2. Rasanya aku ingin mati saja

Aini  merasa sedih saat melihat kondisi  ayahnya yang semakin hari semakin kritis. Ia semakin bertambah sedih saat mengetahui perubahan sikap Zai yang ternyata hanya mempermainkannya selama ini. Ia tak menyangka  jika Zai tega menjadikan hubungan mereka sebagai content semata untuk mendulang popularitas dan rupiah.

 Zai kini tak ada bedanya dengan teman-temannya yang lain yang selalu membullynya di kampus. Bahkan pria itu selalu diam saat melihat Aini di bully oleh Alexa dan teman-temannya.

Bukan hanya itu saja, Pria itu bahkan tak mau datang ke acara persidangan perceraian mereka dan hanya mengutus pengacaranya.

Selain berhasil menjadikan aini janda dalam waktu sepuluh menit, Zai bahkan tega menjadikan video pengucapan talaknya sebagai konten selanjutnya untuk mendulang kesuksesan kedua pasca video pernikahannya yang menjadi trending di YouTube.

Sejak kejadian itu Aini tak berani keluar rumah, ia memilih mengurung diri dan hanya keluar untuk menjenguk ayahnya di rumah sakit.

Pro kontra pun mulai bergulir saat Zai merilis video perceraiannya itu. Tak sedikit para netizen yang mengecam aksi jahat sang you yubuers tampan itu. Namun banyak pula yang menyukai contentnya hingga ia menjadi viral dan diundang di berbagai acara televisi.

Jika Zai menjadi semakin populer setelah mempermalukan aini maka berbanding terbalik dengannya Aini justru ingin mengakhiri hidupnya karena sudah tak tahan lagi dengan penderitaan yang dialaminya.

Bukan saja ai yang menanggung malu atas apa yang dilakukan oleh Zai, namun sang ayah yang tadinya sudah membaik tiba-tiba kembali kritis saat melihat Zai tampil di acara televisi dan mengumumkan pernikahannya dengan Alexandra.

Saat itulah Ayah Aini langsung terkena serangan  jantung susulan hingga meninggal dunia. Setelah berhasil menjadikan aini janda, Zai juga menjadikan gadis itu sebagai anak yatim piatu.

Aini tampak menangis tersedu-sedu di samping pusara sang ayah. Air matanya tak kunjung berhenti apalagi saat mengetahui jika dirinya yang sudah membuatnya meninggal.

"Maafkan Ai ayah, gara-gara Aini ayah jadi meninggal. Andai saja aku tidak menerima lamaran Zai mungkin ayah masih hidup," sesalnya

Saat matahari mulai meninggi dan pancaran sinarnya mulai terik, Aini pun bangkit dan bergegas meninggalkan makam sang ayah.

Ia berjalan gontai kembali ke rumahnya. Setibanya di rumah ia langsung membaringkan tubuhnya di sofa sambil memandangi fotonya bersama kedua orang tuanya yang terpajang di ruangan itu.

Sekarang ia benar-benar merasa kesepian dan tak memiliki harapan hidup lagi. Apalagi setelah sang ayah yang menjadi satu-satunya alasan ia bertahan hidup sudah tiada.

"Tuhan, kalau boleh aku memilih, aku ingin mati saja hari ini, agar bisa menyusul ayah dan ibu di surga. Aku tak sanggup jika harus hidup sendirian menghadapi bullyan dan cemooh dari orang-orang yang memandang jijik kepadaku," Aini tampak mengusap air matanya

Memang selama ini alasannya bertahan hidup, dan melalui banyak ujian semata-mata demi sang ayah. Namun saat lelaki itu pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya maka Aini pun tak punya harapan lagi.

Siang itu Aini memutus untuk pergi ke kampus untuk mengajukan cuti.

Setibanya di kampus ia bertemu dengan Zai di lobby kampus.

Seorang pria tampan dengan pakaian casual dan berkacamata hitam tampak berdiri menunggunya di depan lobby.

"Zai??" Aini terkejut saat melihat Zai didepannya

Zai kemudian membuka kacamata hitamnya dan menatap sinis perempuan di depannya.

