"Sayang aku mohon, jangan begini" Arya meraih lembut tangan Gadis lalu menggenggamnya. siang itu Arya sengaja menemui Gadis di klinik karena Gadis menolak panggilan telepon dari Arya. ia juga tidak membalas chat yang Arya kirim.
"Arya, apa ku tidak sadar juga kalau mama kamu menolah hubungan kita?" kata Gadis merasa sakit hatinya.
"Dis, aku mohon beri aku waktu dan kesempatan aku akan membujuk mama" kata Arya memelas.
Gadis berpikir sejenak, ia tidak tega juga melihat Arya. Gadis menaruh hati pada pria itu. ia juga belum siap kehilangan perhatian dari Arya. perhatian dari pria yang membuatnya merasa di cintai dan di hargai.
"Baiklah, tapi..."
"Sayang, aku janji nanti kalau kamu bertemu mama dan papa aku pastikan tidak akan terjadi lagi masalah seperti kemarin"
Gadis mengangguk, Arya menariknya kedalam pelukannya.
"Terimakasih sayang susah memberiku kesempatan" bisik Arya.
Gadis mengangguk pasrah, ia memberikan Arya kesempatan karena pria itu memang pantas dan layak. Selama dua tahun Gadis tidak memiliki hubungan dekat dengan pria manapun. kedatangan Arya membuatnya merasa kembali hidup dan perlahan melupakan masa lalunya bersama Beno.
***
"Aku ingin semua petinggi perusahaan hadir di meeting besok untuk evaluasi kinerja semua divisi" kata Beno di hadapan semua petinggi perusahaan yang menjadi bawahannya. ia sedikit tidak puas dengan kinerja akhir tahun anak buahnya.
"Baik pak Beno" Serentak semua menjawab tanpa terkecuali.
Adi sekretaris merangkap asisten Beno nampak berdiri di belakang sang bos. ia mengamati wajah cemas para petinggi perusahaan karena telah membuat bos marah.
"Adi apa saja kerja mereka?.kenapa semua jadi kacau begini?!" Beno membanting map di atas meja kerjanya.
"Maaf pak, saya akan mencari tahu penyebab kinerja para karyawan menurun"
"Apa masalah gaji atau bonus?" tanya Beno. ia selalu mengingatkan pada Adi agar gaji dan bonus di berikan tepat waktu jangan ada kemunduran sehari pun. Beno tidak ingin hak para pekerja itu tidak terpenuhi sehingga menyebabkan kinerja yang tidak beres.
"Tidak pak, gaji dan bonus selalu tepat waktu"
"Lalu apa masalahnya?!"
"Masalahnya adalah kamu tidak juga menikah lagi!" Beno dan Adi menoleh ke sumber suara.
"Mami?" Beno tidak menyadari keberadaan ibunya di ruang kerjanya yang luas itu. nyonya Mariana Dirgantara yaitu maminya Beno siang itu datang berkunjung ke perusahaan. ia ingin melihat anak kesayangannya yang lama tidak memberi kabar.
Beno menghampiri Mariana lalu memeluknya.
"Mami kenapa tidak bilang kalau mau datang? Beno bisa meminta Adi untuk menjemput mami"
"Mami ada supir pribadi untuk apa.merepotkan Adi? kamu juga Adi jangan terlalu keras bekerja sampai lupa menikah!". Sindir Mariana.
"Baik nyonya" Adi jadi salah tingkah di suruh menikah. ia bahkan tidak memiliki kekasih saat ini.
"Mam ayolah, jangan bicara pernikahan disini! " Beno menyugar rambutnya dengan gemas.
"Oh ya mami dengar kamu punya kekasih baru kenapa tidak di kenalkan ke mami dan papi?"
"Nanti mam, Beno masih sibuk belum sempat"
"Ben ayo dong mami pingin cepat punya cucu" sebenarnya itu hanya alasan Mariana saja sebenarnya ia takut jika Beno trauma pada kegagalan pernikahannya dengan Gadis.
"Mami kemarin ketemu Gadis" wajah Marian terlihat sedih. ia begitu menyayangi Gadis seperti anaknya sendiri. Mariana sungguh tidak menginginkan perpisahan Beno dengan Gadis. ia sudah berusaha mencegahnya tapi apa boleh buat Beno dan Gadis kekeh untuk berpisah.
"Mami bertemu dia dimana?" Beno terlihat tertarik ketika maminya menyebut nama Gadis.
"Di klinik"
"Mami pergi ke klinik Gadis?"
"Iya soalnya mami kangen sama dia, mami sempat mengobrol dan belanja bareng sama Gadis"
"Oh ya?"
Mariana mengangguk mengingat kebersamaannya dengan mantan menantunya kemarin.
"Ben sepertinya Gadis masih sayang sama kamu"
"Tidak mungkin mam"
"Apanya yang tidak mungkin? mami masih bisa merasakan setiap kali mami menyebut nama kamu dia terlihat berbeda"
"Itu hanya pemikiran mami saja"
Adi bisa memperhatikan jika bosnya itu sedikit tersenyum dan salah tingkah sewaktu mendengar nama Gadis. apa lagi Mariana menambahkan bumbu-bumbu untuk menghasut Beno.
Sepulang maminya dari perusahaan, Beno duduk di kursi kerjanya ia menaikan kedua kakinya ke atas meja dan bersandar pada kursi kerjanya yang nyaman. matanya terpejam, wajah Gadis terbayang perlahan membangkitkan kenangan Beno dan Gadis saat masih menjadi suami istri.
Ciuman, malam pertama dan semua kenangan pahit manis yang di miliki keduanya kini terlihat jelas di benak Beno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments