“bi inah pangil anak-anak untuk makan malam bi” ucap nenek anisa.
“baik nyonya” ucap bi inah.
Bi inah memangil keenam bersaudara untuk makam malam bersama.
Sekarang mereka sudah berada di meja makan.
“bibi makan bareng bersama kita yuk” ajak aqila.
“tidak usah non, bibi makan di belakang saja” tolak bi inah.
“udah makan bersama kita saja sekalian panggil pak ujang” ucap nenek anisa.
Pak ujang adalah supir pribadi nenek anisa.
“tidak usah nek, kami bisa makan nanti saja nek” ucap bi inah masih menolak.
Bi inah merasa tidak enak untuk makan bersama dengan majikannya.
“bi, saya tidak suka penolakannya, pokoknya sekarang bibi panggil pak ujang untuk makan bersama” ucap nenek anisa sekali lagi.
Bi inah pun tidak menolak lagi. Bi inah pergi memanggil pak ujang dan kembali lagi ikut makan bersama.
Setelah selesai makan mereka kembali ke kamar. Mereka berkumpul di kamar qila.
“gays, menurut kalian gimana, terima atau tidak tawaran mereka untuk gabung dengan geng elang itu ?” tanya aqila.
“gue juga tidak tau” ucap tiara.
“menurut gue terima aja” ucap kirana.
“apa alasan lo untuk kita harus bergabung dengan mereka” dion.
“gays secara tidak langsung kita udah terlibat, gue yakin si genk rajawali, rajawali itu pasti akan mencari kita dan menyerang kita juga” ucap kirana penuh keyakinan.
“iya lo benar juga sih” ucap gino membenarkan ucapan kirana.
“jadi keputusannya ?” rion menanyakan pendapat saudaranya akan keputusan akhir mereka.
“terima ajalah, sekalian nambah teman” ucap aqila enteng.
“ok, jadi semua setuju kalau kita terima tawaran genk elang” tanya gino memastikan.
“iya” jawab kirana singkat.
“apa kalian sudah yakin” ucap dion kembali menanyakan memastikan keputusan yang mereka ambil sudah tepat.
Mereka mengangguk sebagai tanda setuju.
“ya udah kita istirahat, soal keputusan ini kita kasih tau pas hari ketiganya aja, kan kita minta waktu tiga hari juga” ucap dion.
“gays sebelum kita kasih tau mereka, pikirkan lagi tawaran yang genk elang berikan kepada kita” ucap gion.
Sebenarnya gion ragu untuk bergabung dengan genk elang. Gion takut identitas mereka sebagai manusia istimewa akan ketahuan dan gion juga berpikir mereka pasti akan menghadapi banyak masalah, karena bagi gion menjadi anggota genk pasti akan banyak bahaya yang akan dihadapi.
Walaupun sebenarnya gabung atau tidaknya mereka masalah dan bahaya bisa saja datang kapan pun. Tapi entah mengapa gion kurang yakin untuk beegabung dengan genk elang tapi gion juga tidak bisa menolak. Gion melihat saudaranya semuanya setuju bergabung dengan genk elang.
. . .
“kira-kira mereka akan menerima tawaran kita atau tidak ya” ucap lula.
“mereka siapa ?” tanya luna polos.
“ya ampun luna, ya rion dan kawan-kawannya itu lah, siapa lagi coba” ucap lula kesal.
“oh itu, entalah kita tunggu saja jawaban dari mereka” ucap luna.
“tapi gue benar-benar penasaran akan jawaban mereka” ucap lula penasaran. Tidak sabar menunggu jawaban dari keenam saudara.
Lula dan luna tinggal di di apartemen, luna dan lula tidak memiliki keluarga lagi, kedua orang tuanya sudah meninggal dunia semenjak mereka berumur lima belas tahun, mereka memutuskan untuk menjual rumah karena kakak tiri mamanya ingin merebut rumah itu.
jadi mereka memutuskan untuk menjualnya saja, bukan Cuma rumah tapi beberapa usaha juga mereka jual. Sekarang yang tersisa hanya apartemen yang mereka tempati dan sejumlah uang yang tidak sedikit dari hasil menjual rumah dan juga usaha keluarganya. Tentu saja mereka menjual itu di bantu oleh notaris keluarga mereka, lebih temannya adik kandung papanya.
Adik papanya adalah notaris kelurga dari luna dan lula. Sempat mereka tinggal bersama pamannya namun pamannya itu meninggal dunia jadi mereka memutuskan untuk tinggal di apartemen saja.
Tante tirinya itu tidak bisa merebut apartemen itu karena apartemen itu dibeli atas nama mereka berdua sebagai hadiah ulang tahun dari orang tuanya.
“semoga kita ketemu sama mereka lagi, jadi kita bisa lebih menyakinkan mereka lagi” ucap lula.
“udah tidur, udah malam ini” ucap luna menyudahi obrolan mereka.
. . .