Ia mengambil sebuah kartu undangan yang sudah ia siapkan untuk Aini, "Aku datang hanya untuk memberikan ini kepadamu,"

"Undangan pernikahan??, dasar gila. Kau benar-benar pria tak beradab yang tega mengadakan acara pernikahan di saat perceraian kita baru saja di gelar. Dan apa kau tidak tahu kalau ayahku baru saja dikuburkan, apa kau tidak punya hati!" seru Aini kemudian melemparkan undangan itu ke wajah Zai.

Tak hanya tega telah mempermalukan aini di depan dunia, Kini Zai  bahkan sengaja mengundang Aini  dalam pernikahannya meskipun ia tahu Aini baru saja  kehilangan ayahnya.

"Aku tahu kamu sangat suka makanan manis dan enak untuk itu aku sengaja mengundang mu ke resepsi pernikahanku. Anggap saja itu sebagai ucapan terimakasih ku karena kau sudah membantuku meraih popularitas ku kembali. Jadi jangan berpikir macam-macam. Lagipula pernikahan ku dengan Alexa sudah kami rencanakan sejak lama sebelum kau hadir dalam hidupku, jadi jangan menghujat ku tak beradab atau apalah itu, karena aku tak peduli. Bagiku yang terpenting adalah aku bahagia saat ini karena aku akan menikahi wanita yang kucintai," jawab Zai dengan santai

Ia kemudian mengambil undangan yang dibuang Aini, "Aku tahu kau tidak punya uang dan sering kelaparan, untuk itu sebaiknya kau datang saja ke pesta pernikahan ku, disana banyak makanan enak dan gratis. Anggap saja itu sebagai perbaikan gizi. Khusus untukmu, kau tidak perlu membawa amplop ataupun kado untukku karena aku tak membutuhkan apapun dari wanita miskin seperti dirimu. Jadi simpan baik-baik undangan ini, karena tanpa ini kau tidak bisa masuk ke pesta pernikahan ku," imbuhnya

Di depan Zai Aini langsung merobek-robek surat undangan tersebut.

"Sorry, meskipun aku tidak punya uang untuk makan tapi aku tak sudi datang ke pernikahan pecundang seperti mu. Pecundang yang hanya bisa menyakiti seseorang demi mendulang kesuksesan kau benar-benar sampah Zai!" sahut Aini kemudian melempar serpihan kertas itu ke wajah Zai

"Terserah kau sajalah, lagipula aku juga takut kalau kau datang justru akan membuat pesta pernikahan ku kacau. Bukankah sampah seperti mu itu harusnya berada di tempat sampah ya bukan di hotel mewah!" ejek Zai tersenyum sinis kemudian meninggalkan Aini

Aini mengepalkan tangannya saat menerima penghinaan dari Zai.  Ia kemudian membalikkan badannya dan bergegas meninggalkan lobby kampus.

Sementara itu, para mahasiswi yang melihatnya bukan memberikan empati kepadanya, justru malah mencibirnya.

"Makanya jangan terlalu banyak berkhayal Ai, kau ini hanya sampah yang pantas berada di tempat hina bukan untuk menjadi Ratu, jangan bermimpi untuk mendapatkan Zai, karena ia tak pantas untuk mu!!" seru salah seorang penggemar Zai mereka bahkan melemparinya dengan botol minuman.

Ai berlalu pergi dengan api dendam di dadanya. Ia bahkan tak menoleh kebelakang ataupun membela diri saat para mahasiswi menghujatnya.

Setelah mengurus cuti belajar Aini menuju rumah sakit tempat ayahnya di rawat. Ia hendak mengurus administrasi perawatan sang ayah yang belum di lunasinya.

Selesai mengurus administrasi perawatan sang ayah iapun menuju roof top rumah sakit.

Aini yang merasa hidupnya hancur kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas gedung rumah sakit.

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

semoga Zai dapat karmanya 🤲😠

2023-10-18

0

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

Sungguh Kejam kalian membully orang yang lemah Bila saja kamu juga merasakan apa yang korban bully lalui kalian nggak mungkin bisa tertawa bahagia seperti itu di atas penderitaan orang lain

2023-09-18

0

Mommy Zahra

Mommy Zahra

iyalah bapaknya koit

2023-09-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!