Nico yang menarik lengan Dhani membawa kesadaran pada dirinya setelah tenggelam di keramaian begitu lama. "Nico" ucapnya setelah melihat bahwa orang yang menarik lengannya adalah Nico.
Nico terlihat terburu buru dan bergegas menjauh dari panggung, ia terlihat nampak khawatir akan sesuatu. dan Dhani hanya mengikutinya tanpa bertanya apa pun
mereka kembali ke tempat istirahat mereka di dekat pohon yang rindang, dan di saat itulah Dhani sempatkan bertanya "kenapa kok mundur?"
"udah jam segini, kalau kita pulang pas acaranya selesai keretanya bakal rame banget, jadi kita pulang serang aja yuk" Nico dengan pengalamannya merasa harus pulang segera, lagian ia juga tak sendiri, ia bersama Dhani damn khawatir saat mereka terpisah di kerumunan penonton.
Dhani kembali melihat panggung itu sesat dan melihat seorang bapak tua bernyanyi dengan gitar di tangannya. Dhani kembali mengingat perasaan sebelumnya soal dirinya yang tenggelam di tengah kerumunan tetapi mampu mengatasinya dengan tenang, ia juga kembali teringat dengan lautan biru yang dalam.
mereka memutuskan pulang lebih cepat, dan benar perkataan dari Niko kereta tak seramai mereka berangkat sepi dengan beberapa orang yang berpikir sama dengan Nico. Dhani sendiri terdiam, ia merasa ada sesuatu yang tertinggal, ia merasa ada yang kosong. benar ia tak sempat menulis apa yang ia rasakan, apa yang ia lihat dan apa yang membuatnya tadi tenggelam begitu lama. Dhani mengeluarkan buku catatannya dan merasa harus mencatat sesuatu, ia memejamkan matanya begitu lama tapi tak bisa merasakan apa yang tadi ia rasakan. Niko yang melihat Dhani mencatat, tetapi tak mencatat apa pun membiarkannya. bahkan sampai ke stasiun tujuan, Dhani tak juga kunjung mencatat.
"yaudah gw pamit ya Dhan"
"yeah hati-hati bre"
di kamarnya Dhani terduduk di kursi meja tempat ia menulis, mencoba kembali mengingat ingat apa yang bisa ia ingin soal rasa tadi, mencoba merenung sejenak sampai ia menyalakan laptopnya dan memutar penyanyi Sophia, tapi di akhir lagu pertama ia tak mendapati apa apa hanya lagu yang indah pikirnya. lalu ia berpikir lagi bagaimana ia bisa merasakan suasana saat ia ada di sana tadi, lalu Dhani membuka handphonenya dan membuka aplikasi pemutar lagu, di sana ia memutar lagu Sophia dan memejamkan matanya, membuat dirinya tenggelam dengan lagi tersebut. ia kembali merasakan perasaan itu, perasaan biru. perasaan itu seperti membawa ia kembali ke konser tadi berbedanya ia merasa menikmati konser itu tanpa ada seseorang pun di sekitarnya, hanya ada dia panggung besar dan penyanyi dengan lampu warna bisa membawa suasana kesepian yang sangat mendalam. Dhani membuka matanya, bergerak berdiri dari kursi dan mengikuti alunan nada itu ia menari, dansa yang hanya ia lihat di film ia mencoba mengikutinya. tangan kanannya memegang tangan seorang gadis yang cantik dan tangan kirinya merangkul pinggang sang gadis. mereka menari seperti hanya ada mereka dengan cahaya biru di sekitar yang mengikuti gerak tari mereka, rasanya sudah sejam Dhani menari tetapi sebenarnya itu tak lebih dari lima menit, hanya satu lagu yang di putar sebelum ia memberikan hormat pada pasangan menarinya dan tersadar ia hanya terbawa khayalnya barusan
Dhani terus menikmati lagu dengan membanting kan dirinya ke kasur dan menatap langit langit kamarnya, sekali lagi memejamkan matanya, terhanyut terbawa sang penyanyi tapi kali ini tak di atas panggung melainkan di bawah pohon yang besar dan mereka berdua saling menatap, gadis itu tersenyum lalu membalikan badannya ke arah pohon besar yang di mana terlihat semut semut kecil yang sedang berbaris. lalu tanpa sengaja Dhani berkata "cantiknya" dengan nada yang lembut dan di keluarkan secara tidak sengaja. gadis itu yang mendengarnya tersenyum dan berkata "bukan hanya kamu satu satunya yang mengatakan itu pada ku" lalu dengan tangannya sang Gadis itu menutup tawa kecilnya. Dhani yang tak terduga dengan jawabannya merasa malu, ia tau bahwa sebenarnya tak cukup menggambarkan perasaannya hanya dengan perkataan cantik saja, karena memang begitu rumit begitu biru dan dalam. Banyak hal yang mau Dhani bicarakan tapi tak ada suaranya yang keluar seakan sesuatu menahannya. jika di lihat lebih dekat lagi gadis ini sangat mirip dengan penyayi yang tampil di atas panggung tadi, hal yang membuatnya berbeda adalah ia tak lagi mengenakan hal hal yang indah hanya dress biru sederhana tanpa ada hiasan apa pun. gadis itu menunjuk semut yang sedang berbaris di pohon itu, sambil berkata "semut yang keluar dari barisan itu, apa yang ia pikirkan? apakah ia bahagia?"
