قال الشيخ حماد الأنصاري رحمه الله:
طا لب العلم الذي لايحمل معه قلما دا عما لايستفيد. المجموع :(٥٧١/٢)
Berkata Syaikh Hammad al-Anshari rahimahullah: "Seorang penuntut ilmu yang selalu tidak membawa pena dia tidak akan mendapat faedah."
Salah satu jam mata pelajaran di kelas Mayra sedang berlangsung. Para santriwati dengan khidmat menyimak penjelasan ustadzah yang tengah memaparkan materi.
Namun, di tengah kondusifnya suasana mengajar pagi ini tiba-tiba terdengar suara dari Kayla dan Safa yang saling berbisik-bisik, ntah apa yang dibicarakan.
"EKHEMMM..." Ustadzah yang tadinya sibuk memaparkan materi kini beralih fokus ke Kayla dan Safa yang tidak bisa diam.
Mayra?
Ia yang ada di samping Kayla memilih diam saja. Sekali duakali tadi ia menegur, namun Kayla tak mengindahkannya. Ya, sudah apa boleh buat? Biarlah ustadzah yang turun tangan.
"Ananda Kayla, ananda Safa???" sapa ustadzah. Bermaksud menegur.
Kayla dan Safa menoleh bersamaan. Diam, tak berani bicara lagi ataupun berbisik-bisik. Suara mereka mendadak hilang, ditelan ketakutan.
"Apakah pantas jika seorang guru tengah memaparkan materi, muridnya asyik bicara sendiri?" kata ustadzah. Pandangannya tajam, mampu merobohkan pertahanan Kayla maupun Safa.
"May ... tolongin aku," bisik Kayla yang berada di samping Mayra tepatnya satu bangku. Jemarinya bertautan, keringat dingin menetes. "Ya Allah... Gimana kalau aku kena hukum?" gumam Kayla.
"Maaf Kay—" Baru saja Mayra ingin menyahut, ustadzah kembali berbicara. Membuat ucapan Mayra terpotong.
"Sedang apa kalian berdua dari tadi? Ustadzah perhatikan kalian sibuk bisik-bisik bahkan senggol-menyenggol, ada apa?" Mata ustadzah muda itu bergantian menatap Kayla dan Safa.
Safa mengangkat tangan kanannya. Bermaksud meminta waktu ingin bicara, menyampaikan penjelasannya. Ustadzah mengangguk, mengiyakan Safa untuk bicara.
"Saya cuma mau minta tolong ke Kayla untuk mengambil pulpen saya, ustadzah." Jujur, Safa berkata jujur. Yang salah adalah Kayla justru menjahilinya dulu sebelum bersedia mengambil pulpennya. Alhasil, mereka ditegur ustadzah.
******
Berusaha lari walau jasmaninya telah letih. Dua santriwati berjilbab segiempat putih itu berlari kecil, mempercepat langkahnya agar segera sampai di Mayra yang tengah duduk ditepi lapangan pesantren.
"May..."
Mayra menoleh. Ia dapati wajah letih dua sahabatnya. Seukir senyum terbit di wajah manis Mayra. Kayla duduk di kanan Mayra, dan Safa duduk di kiri Mayra. Posisi Mayra diapit dua sahabatnya kini.
"Kapok nggak sama hukuman dari ustadzah Aina?" Bertanya sembari menyodorkan sebotol air mineral ke Kayla.
Kayla meneguk air yang Mayra berikan. Setelahnya, ia sodorkan ke Safa sambil menjawab pertanyaan Mayra. "Kapok, suer! Besok-besok nggak bakal aku ngulangi lagi. Kapok ya Allah!!"
Dengan senang hati Safa menerimanya walau dalam hati ia masih kesal pada Kayla. Setelah meneguk beberapa teguk, Safa turut menjawab. "Aku mah kapok kapok kapok bangeeeett. Abi, Umi, Safa minta maaf..."
Mayra tersenyum simpul, mendengar penyesalan dua sahabatnya—sahabat sejak masuk pesantren pertama kali. Ia berubah jadi diam seketika. Rindu orangtuanya kembali membelenggu hatinya. Bayang-bayang kebersamaannya dan orangtuanya terputar jelas.
Kayla sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan agar dapat melihat Safa. Dahi Safa berkerut saat Kayla menatapnya mendelik.
"Apa?" tanya Safa tanpa suara.
Kayla melirik Mayra, memberi isyarat pada Safa. Safa yang mengerti langsung merasa bersalah. Tak sepantasnya ia bicara tentang orangtua. Mayra akan kepikiran orangtuanya yang telah meninggal.
Suasana menjadi canggung. Kayla maupun Safa bingung ingin mengalihkan Mayra yang mulai kepikiran orangtuanya.
"Gimana ini?" tanya Safa tak bersuara. Kayla pun membalas tanpa suara.
"Nggak tahulah! Gara-gara kamu ini, Saf!!"
Melihat Kayla menyalahkannya, mata Safa langsung mendelik. Menatao tajam Kayla yang bicaranya sembarangan. Enak aja disalahin!
"Aku nggak salah! Aku kan nggak sengaja!!" bantah Safa tanpa suara. Matanya masih mendelik kesal.
Kayla memutar bola matanya jengah. Ia beralih menatap Mayra dari tempatnya, dari samping. "May..."
Teng teng teng!!
Suara bel tanda istirahat berakhir pun berbunyi. Bersamaan dengan Kayla yang memanggil Mayra hingga suara Kayla tercekat.
"May..." Lagi, Kayla mencoba menyadarkan Mayra yang tengah sibuk dengan memori orangtuanya. Namun....
Mayra berdiri, ia kibaskan rok seragamnya mencoba melepaskan pasir yang sekiranya menempel di sana. Mayra menunduk, menatap Kayla dan Safa dengan senyumnya.
"Kita masuk, yuk? Udah bel," kata Mayra langsung diangguki Kayla dan Safa. Dua lengan Mayra langsung diapit oleh Kayla dan Safa yang ada disisi kanan dan kirinya.
Sembari berjalan menuju kelasnya, Mayra berbicara membatin dalam hati dengan senyum merekahnya.
"Ya Allah, terima kasih telah banyak menuangkan kebahagiaan untukku walau tanpa orangtua, dan keluarga. Untuk Kayla dan Safa, terima kasih sudah banyak menghiburku walau tanpa kalian sadari. Iya ... aku merasa terhibur dengan tingkah kalian berdua. Terima kasih."
JANGAN LUPA LIKE, VOTE, RATE & KOMEN!! Arigatou🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
RN
like kk
semangat ya
salam dari PILIHAN HATI❤💞
2020-12-14
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like dan jejak lagi
semangat
2020-11-15
1
nuna_ruu
jejak lagi ✨
2020-10-21
0