Mika terus mengikuti wanita itu hingga berhenti di depan kelas komputer yang tampak sepi. Hingga..
"Akkkhhhhh .."
Mika berteriak sangat kencang karena ada tangan yang memegang bahunya. Mika segera menoleh ke belakang karena penasaran siapa yang mengagetkan nya itu.
"Kamu apa apaan sih? Bikin kaget aja!"Mika langsung mencemooh pria yang ada di belakangnya itu.
"Kamu ngapain celingukan disini?" Ammar langsung meninggalkan Mika tanpa menunggu jawaban dari pertanyaannya.
"Dasar usil!" Mika terus menggerutu sambil nunjuk nunjuk ke arah Ammar yang tidak menghiraukannya dan pergi tanpa menoleh ke belakang lagi.
Mika kembali mengamati ruang komputer melalui jendela karena pintu ruangan tersebut masih tertutup. Ternyata hanya tempat sunyi karena memang tidak ada kegiatan disana.
"Aku baru tau kalau tempat ini terasa ramai saat digunakan saja.Kemana perginya wanita itu?" batin Mika.
Karena merasa merinding sendirian disana, Mika memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Sampai di kelas, Ammar sudah tersenyum menyambut kehadirannya.
"Gak usah sok akrab deh" Mika masih acuh pada Ammar.
"Kenapa? Kamu mau menemui wanita itu?" ucap Ammar membuat Mika terperangah.
"Kamu melihatnya?" Mika pun penasaran dengan jawaban Ammar, tetapi Ammar hanya tersenyum dan melanjutkan fokus ke depan kelas karena jam pelajaran akan segera dimulai.
Mika yang masih penasaran, sebentar sebentar memandang Ammar. Seakan ingin mengutarakan sesuatu tetapi Ammar justru semakin mengacuhkannya. Mika semakin jengkel dibuatnya
"Sombong amat sih nih orang. Bukankah tadi sok akrab yah?" Mika hanya bisa bergumam.
Jam pelajaran telah usai, siswa siswi sudah berbenah akan pulang termasuk Mika yang sibuk merapikan semua bukunya yang selalu dia masukkan ke kolong meja saat tiba di kelas tadi pagi.
"Aku perlu ngomong sama kamu!" ucap Mika pada Ammar sembari memasukkan bukunya ke dalam tas. Ammar hanya diam dan langsung meninggalkan Mika tanpa berkata.
"Ehh tungguin!" Mika sedikit berlari menyusul Ammar yang berjalan duluan. Hingga membuat teman yang lain pada bergosip, kenapa Mika bisa langsung akrab dengan anak baru?
"Tungguin kenapa sih? Jangan pelit info donk?" Mika pun berhasil meraih lengan Ammar yang dari tadi terus mengabaikannya.
"Cie cie...." ejek beberapa anak yang melihat Mika menggandeng lengan Ammar. Ammar hanya tersenyum simpul sementara Mika jadi salah tingkah dan langsung melepaskan tangannya dari lengan Ammar.
"Jangan membicarakan masalah ini di sekolah" bisik Ammar sesekali celingukan takut ada yang mengamati dan kembali berjalan mendahului Mika.
Mika semakin memerah pipinya karena Ammar terlalu dekat padanya. Namun dia kembali tegang karena penasaran dengan maksud Ammar.
"Jadi.." belum selesai dengan kata katanya, Mika baru menyadari jika Ammar sudah berjalan jauh di depannya.
Mika terus mengikuti Ammar sampai gerbang sekolah. Dia tidak berani berbicara dengan Ammar karena banyak orang disana. Ammar segera masuk ke dalam mobil yang sudah menjemputnya. Sementara itu Mika langsung mengikuti Ammar masuk ke dalam mobil juga.
"Kenapa kamu ikut masuk? Aku mau pulang!" Ammar pun heran dengan sikap Mika, tetapi membiarkan Mika tetap masuk ke dalam mobilnya. Tentu saja semua anak sekolah yang disana langsung heboh melihat Mika masuk ke dalam mobil Ammar.
"Nebeng..Kita kan searah" Dengan PeDe nya Mika meringis membuat sopir Ammar bingung.
"Jalan aja pak!" perintah Ammar pada sopirnya tersebut.
Mobil pun melaju menuju rumah Ammar. Di dalam mobil Ammar terus bertanya dimana rumah mika, tetapi Mika tidak menjawabnya dan hanya meringis saja.
"Dasar aneh!" Ammar terus menggerutu karena Mika tak kunjung bicara, hingga mobil Ammar pun sampai ke rumahnya.
"Ini sudah sampai rumahku. Lantas rumah kamu dimana? Kamu bilang kita searah" protes Ammar karena Mika tak kunjung bicara.
" Kita memang searah kok! Dan rumahku masih agak kesana!" jawab Mika sambil menunjuk jalanan yang dilewati tadi.
"Lah terus.." Ammar kian bingung menghadapi sikap Mika yang sejak tadi hanya cengengesan saja. Sungguh beda dengan yang dibilang Joko jika Mika adalah gadis introvert.
"Pulang sana!" perintah Ammar pada Mika.
"Nanti saja! Toh di rumahku juga gak ada orang di jam segini." jawab Mika enteng.
"Kok bisa?" Ammar semakin heran.
Memang jika pagi sampai sore rumah Mika selalu sepi karena mama dan abangnya bekerja dari pagi sampai sore, sedangkan papa Mika bekerja di luar kota dan bisa pulang hanya sebulan sekali.
Jika pulang sekolah masih siang, Mika biasanya main dulu ke rumah Risma sampai Abang atau mamanya menjemput. Karena Mika tidak mau sendirian di rumah setelah beberapa bulan sebelumnya dia selalu dibayang-bayangi oleh sosok hitam besar yang ada di dapur rumahnya. Dan kejadian itu selalu terjadi saat Mika berada sendirian di dapur.
Anehnya ketika mama dan abangnya juga ada di dapur, sosok itu tidak pernah muncul. Karena hal itu membuat Mika hanya berani ke dapur saat ada keluarganya saja.
"Kamu punya indra keenam gitu? Atau seorang indigo?" tanya Ammar setelah tau cerita Mika.
"Entahlah!" Jawab Mika juga tak tahu. Dia sendiri juga tidak paham dengan apa yang dialaminya.
Pernah suatu hari Mika cerita pada mamanya, tetapi mama Mika hanya bilang jika dirinya sedang lelah jadi seolah-olah melihat sesuatu yang tidak seharusnya. Setelah itu Mika hanya bisa menenangkan dirinya dengan asumsi yang sama seperti yang diucapkan mamanya tersebut.
Ammar pun mempersilakan Mika mampir ke rumahnya sampai mama atau abangnya menjemput seperti yang Mika ceritakan.
Mama Ammar yang ibu rumah tangga sangat hangat menerima Mika. Mika jadi merasa seolah-olah sudah kenal lama. Mereka pun akhirnya saling ngobrol karena merasa tidak canggung lagi.
Setelah mengobrol dengan mama Ammar. Murni, mama Ammar pun meninggalkan anaknya dan temannya itu. Murni tahu jika anaknya pasti butuh keleluasaan. Apalagi ini adalah pertama kalinya Ammar kedatangan teman cewek.
"Mama kamu orangnya asik ya?" puji Mika pada mama Ammar.
"Hmmm..." jawab Ammar datar.
"Ya udah to the point' aja. Apa maksudmu tadi di sekolah?kenapa tidak boleh membicarakan hal itu disana?" Mika pun membuka topik dan langsung ke intinya.
"Oke! Jujur ya..Aku juga bisa melihat hal hal yang begituan." jawab Ammar lugas.
"Apa yang kamu lihat aku bisa melihatnya juga" lanjut Ammar.
"Bagaimana bisa? Kamu kan baru di sekolah ini?" tanya Mika tak percaya.
"Aku sengaja pindah ke sekolah ini karena cerita dari temanku."jawab Ammar.
"Teman yang mana? Joko maksudnya?" tebak Mika.
"Bukanlah! Temanku yang dulu juga sekolah disini. Tapi sekarang sudah tiada." ucap Ammar.
"Meninggal?" tanya Mika kaget.
"Hmmm.." ringkas Ammar.
"Cerita apa memangnya?" tanya Mika semakin penasaran.
"Jadi ceritanya..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Apa temenya ammar yg sudah meninggal itu minta tolong ya sama ammar.
2023-09-08
1
Annisa alma
lanjut thor.penasaran
2023-09-07
1