Kecewa

Daxel begitu kecewa dengan sikap Crissa mengapa harus dengan cara mencuri, jika Crissa ngomong baik-baik, maka Daxel bisa memberikan. Namun gadis itu terlalu mengecewakan dirinya, hingga membuat Daxel menyamakan Crissa dengan perempuan lain yang hanya bisa pandang uang Daxel saja.

Pria itu belum mengetahui latar belakang keluarga Crissa, begitu dramatis. kesedihan ditinggalkan ibu, demi memilih menikah dengan pria lain, bahkan punya seorang ayah adalah seorang pejudi berat dan mabuk.

"Kamu sama saja dengan perempuan, sama-sama matrek. Kalian hanya mau, uang dari aku saja." Pria itu begitu marah kepada Crissa.

Daxel sudah menilai, bahwa Crissa adalah perempuan baik. Menilai dari penampilan dan sikap wanita itu, penuh kelembutan dan sopan santun. Tetapi hari ini, rasa kecewa sudah luar nalar Daxel.

Crissa terlihat menangis, sebenarnya saat jalan bersama pria itu, wanita ini hanya khilaf serta ketakutan. Crissa harus memutar otak, untuk mencari pinjaman kepada Orang lain, sudah ada beberapa teman yang di tanya Crissa untuk meminjam uang. Namun, mereka tidak mempunyai simpanan, hanya cukup untuk makan selama satu bulan kedepan.

"Maafkan, Aku sudah melukai hatimu! Aku tidak ingin sebenarnya melakukan ini, tetapi aku sedang khilaf. Ada kebutuhan mendesak membuat, aku jadi seperti ini," ucap Crissa berusaha tenang, menatap Daxel lalu merapatkan kedua tangannya, untuk meminta maaf kepada pria itu.

Daxel tertawa melihat Crissa, omongan perempuan itu seakan tidak bisa dipercaya oleh Daxel lagi, bahkan tabiat mencuri menurut Daxel sudah menjadi kebiasaan, pria ini tidak suka dengan cewek picik.

"Mungkin kamu perempuan, sudah lihai dalam hal mencuri. Kamu berusaha mendekati, karena kamu mempunyai rencana jahat dengan aku," kata pria itu memandang dengan sinis penuh hina.

Crissa hanya bisa terdiam, saat pria itu merendahkan harga dirinya. Bahkan ada beberapa pengunjung, melihat mereka sedang bertengkar.

Hanya karena satu kesalahan, sifat baik jadi terlupakan. Pria ini melupakan kebaikan Crissa dan mencatatnya, sebagai seorang tidak terpuji seperti sampah. Pria itu menyamakan Crissa dengan cewek bar nakal, semenjak hari itu juga wanita itu mengecewakan dirinya.

"Daxel, hanya karena satu kesalahan, kamu mencap aku sangat buruk!" ucap wanita itu menggelengkan kepala, seakan tudingan yang diberikan Daxel, memang tidak benar sesuai dengan kehidupannya.

Daxel semakin tak percaya, menilai perempuan itu, hanya berusaha membela diri demi mengelabui dirinya. Pria itu beranjak untuk pergi, memejamkan sejenak matanya terlanjur kecewa. Menyuruh Crissa untuk pergi dari hidup Daxel.

"Jangan pernah, gue lihat, Loh! Muncul lagi di hadapan gue." Pria itu mengangkat tangannya menunjuk ke arah Crissa.

Air mata wanita itu, masih saja keluar seakan murahan. Crissa menangis dalam hati juga terasa pilu, nyeseknya sampai ke ulu hati yang paling dalam. Bukan kemauan wanita itu seperti ini. Namun desakan Orang tua menyuruhnya, untuk berbuat jahat dengan cara mencuri.

Crissa berharap suatu saat kebenaran akan terungkap. Ingin menceritakan, tentang masalah keluarganya. Namun, situasi sedang tidak menyakinkan. Untuk berterus terang kepada pria yang sudah memanas terlebih dahulu.

"D-Daxel ...." Suara perempuan itu menggema seakan, ada suatu keajaiban yang akan mengubah hati pria itu, menjadi rasa kasihan kepadanya dan tak akan mengakhiri kekasih kontrak tersebut.

Pria itu tak menghiraukan lagi, suara getaran dari mulut Crissa. Saking kecewanya, pria itu langsung pergi menuju parkiran. Langsung meninggalkan wanita itu, menyuruh Crissa untuk pulang sendiri.

