BAB 4

"Ini, jangan menangis itu membuatmu terlihat jelek" sebuah tangan berbalut jas nampak mengulurkan saputangan berwarna putih bersih pada Gadis.

Gadis mendongak menatap siapa yang datang dan berdiri di sampingnya. hanya satu orang yang tahu tempat persembunyian jika Gadis merasa sedih yaitu Beno.

Ya Gadis berada di taman bermain, ia suka menyendiri di tempat itu jika sedang sedih atau galau. tapi saat ini sungguh Gadis tidak mengharapkan kedatangan Beno di sampingnya.

Beno kembali menarik saputangannya karena Gadis menolak pemberiannya itu. ia duduk di ayunan di samping Gadis.

"Patah hati?" tanya Beno tanpa memandang Gadis. ia menatap ke depan sambil memasang ekspresi datar.

"Bukan urusan kamu" jawab Gadis kesal.

"Hapus air matamu, wajahmu terlihat jelek sekali maskara mu luntur" kata Beno sambil meletakan saputangan itu di pangkuan Gadis.

Sungguh pria tidak romantis, kaku dan seenaknya. bahkan sejak dulu disaat Gadis sedih Beno tidak berhasil sekalipun membuat Gadis terhibur apa lagi merasa tenang.

Dengan kesal Gadis meraih saputangan itu lalu membersihkan wajahnya. benar saja memang maskaranya luntur tapi siapa yang peduli. Gadis sedang sedih saat ini ia tidak peduli dirinya terlihat cantik atau jelek. apa lagi di depan Beno.

"Apa karena Arya?" Beno kembali buka suara. beberapa hari ini Beno meminta asistennya untuk menyelidiki hubungan Gadis dengan Arya.

"Aku bilang bukan urusan mu Ben! kenapa kamu tidak mengurusi kekasih mu yang sudah menghancurkan rumah tangga kita?! kenapa kamu selalu menggangguku?! apa belum cukup penderitaan yang kamu kasih padaku selama ini?!"

Beno tertegun menatap Gadis yang sesenggukan. ia melempar sapu tangan bekas air matanya ke arah Beno lalu berjalan pergi meninggalkan mantan suaminya yang berdiri mematung.

Beno menghela napas, ia kembali duduk di ayunan berpikir sejenak tentang ucapan Gadis barusan.

Bukan orang ketiga yang menghancurkan pernikahan kita Dis, tapi kamu dan aku sendiri penyebabnya...

Keduanya sama-sama egois dan sama-sama sibuk dengan impian masing-masing di tambah kecemburuan Gadis pada wanita di sekeliling Beno.

Flash back

Beno dan Gadis menikah karena perjodohan, saat itu Beno berusia dua puluh tujuh tahun dan Gadis berusia dua puluh empat tahun. Beno sudah menjadi seorang CEO di perusahaan Dirgantara Group. sementara Gadis ia masih mengejar impiannya sebagai dokter kecantikan yang ingin memiliki sebuah klinik dan menciptakan produk kecantikan dengan labelnya sendiri.

Jarang bertemu, tidak seimbangnya komunikasi dan perdebatan tentang memiliki anak menjadi sumber perpecahan pernikahan Beno dan Gadis. belum lagi kecemburuan Gadis terhadap mantan kekasih Beno yang seorang pebisnis ternama membuat semua jadi berantakan.

Sejujurnya Beno mencintai Gadis hanya saja ia terlalu gengsi untuk menunjukannya pada Gadis. sementara Gadis sendiri juga kaku tidak bisa mengambil hati Beno. masalah kecil menjadi besar karena kurangnya kedewasaan.

***

Gadis tiba di rumahnya, ia bergegas menuju kamar dan menangis sejadinya. hari ini sangat melelahkan baginya. bertemu dengan nyonya Kusuma sudah membuatnya berat dan membuat hatinya terluka karena nyonya Kusuma tidak menyukai Gadis. status janda yang disandangnya menjadi permasalahan pelik hubungannya dengan Arya.

Di tambah tadi ia bertemu Beno, membuat Gadis semakin lepas kendali. ia melampiaskan kemarahannya pada Beno yang seharusnya itu tidak ia lakukan.

Gadis ingin hidup bahagia selayaknya orang lain yang memiliki hubungan sehat, direstui dan saling mencintai.

Bersama Beno Gadis merasa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. sementara bersama Arya ia merasa dicintai tapi restu tidak hadir bersama dengan cinta itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!