Eps 02 | Tidak Akan Ada Bidadari

Haura kini tengah berjalan di sebuah koridor hotel untuk menemui tamunya siang ini, Haura berpikir ini akan benar-benar yang menjadi terakhir karena tamu yang satu ini tertarik membayar mahal untuk bersama Haura hari ini.

"Kamar nomor dua puluh empat?" Haura tampak menilik satu persatu kamar yang ada disana. "Yang mana yah?"

"Haura, kan?"

Haura membalikkan badannya menghadap ke arah sumber suara barusan, dan kini di hadapannya sudah ada Pria Dewasa yang mungkin berusia Tiga Puluh Tahunan, dengan rambut dan bulu halus diwajahnya yang berwarna coklat muda.

Bola mata biru dan senyum menawan dengan dua lesung pipi, dari wajah dengan kacamata itu saja, Haura bisa menebak kalau pria ini adalah blesteran Indonesia dan eropa sana.

"Pak Garret?" tanya Haura yang membuat Pria itu mengangguk.

Pria yang disinyalir bernama Garret itu langsung mengajak Haura menuju kamar yang sudah dia sewa yang ternyata berada di koridor sebelah.

"Maaf yah saya menyewa kamu siang-siang begini, soalnya saya ada acara nanti malam," ujar Garret mengeluarkan kartu dari smart door kamar hotel itu. "Silakan masuk."

Haura tersenyum, dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut, didalam kamar itu tampak luas, ada ranjang king size, satu buah kamar mandi bening kaca yang transparan, dan yang membuat Haura kaget, adalah view jendela besar di kamar itu sangat indah.

"Yakin Pak, nyewa kamar ini buat satu hari aja?" tanya Haura yang merasa bahwa baru Garret lah penyewanya yang menyewa kamar semewah ini.

"Iya, saya ingin membuat kesan yang indah dengan kenangan pertama kita," jawab Garret pada Haura.

Haura merasa bahwa wanita yang akan menjadi istri Garret adalah wanita yang beruntung, suami seloyal Garret tidak akan banyak di muka bumi ini.

"Mau langsung aja, Pak?"

Haura menaruh tasnya dan hendak melepaskan pakaiannya tapi Garret langsung menghentikan aksinya. "Tidak usah, saya menyewa kamu bukan untuk melakukan itu."

"Maksudnya?"

"Yah, saya cuma pengen ngobrol sama kamu," jawab Garret berjalan ke arah sofa yang ada di kamar itu dan duduk disana, Garret menepuk sisi sofa tempat dia duduk bermaksud menyuruh Haura duduk disana. "Saya cuma butuh teman curhat, boleh kan?"

Haura tersenyum dan mengangguk. "Boleh, kok."

Garret tersenyum pelan, dia menghela napas panjang kemudian menatap Haura sejenak. "Saya dengar-dengar kamu itu hebat dalam melayani pelanggan, tapi dari mata kamu tampaknya kamu tidak bahagia dengan pekerjaan ini?"

"Ah, masa sih, saya fine-fine aja kok," jawab Haura mengembangkan senyum.

"Tapi hati kamu tidak baik-baik saja, Haura, btw jangan panggil Bapak yah, panggil Om aja gapapa, umur kamu berapa?"

"Aku dua puluh dua tahun Om, aku udah nikah, tapi belum punya anak sih," jawab Haura yang membuat Garret meliriknya sejenak.

"Suami kamu tahu, kamu menjadi wanita malam?" Garret mengajukan pertanyaan yang membuat Haura mengangguk.

Garret diam sejenak, dia mengusap wajahnya sendiri kemudian menyandarkan badannya ke punggung sofa.

"Saya tuh punya masalah disfungsi seksual, Haura, makanya saya tidak bisa berhubungan badan, saya cuma mau ngeluarin isi hati saya aja, saya harap kamu adalah orang yang tepat buat mendengarkan cerita saya," ujar Garret yang membuat Haura mengalihkan pandangan ke arah Garret.

Haura tersenyum, dia meraih tangan Garret dan menatapnya dalam. "Itu gak jadi masalah, kalau aku lihat-lihat, Om itu orang baik, mungkin ini ujian dari Tuhan untuk Om, terkadang kehidupan itu gak akan sesuai dengan apa yang kita mau."

"Maksud kamu?"