Di dalam mobil Daxel terlihat sedih, mengapa harus dengan cara mencuri. Pria itu langsung menghubungi sahabatnya, untuk cerita masalah yang menyangkut di dalam dasar hatinya.

Pria itu meminum sampai 5 gelas minuman sebelum sahabatnya sampai, tiba muncullah sahabatnya. Daxel langsung dengan sigap mengambil minuman, menyuguhkan di dalam gelas untuk sahabatnya.

"Halo, bro. Tumben amat ngajak nongkrong ke sini," kata sahabatnya Raffa, menepuk pundak sahabatnya Davin.

"Duduklah ... ada yang ingin aku bicarakan sama, kamu." Daxel menyilakan untuk duduk berhadapan dengannya.

Belum sampai Raffa duduk. Namun sekilas sahabatnya tersebut, memperhatikan wajah Daxel, terlihat sembab, mata berkaca-kaca dan wajah merah.

Tak pernah Raffa, melihat sahabatnya tak happy. Namun hari ini, wajah pria itu menandakan seakan ada masalah, hendak diceritakan kepada Raffa.

"Ada apa, bro? Mengapa mata dan wajah begitu merah ...?" tanya Raffa pada sahabatnya, pria ini selalu ada di saat Daxel sedang sedih dan bahagia. Mereka adalah sahabat kecil sejak dulu, hingga dewasa masih menjalin komunikasi.

Keduanya sama-sama pengusaha mempunyai banyak harta, dari kecil keduanya tidak pernah merasakan hidup susah. Tidak seperti Crissa, harus membendung kesedihan dari kecil, hingga dewasa.

Namun Crissa adalah gadis mandiri, tidak mau menceritakan. Semua masalah terjadi dihadapan semua orang, sebab Crissa tidak suka dikasihani, mental mengemis jika menceritakan masalah hidup yang dramatis dalam hidupnya.

"Bro, gue mau curhat ...," kata Daxel pada Raffa.

Raffa adalah teman curhat terbaik, Daxel selalu bercerita kepada Raffa. Tidak kepada orang lain, mereka saling mengetahui masalah masing-masing yang terjadi dalam hidup sahabatnya.

"Apa, Bro?" tanya Raffa menaikan sedikit keningnya keatas.

"Mengapa perempuan sama saja, serta uang menjadi tolak ukur, dalam menjalin suatu hubungan?" ucap pria itu, matanya seakan terlihat marah.

Masih terngiang dalam ingatannya, wanita itu mencuri dompetnya. Rasa kecewa itu sudah menyelimuti hatinya, jika Crissa tidak melakukan hal itu. Mungkin masih ada kata memaafkan, dari diri Daxel.

"Maksudnya, bro? Gue tidak mengerti?" tanya Raffa, melipat keduanya tangannya, untuk mendengarkan Daxel bercerita.

Diatas meja kedua tangan Daxel sudah terlipat. Pria itu belum sempat, untuk minum segelas bir saja. Karena rasa haus, pria ini mencoba satu gelas bir.

"Tunggu sebentar ... aku minum dulu." Raffa mengambil gelas yang telah disuguhi dengan minuman.

"Begini ceritanya, aku ada kenal cewek. Nah menjadi masalahnya, wanita itu aku jadikan sebagai kekasih kontrak. Karena aku sudah dituntut, supaya menikah. Kakek menginginkan aku, mencari tambatan hati yang bisa dijadikan istri, muncul lah ide gue untuk mencari perempuan, bisa dijadikan kekasih kontrak. Nah, ketemu dong! Sama cewek bar, katanya dia sibuk bekerja dan baik selama ini, tetapi hari ini wanita itu buat kesalahan yang sangat fatal." Pria ini sebenarnya, tidak ingin menjelekkan tentang kekasih kontraknya.

Namun Daxel sudah terlanjur sakit hati mengingat Crissa. Namun, pria ini masih berusaha, untuk menjalin kekasih kontrak tetapi butuh waktu, untuk bersikap tenang terlebih dulu.

"Mengapa wanita itu? Wanita yang kamu kenalkan sama Kakek kemarin, wanita itu tidak kekasih benaran? Kesalahan fatal apa yang telah dibuat olehnya?" tanya Raffa spontan kaget juga, ternyata setega itu Daxel membohongi kakek Irham, dengan membawa kekasih bohongan ke rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!