Dhani menatap semut itu sembari berpikir maksud pertanyaan gadis itu, "ku pikir ia bahagia..."
"benarkah?"
Dhani melanjutkan ucapannya "tetapi, ku pikir semut lain tak akan bahagia melihat itu"
gadis itu menatap Dhani dan ia bertanya "kenapa?"
"karena semut itu tak menjadi apa yang di inginkan orang orang, ia melepaskan semua ekspektasi orang orang, membuangnya dan melemparkannya jauh jauh."
gadis itu terdiam sejenak memperhatikan semut itu, lalu tangannya mencoba memblokir jalan semut itu dang mengarahkannya kembali kepada barisan, Dhani yang melihat itu langsung bertanya dengan apa yang ia lakukan "apa yang kamu lakukan?"
gadis itu terlihat tidak memperdulikannya dan terus saja menghalangi semut itu memaksanya masuk barisan, semut itu sampai ke barisan tetapi kembali menjauh lagi dan gadis mengarahkannya untuk sekali lagi. saat sedang mengarahkan semut itu sang gadis tak sengaja membunuhnya, ia yang terkejut langsung menarik tangannya. sekarang semut itu benar benar mati, tubuhnya menempel di ranting pohon itu. sang gadis yang tadi terkejut, memperlihatkan wajah yang menakutkan, terdiam tanpa ekspresi dan perlahan menatap ke arah Dhani.
"apakah sekarang semut itu bahagia?" Dhani terkejut tak mampu menjawab pertanyaan dari gadis itu ia terdiam sangat lama sampai ia memutuskan untuk menjawab
"ia bahagia" dengan suara yang lembut tapi tak berani menatap sang gadis. Dhani yang menunggu jawaban dari sang gadis tak kunjung mendapatkannya, lalu saat ia melihat sang gadis itu sedang tersenyum lembut kepadanya dan mendekatinya secara perlahan. saat kepala mereka begitu dekat sang gadis itu berkata kalimat yang Dhani tak bisa pahami, tapi saat ia melihat senyuman bahagia dari sang gadis ia paham bahwa sang gadis sedang bahagia. Dhani itu tersenyum, walau ia tak mengerti perkataan dari gadis itu. lalu sang gadis itu meletakkan tangannya di pundak Dhani dan mendorongnya secara perlahan, Dhani tak bisa membuat tubuhnya bergerak pun terjatuh ke belakang, ia tak jatuh ke tanah melainkan seperti jatuh ke bawah jurang dengan gadis itu yang menatap dengan senyumannya. saat terjatuh itu Dhani sadar bahwa itu cuma mimpi, ia tersadar saat lagu sudah tidak memutar lagi di sebabkan kehabisan daya. Dhani bangun dari tidurnya dan bergegas terduduk di kursinya, mencoba mencari kabel casan handphonenya di atas meja, sambil memikirkan arti dari mimpi nya tersebut, tanpa ia sadari tangannya telah memegang pena dan ia seakan bersiap untuk menulis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Mawar_Jingga
tidak semua semut bisa beruntung💃
2023-08-31
1