Vino memang bisa melihat dan mendengar suara, tetapi mulutnya seakan terbungkam seolah ada yang membekapnya. Sementara tubuhnya seakan mati rasa. Ingin sekali Vino bercerita pada ibunya tapi tak berdaya.
"Apa yang terjadi padaku? Kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan?" batin Vino.
Keesokan harinya, seluruh teman Vino datang menjenguk. Mereka mencoba mengajak Vino bicara, tapi Vino hanya bisa mengedipkan mata saja.
Vino hanya bisa mendengar teman temannya saling berbincang. Berita simpang siur mengenai dirinya, tak satupun ada yang benar. Vino ingin sekali menceritakan hal yang terjadi sebenarnya,tetapi mulutnya tidak bisa dibuka. Yang membuat Vino heran adalah dalam perbincangan temannya tak ada satupun dari mereka yang menyebut nama Yusuf.
Bukankah seharusnya Yusuf juga menjadi topik pembicaraan? Namun mengapa tidak ada yang membahasnya?
Satu bulan kemudian, Vino dibawa pulang oleh keluarganya. Selain tidak ada perubahan apapun, biaya rumah sakit juga semakin bertambah.
Vino hanya bisa berbaring di tempat tidur yang disewa dari rumah sakit, karena untuk memudahkan ibunya saat membawa Vino untuk berjemur di luar rumah saat pagi hari. Dan satu Minggu sekali seorang dokter akan datang ke rumah Vino untuk melakukan cek up pada Vino.
Karena tidak ada keterangan lanjutan dan saksi yang menemukan Vino juga tidak punya alibi apapun, akhirnya kasus Vino pun ditutup.
...
"Jadi temen kamu itu siapa? Yusuf atau Vino? Kok gak dijawab sih?" Mika semakin penasaran dengan cerita Ammar.
Dan apa sebenarnya hubungan antara teman Ammar tersebut dengan hantu di ruang komputer?
Hari menjelang sore, Mika harus pamit pulang karena mamanya sudah menjemput setelah Mika memberi kabar pada mamanya sebelumnya.
"Kami permisi pulang dulu ya jeng.. Terimakasih untuk semuanya. Maaf jika anak saya membuat repot" mama Mika berpamitan pada Ammar dan mamanya.
"Ah..tidak apa jeng. Saya malah senang karena Ammar punya teman baru, padahal baru pindah kesini." jawab mama Ammar.
Mika dan mamanya bergegas pulang karena hari mulai gelap. Dalam perjalanan pulang Mama Mika terus menggerutu pada anak gadisnya.
"Kamu ini bisa bisanya main ke rumah cowok. Mana baru kenal lagi!" tegas mama Mika.
"Kebetulan searah ma..Ditawarin sih.." Mika pun mencari alasan.
Sampai rumah, setelah melakukan kewajibannya, Mika langsung berbaring di ranjangnya. Dia masih memikirkan cerita Ammar yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Namun Mika tak menemukan jawabannya hingga akhirnya tertidur.
...
"Tolong aku..."
Mika terkejut dan langsung mencari sumber suara orang minta tolong. Mika merasa asing di tempatnya sekarang. Seperti rumah tua yang sudah lama tidak dihuni. Barang barang yang sudah usang dan banyak sekali debu serta sarang laba-laba tetapi tidak ada hewannya.
Meskipun Mika pemberani, tetapi jika di tempat sepi dan sendirian seperti ini bulu kuduknya juga pasti berdiri. Mika terus waspada.
"Tolong...."
Mika kembali mendengar suara tersebut. Dan kini seakan lebih dekat. Mika tak berani bersuara, karena dia yakin itu pasti bukan suara manusia.
Mika lebih mendekat ke arah sumber suara. Dia pun melihat ada seseorang sedang duduk membelakanginya. Dan dia menangis serta minta tolong.
Mika menghampiri dan mencoba menyentuh bahu orang tersebut. Orang itupun langsung berhenti menangis dan menoleh ke arah Mika.
"Astaghfirullah.."
Mika terperanjat, tubuhnya basah oleh keringat. Dia pun mengusap wajahnya dengan bantal disampingnya.
"Bangun..sudah subuh!" Mama Mika meraih bantal dan memukulkannya pada Mika.
"Bikin kaget saja!"ucap mama Mika sambil mengelus dada.
