingkuh dari Farhan ketika masih dengan Farhan. Mia merasa bahwa
hubungan ia dengan Farhan semakin mendalam, tidak hanya sebagai guru dan siswa, tetapi
juga sebagai teman yang peduli.
Dengan waktu, Farhan mulai membuka hatinya lebih
banyak kepada Mia. Meskipun tantangan masih ada, Mia yakin bahwa mia mampu
mengatasi jejak trauma yang dialami oleh Farhan selama ini. Dan, mungkin,
Farhan memiliki rasa Cinta terhadap Mia Tetapi Farhan sadar akan posisinya yang
masih Trauma akan cinta sedangkan dirinya adalah Seorang Siswa Mia ketika disekolah.
Dan cinta yang tumbuh di antara mereka akan menunjukkan bahwa usia dan posisi
bukanlah penghalang untuk sebuah hubungan yang kuat dan mendalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments