"Hisbi,,, masak kamu tidak tertarik dengan kang Furqon,, dia ganteng loh suaranya bagus lagi" lagi dan lagi zayya membahas Furqon,kang pondok dengan sejuta pesona itu berhasil membuat para mbak mbak tergila gila, bukan hanya wajah yang tampan dan suaranya yang bagus tapi Furqon juga sangat ramah kepada siapapun, dia juga terkenal santri yang tawadhuk.
"by,, kok diam sih" ucap zayya menarik baju hisbi,karena orang yang sedari tadi di ajak bicara malah diam
"gimana sih zay, kalau kamu suka langsung aja matur sama Abah bereskan? siapa juga yang bisa menolak kamu? kamu kan cantik dan juga baik " ucap hisbi tersenyum memandang zayya
" hisbiii aku itu sebatas mengagumi tidak lebih, lagian jantung ku baik baik saja ketika di dekatnya" ucap zayya sambil cekikikan
"udah ah, aku mau ke kelas dulu" ucap hisbi yang melihat dosen killer nya sudah masuk ke ruang kelas dan zayya berbelok ke kanan karena ia juga akan masuk.
mereka sama sama kuliah di universitas yang sama hanya saja jurusannya berbeda, zayya mengambil jurusan filsafat, sedangkan hisbi mengambil jurusan bisnis, zayya heran kenapa hisbi mengambil jurusan itu karena menurutnya tidak sesuai dengan passionnya apalagi mereka adalah anak pesantren yang biasanya akan terjun ke dunia keagamaan sedangkan hisbi?
entahlah gadis satu itu memang berbeda Teman temannya pun tidak tahu apa alasan hisbi mengambil jurusan itu bahkan zayya yang notabene nya Ning putri kyai pesantrennya sekaligus sahabatnya saja tidak tahu. dan hisbi pun satu satunya anak pesantren yang mengambil jurusan bisnis di universitas itu.
meskipun hisbi hidup di lingkungan pesantren ia cukup cerdas dalam kuliahnya, bahkan banyak teman temannya yang meminta bantuannya saat mengerjakan tugas.
"hisbi " panggil Tyas sambil berbisik
"kenapa" jawab hisbi menggerakkan bibirnya tanpa suara
" nanti ikut gue yaa" ucap Tyas
"insyaallah" jawab hisbi Dan ia fokus kembali dengan pelajarannya.
***
"Tyas sebenarnya kamu mau ngajak aku kemana?" tanya hisbi karena ia bingung tiba tiba saja di ajak keluar padahal satu jam lagi mereka ada matkul.
"temenin aku makan siang" ucap Tya mengendarai mobilnya
"kenapa sampai keluar kampus?"
"loe tahu gak sih, di sana ada cafe yang baru opening jadi gue mau cobain menu menunya gue traktir deh loe" ucap tya menepikan mobilnya karena ternyata jaraknya cukup dekat cukup 5 menit dan hisbi tidak mempermasalahkan itu,
Tya adalah teman dekat hisbi di kelasnya, meskipun dari penampilan Tya sangatlah berbeda dengan hisbi, Tya tidak berhijab sedangkan hisbi malah anak pesantren tetapi itu tak menghalangi pertemanan mereka selama ini, Tya sendiri tidak tahu apa alasan hisbi mengambil jurusan itu, sedangkan kalau dia sendiri sudah jelas akan menjadi penerus ayahnya di perusahaan.
hisbi Dan Tya memasuki cafe yang di sana ternyata cukup ramai karena ini adalah jam makan siang di tambah lagi cafe ini baru grand opening 2 hari lalu jadi banyak orang yang mencoba nya, tidak hanya para mahasiswa tapi juga para pekerja karena di depan cafe ini ada perusahaan.
"penuh ty, kita balik aja lah" ajak hisbi ketika mereka masuk ternyata sudah tidak ada tempat duduk
"jangan dong kita kan udah sampai sini" ucap Tya sambil celingak celinguk mencari orang yang selesai makan
"ayoo" ucap Tya menarik tangan hisbi Dan membawanya ke meja yang berada di pojokan.
"ty itu masih ada orangnya loh" ucap hisbi yang mengerti Kemana arah mereka
Tya tak menghiraukan ucapan hisbi karena mereka sudah sampai
"maaf mas kita boleh duduk sini gak? soalnya mejanya sudah penuh semua" ucap Tya meminta izin pada seorang pria yang terlihat bermain dengan ponselnya
"duduk saja mbk saya sudah selesai" ucap pria itu sambil berdiri tanpa melihat ke arah Tya, karena fokus dengan ponsel di tangannya pria itu langsung saja berbalik dan berjalan yang ternyata di belakangnya ada hisbi
cetakkk
"astaghfirullah" reflek hisbi yang membuatnya terkejut tidak hanya ia di tabrak oleh orang bukan muhrim tapi ponsel yang ia pegang juga terjatuh, karena saat Tya berbicara dengan pria itu hisbi hendak mengangkat panggilan dari Zayya
"Maaf" ucap pria tersebut mengambil ponselnya sedangkan hisbi sendiri sudah mengambil ponselnya duluan
"saya juga minta maaf" ucap hisbi menundukkan kepalanya dan mundur beberapa langkah agar pria tersebut bisa melanjutkan langkahnya.
hisbi tidak berani melihat pria itu karena ia tahu itu tidaklah baik, berbeda dengan pria itu yang melihat ke arah hisbi cukup lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Grecia Amiel
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
2023-09-01
0