"Yah kayak aku, aku nikah muda sama suami aku, dan aku pikir kehidupan rumah tangga kami bakal baik-baik aja, tapi nyatanya masalah Financial memaksa aku untuk mengambil jalan ini, siapa sih yang mau menjadi seorang wanita malam?"

Garret terdiam. "Suami mana yang menginginkan istrinya di pakai oleh pria lain."

"Aku tahu itu Om, tidak ada suami yang ingin istrinya dipakai oleh pria lain, tapi ini sudah menjadi keputusanku, hanya lulusan sekolah dasar, aku sama sekali tidak memiliki basic pendidikan untuk mendapat pekerjaan bergaji besar untuk waktu singkat," bisik Haura menyandarkan kepalanya di bahu Garret.

"Kamu tahu, saya tidak pernah sejujur ini pada orang lain," jawab Garret. "Saya senang bertemu kamu, apakah lain kali saya bisa memesan kamu lagi?"

Haura tidak menjawab, ia menatap Garret sejenak. "Sebagai pelanggan mungkin tidak akan, karena Om Garret adalah costumer terakhirku, tapi sebagai teman, mungkin bisa saja."

Garret tersenyum, dia menaruh tangannya di belakang kepala Haura dan memaksa kepala Haura untuk mendekat kepadanya.

"Betapa beruntungnya, orang yang memiliki kamu," bisik Garret perlahan mencium bibir Haura.

"Om yakin gak mau ngelakuin hal itu?" ujar Jia saat ciuman mereka terlepas.

"Kalaupun saya normal, saya tidak akan menodai kamu, Haura," bisik Garret pelan.

......................

Haura kini berjalan di trotoar jalan menuju rumahnya, setelah dia menemani Garret tidak ada yang terjadi diantara mereka, keduanya hanya menghabiskan waktu mengobrol tanpa melakukan hubungan badan.

Dia tidak tahu itu akan menjadi pertemuan pertama atau terakhirnya dengan Garret karena setelah ini Haura akan benar-benar meninggalkan pekerjaannya.

Sesampainya di depan rumah, Haura melihat pintu rumahnya terbuka, dia berpikir, Loki suaminya sudah pulang tapi ternyata apa yang dia ekspestasikan tidak seperti harapannya.

"Astaga, rumah kok berantakan."

Perasaan Haura mulai tak tenang, dia sudah berpikiran buruk, mungkin ada maling atau semacamnya, Haura segera berjalan menuju kamarnya dan mendapati lemarinya sudah terbongkar.

"Uang Tabunganku!" Haura bergegas mencari uang Tabungannya tapi dia tidak menemukan apapun disana, bahkan kotak tempat dia menyimpan uang itu hilang.

Haura kini kalut kebingungan, dia berusaha menelepon suaminya tapi sama sekali tidak terhubung, disaat Haura kalut dia melirik sebuah kertas di atas ranjangnya.

"Apa ini?"

Haura membuka kertas itu, dia mulai membaca istri kertas itu dan mendapati sebuah pesan dari Loki suaminya.

[Haura, maafkan aku harus pergi meninggalkan kamu, aku tidak bisa hidup terus-menerus begini, selingkuhanku tengah hamil sekarang dan aku harus menikahinya, aku membawa semua uang tabungan, aku harap kamu mengerti, dan suatu hari nanti, aku akan kembali untuk menceraikan kamu secara hukum]

Deg!

Seketika air mata Haura jatuh, sebuah pengkhianatan baru saja dia dapati di depan matanya setelah banyaknya pengorbanan, Haura terduduk lemas di lantai, air matanya mulai memudarkan hiasan wajahnya.

"Ah! Kenapa Mas!" Haura meraih seprei ranjang dan mulai menghamburkan semuanya.

Setelah semua pengorbanannya malah ini yang dia terima, suaminya secara terang-terangan akan menikah lagi membawa hasil kerja kerasnya.

"Kamu jahat, Mas," bisik Haura meraih foto pernikahannya dan melemparkan foto itu ke tembok sehingga hambur sudah kaca dan papan bingkainya.

...----------------...

TBC

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

heemmm suami macam Loki minta di tenggelam kan aja deh

2024-12-13

0

Afternoon Honey

Afternoon Honey

Haura yang malang 😔🥺

2023-10-03

0

Diank

Diank

ini contoh suami lucknut

2023-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!