Eps 03 | Perlakuan Kasar

Sudah Dua Bulan berlalu semenjak kejadian yang menimpa Haura, kehidupannya seperti hancur seketika mengetahui fakta bahwa suaminya telah menikah dengan wanita lain.

"Haura, kamu ditunggu Pak Arash," Sela salah satu sahabat Haura sesama wanita malam tampak menatap Haura dalam. "Ra, kamu gapapa kan, dua bulan kini kamu diam banget, kamu gausah mikirin tentang suami kamu itu."

"Gapapa kok, La, kalau gitu aku temuin Pak Arash yah."

"Tapi Ra, kamu yakin gak mau berhenti aja jadi wanita malam, kamu kan gak suka pekerjaan ini," ujar Sela yang membuat Haura menghela napas sejenak.

"Gatau deh La, kayaknya takdirku emang harus begini yah," jawab Haura pada sahabatnya.

Haura berdiri dari duduknya, dia meraih tasnya kemudian berjalan menuju kamar dimana dia akan melayani tamunya.

Berhenti menjadi wanita malam, sungguh kejadian yang seharusnya Haura lakukan tapi batal dikarenakan depresi yang menyerangnya.

Dia memilih melanjutkan pekerjaan ini demi biaya hidup karena modal usaha yang seharusnya sudah dibawa kabur oleh Loki, sedang uang terakhir yang dia punya adalah uang yang Garret bayarkan padanya, itu dipake untuk melunasi sisa hutang suaminya.

"Permisi!"

"Masuk!"

Haura meraih handel pintu kamar itu dan mulai membukanya, dia menatap ke dalam kamar yang tampak remang itu sosok Pria yang sudah menunggunya.

"Pak Arash, bukan?"

Pria itu hanya berdehem pelan kemudian berdiri dari duduknya, dia menarik tangan Haura kemudian mendorongnya ke lantai.

"Pak, jangan main kasar dong!"

"Diam!" Arash membentak Haura kemudian berjalan menutup pintu kamar. "Saya sudah membayar kamu, jadi kamu harus mengikuti kemauan saya."

"Tapi-"

"Buka baju kamu dan berdiri di tembok!"

"Kalau Bapak main kasar saya, tidak mau!"

Haura bersikeras dengan pendiriannya, walaupun dia wanita malam dia tidak mau diperlakukan kasar oleh pria manapun.

"Berani kamu yah!" Arash berjalan ke arah Haura kemudian menampar wajah Haura dan menarik kasar rambutnya. "Masih mau melawan sama saya!"

Haura meringis kesakitan karena Arash langsung mendorongnya ke lantai yang membuat kepalanya terbentur tembok dan mengeluarkan darah.

Arash tampak membuka tali pinggangnya kemudian tersenyum sinis kepada Haura. "Buka baju kamu!"

Haura masih meringis tidak bergerak dari tempatnya terjatuh tadi, Arash yang terbawa emosi kemudian mulai menghantamkan tali pinggangnya ke badan Haura yang membuat Haura merasakan sakit dipunggungnya.

"Kalau saya suruh kamu! Tuh nurut!" Arash menarik rambut Haura kemudian memaksa Haura untuk menatapnya.

"Saya, tidak mau!"

"Dasar perempuan sialan!" Arash mendorong Haura ke arah meja yang membuat dahi Haura terkena ujung meja dan tampak memar.

Arash meraih sebuah tali tambang dan bersiap untuk mengikat Haura, Haura yang memikirkan bagaimana cara kabur dari sana segera melirik sebuah vas bunga di meja itu dan saat Arash mendekat Haura langsung menghantamkan vas bunga itu.

PRANG!

Seketika wajah Arash mengeluarkan darah beriringan dengan pecahan vas bunga yang berhamburan di lantai.

"Argh!"

Arash tampak meringis, Haura mengambil kesempatan itu, dia meraih tasnya kemudian memukul kepala Arash dengan tasnya.

Setelah melakukan itu, Haura bergegas kabur dan keluar dari kamar itu.

"Bodyguard!" Arash yang kesakitan tampak menelpon bodyguardnya yang berada di pintu masuk hotel tersebut. "Tangkap wanita malam yang keluar dari bangunan itu, buat dia mati malam ini juga!"

Sementara itu Haura yang sedang dalam keadaan kacau tampak berjalan menuju living room hotel tersebut.

"Loh, Ra, kamu kenapa, kok berdarah, memar gitu?" tanya Sela pada Haura.