"Mama sih tiba-tiba ada di depan Mika" Mika pun protes.
"Lah kamu teriak minta tolong memang ada apa?" tanya mama Mika sembari membuka tirai dan jendela meskipun hari masih gelap.
"Aku?" tunjuk Mika pada dirinya sendiri. Perasaan dirinya tidak mengucap kata tolong.
Mika kembali diam. Dia sedikit lega karena itu hanya sebuah mimpi. Dia pun bergegas beribadah dan bersiap ke sekolah.
Paginya di sekolah, seperti biasa Risma sudah datang duluan. Mika segera menemuinya.
"Beneran di kelas kita ada anak baru?" Risma penasaran dengan teman barunya yang katanya tampan itu.
"Iya..Kemarin duduk di tempat kamu!" jawab Mika biasa saja.
"Sekarang dia duduk dimana?"tanya Risma lagi sambil mencari sosok anak baru yang dimaksud.
"Entah!" jawab Mika yang tadinya ingin cerita soal hantu di ruang komputer, kini diurungkannya.
Tak berapa lama, Ammar masuk ke kelas. Dan seperti kemarin semua anak cewek terkesima melihatnya termasuk Risma. Ammar pun menempati tempat duduk kosong yang ada di belakang Mika dan Risma. Sekilas Ammar tersenyum pada Mika tetapi diacuhkan oleh Mika sehingga membuat Risma yang menjadi salah tingkah karena dikiranya Ammar tersenyum padanya.
Mika tak menghiraukan Ammar dan duduk rapi menghadap papan tulis. Sedangkan Risma langsung berbalik hendak berkenalan dengan Ammar.
Risma dan Ammar terlihat sangat akrab meskipun baru kenal sehingga membuat Mika semakin jealous. Meskipun ngobrolnya dengan Risma, Ammar sesekali memandang Mika hingga membuat Risma merasa aneh.
"Mi..Diajak ngobrol Ammar tuh!" senggol Risma pada Mika yang terlihat cemberut. Namun Mika tidak menggubris ucapan Risma.
Pelajaran pun dimulai, Mika dan yang lainnya langsung fokus pada pelajaran. Saat jam istirahat, seperti biasanya Mika dan Risma langsung menuju kantin. Mereka pun melewati ruang komputer ketika menuju ke kantin.
Meskipun tidak ada aktifitas di ruang komputer, pintu kelas pun tetap dibuka. Mika memperhatikan dalam ruang saat berjalan. Dan Mika melihat ada seseorang di dalam kelas yang sedang memperhatikannya dan tersenyum.
"Akkkhhhh..." Mika pun teriak membuat Risma terkejut.
"Ada apa?" Risma menengok ke dalam ruangan sesuai dengan yang ditunjuk Mika.
"Gak ada apa apa!" Risma malah berjalan ke pintu kelas dan melihat ke dalam ruangan. Dan memang tidak ada apapun disana.
Mika membuka matanya dan ikut memastikannya di samping Risma. Suasana kelas sunyi dan sepi.
"Mungkin aku salah lihat!" Mika segera menarik tangan Risma meninggalkan kelas tersebut.
"Kamu kenapa sih Mi?" tanya Risma penasaran dengan apa yang dialami Mika tadi.Akhirnya Mika pun cerita apa yang telah dilihatnya tadi dan penampakan-penampakan sebelumnya.
"Apa mungkin itu siswi yang bunuh diri disini beberapa tahun yang lalu?" Risma mencoba menerka.
"Emang ada cerita kayak gitu?" Mika pun penasaran.
"Kakakku kan dulu alumni sini. Katanya memang ada kejadian seperti itu dan hantunya gentayangan!" ucap Risma membuat Mika semakin penasaran.
Tiba tiba Mika menjadi merinding. Dia merasa suasana kantin menjadi dingin dan senyap padahal masih banyak orang disana.
"Hay...malah melamun!" Risma menepuk pundak Mika dan membuyarkan lamunannya. Suasana kembali riuh lagi dengan candaan siswa siswi yang sedang makan. Mika hanya tersenyum kecut menahan malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Iya nih yusuf kemana.. Ammar gak jelas ceritanya.. Apa ammar itu yusuf apa gimana.. Vino juga akhirnya gimana dia nasibnya
2023-09-11
0