“kalian ada yang kuliah hari ini ?” tanya nenek anisa pada saat sarapan.
“aku sama aqila nek” ucap gino.
“ya sudah kalian hati-hati ya, gino jaga aqila” ucap nenek anisa.
“siap nenek” ucap gino hormat.
“kalian bawa mobil sendiri atau satu mobil ?” tanya nenek anisa
“bawa mobil sendiri-sendiri nek, aku hari ini ada dua mata pelajaran” ucap aqila.
“ingat kalau ada apa-apa cepat minta pertolongan kepada saudara kamu ya” ucap nenek menasehati.
“ok nenek, pasti nenek” ucap aqila sambil mengancungkan jempolnya.
“ya udah nek kita berangkat dulu ya” ucap aqila.
Lalu mereka menyalami neneknya secara bergantian.
“iya hati-hati ya” ucap nenek anisa.
“Assalamulaikum” ucap aqila dan gino.
“Waalaikumsalam” ucap mereka kompak.
“kalian ada kegiatan apa hari ini ?” tanya nenek anisa.
“kalau aku sih tidak ada nek, palingan dirumah, belajar” ucap tiara.
“kalau bosan palingan jalan-jalan nek” ucap kirana.
“ya udah apapun kegiatan kalian, kalian harus hati-hati” ucap nenek anisa.
“nenek aku ikut nenek ya cek supermarket” ucap dion.
“boleh, kamu temani nenek hari ini ya” ucap nenek anisa.
Nenek anisa memiliki usaha supermarket dan lestoran. Lestoran yang terkenal akan kelezatan makanannya dan tentu saja dengan harga yang bisa dibilang tidak murah. Bahkan yang makan disana pengusaha-pengusaha kaya. Bisa dikatakan kelas atas yang banyak makan disana.
Bahkan tidak sedikit pengusaha yang menyewa lestoran itu untuk berbagai acara.
Nenek anisa juga memiliki mini market di kota B, namun sayang usaha nenek anisa dikota B selalu di ganggu oleh pemilik mini market lain karena merasa tersaingin.
Mini market miliknya hanya sedikit pengunjung, dan pemilik mini market itu menduga bahwa yang membuat mini marketnya sepi pengunjung karena mini market milik nenek anisa.
Karena usaha disana tidak berjalan lancar akhirnya nenek anisa memutuskan menjualnya saja dan Memutuskan pindah ke kota A karena usaha nenek anisa di kota A sangat maju.
. . .
“lihat deh bro, itukan teman rion” ucap dimas. Menunjuk ke arah aqila dan gino yang baru sampai dikampus
“iya lo benar dim” ucap rian.
“kita kerjain yuk” ajak dimas.
“apa lo punya rencana ?” tanya rian.
Dimas tidak menjawab tapi dimas berjalan menujunke arah gino. Gino dan aqila sudah berpisah karena kelas aqila di lantai bawah sedangkan gino di lantai atas.
“hai bro” ucap dimas. Menyapa gino.
Gino tidak menaggapi sama sekali ucapan dimas.
“sombong amat sih loh” ucap rian menarik tas gino.
“wih anak rajin nih, pakai bawa buku segala” ucap dimas membuka tas gino.
“balikin tas gue” ucap gino datar.
“uhh takut, kalau gue tidak mau, lo mau apa ?” ucap rian menarik ulurkan tas itu dihadapan gino.
Sedangkan dimas sudah melempar buku gino ke lantai bawah. Hal itu mmebuat gino kesal dan marah.
“mau kalian apa sih” ucap gino masih berekspresi datar.
“tidak ada” ucap dimas.
“mereka bikin gue kesal aja, apa gue gunain kekuatan gue aja untuk membalas mereka” ucap gino dalam hati.
Gino yang jenggah menghadapi dua orang dihadapannya pun memutuskan untuk pergi. Namun lagi lagi dihalagi oleh dimas dan juga rian.
“mau kemana, disini aja udah atau ke cafe kita nongkrong-nongkrong” ucap dimas menaik turunkan alisnya.
“gue mau ke kelas” ucap gino datar.
“wih anak rajin nih” ucap rian mengejek.
“udah tidak usah masuk kelas meninggan ikut kami nongkrong” ucap dimas menghalangi jalan gino.
“gue udah cukup bersabar ya sama kalian, jangan sampai kesabaran gue habis” ucap gino dengan sorot mata tajam bak elang yang siap menerkam mangsanya.
Namun lawan bicaranya itu tidak terlalu mengubris dan masih menghalagi jalan gino, gino mendorong dimas agar dia bisa jalan. Dorongan itu berhasil membuat dimas jatuh. Alhasil membuat dimas marah begitu juga rian.
Dimas di bantu rian berdiri dan mengejar langkah gino walaupun sebenarnya gino hanya berjalan bukan berlari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
anggita
takasih hadiah bunga🌹buat authornya.
2023-09-21
0