"Sela, Tolongin aku, Pak Arash itu kejam, dia mau bunuh aku, orientasinya aneh!"

"Astaga Ra! Terus kamu apain si Pak Arash?" tanya Sela khawatir kepada sahabatnya itu.

"Aku pukul pake Vas Bunga, La, sekarang harus gimana, aku takut," Haura tampak menangis memeluk Sela.

"Udah tenang yah, tenang, kamu harus kabur dari kota ini sekarang Ra, Pak Arash tuh terkenal punya aliansi yang banyak, dia gak bakal biarin kamu tetep hidup!" jawab Sela yang membuat Haura panik. "Kamu harus pergi, kita lewat pintu belakang hotel, pasti di depan ada Bodyguardnya Pak Arash."

Mendengarkan itu, Haura bersama Sela segera berlari menuju pintu belakang hotel tersebut, sesampainya di pintu belakang, Haura dan Sela berhenti.

*Kamu harus kabur yah Ra, kabur yang jauh," ujar Sela merogoh tasnya dan mengambil beberapa lembar uang. "Ini ada uang dua juta, ini aja yang aku punya Ra, kamu gausah pulang ke rumah kamu, gak ada waktu, kamu langsung cari transportasi buat kabur aja."

Haura menangis sejadi-jadinya, dia langsung memeluk sahabatnya dan menangis bersama. "Maafin aku udah ngerepotin kamu."

Sela mengangguk, dia mengusap air mata Haura dan tersenyum. "Ini ujian dari Tuhan untuk kita, Ra, suatu saat nanti kamu pasti bahagia."

Haura menatap Sela sejenak tapi saat mereka sedang berada di posisi itu, terdengar suara teriakan bodyguard Arash yang membuat Haura harus segera kabur.

Sementara itu Sela memilih kabur dari sana kembali ke living room agar tidak dijadikan saksi kunci kaburnya Haura.

"Kejar, dia!"

Kondisi saat ini sedang hujan deras, malam semakin kelam, tampaknya hujan pun tahu ada satu anak manusia yang tengah di rundung masalah.

Haura masih tetap berlari menuju ke arah jalan raya, dua orang Bodyguard mengejar Haura dengan cepat, Haura yang kebingungan tidak melirik ke kiri dan kanan lagi saat menyebrang, tanpa sadar sebuah mobil melaju dengan kencang ke arahnya.

Suara klakson bersahutan membuat Haura membeku ditempat, mobil itu berhenti tepat di depan Haura.

"Loh, kamu! Kamu kenapa?" Haura mengangkat kepalanya, dia mengenal sosok suara itu, itu adalah Garret.

"Om, Om Garret tolongin aku, aku dikejar orang jahat," jawab Haura yang membuat Garret diam sejenak.

Garret tersadar saat mendengar suara teriakan, tanpa pikir panjang lagi ia langsung menarik tangan Haura untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Kamu sembunyi disini dulu yah," bisik Garret menutupi tubuh Haura dengan jas miliknya dan menyuruhnya menunduk diantara kursi mobil.

Tok!

Suara ketukan dari jendela mobilnya membuat Garret membuka kaca mobilnya.

"Permisi Pak, apakah bapak melihat seorang wanita ke arah sini?" tanya bodyguard Arash pada Garret.

Garret diam sejenak, dia tampak berpikir. "Liat, saya hampir nabrak dia, dia lari ke arah sebrang jalan sana."

Garret menunjuk area gelap di seberang jalan yang membuat Bodyguard Arash mengangguk dan berjalan ke arah sana.

Setelah dirasa cukup aman, Haura lekas bangkit dan menghela napas lega. "Makasih yah Om, kalau gitu aku pergi dulu."

"Tunggu," jawab Garret menahan tangan Haura. "Kamu mau kemana, banyak orang yang mencari kamu diluaran sana."

Haura terdiam, dia juga tidak punya tujuan sekarang.

...----------------...

TBC

Terpopuler

Comments

Sri Puryani

Sri Puryani

itu tandanya kamu hrs benar" tobat

2025-02-03

0

ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi

ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi

tegang... tegang oi...
menjadi kupu2 mlm ternyata gk seindah n semanis madu, penuh perjuangan hidup jg padahal cari uang haram, apa lg cari uang halal tp lebih nikmat rasa y
Beruntung km puy sahabat n orang yg peduli ama km Haura hingga bs selamat

2023-09-09

0

Teh Yen

Teh Yen

ah syukurlah ketemu smaa garreet yah

2023-09-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!