Salah Paham

Setelah menjadi kekasih kontrak mereka tidak canggung lagi, sudah merasa berteman, 4 bulan pun berlalu, mereka semakin nyaman bersama serta menjadi kebiasaan(sweet romance)

Keduanya sudah mempunyai perasaan terdalam, tetapi pada suatu hari mantan kekasih Daxel balik dan ingin cinta lama bersemi kembali.

"Apa kabar Daxel ...?" tanya seorang wanita yang tiba-tiba mendatangi ruangan pribadinya di perusahaan Daxel Group, saat pria itu sedang menghadap kebelakang, memeriksa semua berkas uang masuk dan keluar.

Bagi Daxel suara tersebut seperti tak asing baginya, pikiran mengarah kepada sosok mantan yaitu cinta pertama dalam hidupnya wanita yang paling berkesan serta sulit untuk ditinggalkan.

Segera pria itu memutar kembali kursi tahta tertinggi sebagai seorang Ceo kearah depan. Ternyata benar sang mantan yang sudah bertahun-tahun putus kembali datang, mereka dulunya putus bukan karena selingkuh, alasan  mereka putus karena kesalahpahaman saja dan pada saat itu keduanya masih muda, mental keduanya masih labil.

Dengan pandangan penuh kerinduan. Daxel menjawab dengan gemetar saat Mala berdiri menemuinya berusaha menggodanya lagi.

"Kabar baik ... kamu Apa kabar ...?" tanya Daxel kembali.

Mala mendekat tak ada jarak diantara keduanya berdiri pas di hadapan pria itu. " Aku merindukan kamu, Daxel. Setelah bertahun-tahun kita putus." Mala langsung memeluk mantan kekasihnya yang sudah bertahun-tahun tak bertemu tersebut.

Pria itu lalu membalas dengan sebuah pelukan  kembali kepada Mala, " Aku juga merindukan kamu, kemana saja? Sudah lama tak mendengar kabar kamu?" tanya Daxel menatap mata Mala dengan kerinduan yang mendalam luar biasa.

Jantung Daxel berdenyut kencang, seakan kini konflik percintaannya semakin sulit untuk dimengerti, hatinya merasa dilema saat cintanya sudah tumbuh untuk Crissa.

"Aku sudah menemukan tambatan hati pada perempuan lain, Mengapa Mala harus muncul kembali," gumam Daxel dalam hati merasakan sangat dilema.

Mala menatap wajah mantan kekasih masih sama seperti dulu ganteng dan berkharisma membuat Mala terlena dalam buaian. Mala masih sama seperti dulu, rasanya terhadap sang mantan belum bisa lupa dengan seribu kenangan yang tidak akan bisa tercatat dalam buku harian

"Ketampanan kamu masih sama seperti dulu tak ada yang berubah dari kamu," ucap Mala memegang lembut kepala Daxel.

"Benarkah ...?" tanya Daxel menyuruh Crissa untuk duduk, lalu Daxel membuatkan coffe khusus untuk mantan kekasih yang telah kembali.

Daxel berbincang-bincang dengan mantan kekasih, mereka membahas banyak tentang kehidupan mereka setelah putus. Mala mengajak Daxel untuk makan malam. Daxel menolak makan malam.

Belum selesai masalah percintaan Crissa bersama Daxel, kembali Ayah Crissa mendadak pulang kerumah. Ayah Crissa mempunyai tabiat tukang judi serta uang Crissa habis diperas oleh pria itu.

Tok tok tok tok tok

Dodi ayah dari Crissa mengetuk pintu yang dulu mereka tinggalin bersama, saat menjadi keluarga lengkap utuh. Namun keluarga ini sudah menjadi keluaga berantakan.

"Siapa ...? tanya Crissa dari dalam, tidak pernah ada orang sepagi ini datang ke rumah untuk bertamu.

Tak ada sahutan dari balik pintu, membuat Crissa bertanya-tanya, sontak saja Crissa kaget bahwa ayahnya kembali datang setelah bertahun-tahun meninggalkan rumah.

"Ayah ...." Crissa tampak kaget dan merasakan sekujur tubuhnya gemetar, takut disiksa lagi oleh ayah kandung.

"Ayah kembali pulang, sini uang kamu berikan! Semalam Ayah kalah judi, jadi pakai uang kawan dulu, makanya Ayah mau bayar pakai uang kamu saja!" kata Dodi sedikit mabuk serta memberikan tangannya untuk diisi uang.

Crissa menyuruh Dodi untuk masuk terlebih dulu, lalu Crissa mengambil uang dari balik pakaian yang disimpan dalam sebuah lemari

"Ini uang untuk membayar hutang, Ayah." Crissa tidak mau banyak bertanya takut menasehati ayahnya yang sedang dalam keadaan mabuk tersebut.

"Nah begini dong! Ini yang Ayah suka, kamu berkorban harus banyak untuk, Ayah." Dodi memegang dagu anak gadisnya tersebut, lalu pergi meninggalkan rumah untuk membayar taruhan judi dan kembali bermain judi lagi pada malam itu.

Crissa diam sekujur tubuhnya sudah dilanda keringat dingin, malam ini Dodi kembali lagi. Mengetuk pintu kamar Crissa untuk meminta uang lagi.

"Crissa, keluar ... Crissa keluar ...," teriak Pria itu mengetuk kencang pintu kamar anak gadisnya tersebut.

Crissa terkejut malam sekitar jam 3 subuh sudah ada saja yang mengetuk pintu Crissa. Ternyata benar sang ayah pada malam itu kalah taruhan lagi lalu meminta uang kembali pada Crissa.

"Mana uang! Ayah meminta uang lagi," ucap Dodi melebarkan tangan kanannya meminta kepada Crissa.

Crissa dengan tatapan berkerut menyiratkan api kemarahan. Pikiran buyar pada malam itu membuat hidup wanita ini susah saja, bahkan wanita ini sudah tidak mempunyai uang lagi, membuka isi dompetnya, hanya ada seratus ribu satu lembar.

Uang tersebut digunakan Crissa untuk 7 hari kedepan, menunggu gajian diawal bulan besok. Mendadak wanita ini gemetar dan jantungnya berdenyut kencang saat berhadapan dengan ayahnya yang sedang mabuk.

"Maafkan, Ayah. Aku sedang tidak mempunyai uang saat ini," kata Crissa menatap serius kepada Dodi, berharap tidak mendapatkan pemukulan lagi.

Mendengar hal itu lantas, membuat Dodi naik pitam dan menghajar Crissa. Pria itu mengambil sapu dan memukul ke tubuh Crissa hingga wanita ini berteriak kesakitan.

"Ampun, Ayah! Maafkan aku ...," teriak Crissa meminta maaf.

Sontak Crissa kaget, saat ayahnya meminta uang lagi. Dua hari yang lalu, Crissa baru memberikan uang, namun uang tersebut sudah habis saja. Untuk membayar hutang judi dan membeli minuman keras.

"Ayah, Crissa tidak mempunyai uang lagi," jawab Crissa merogoh dompetnya, memang tidak ada lagi uang.

Plakkkkkkkkkkkkkk

"Dasar anak laknat, kamu! Saya ini Orang tua kamu. Apa kamu tidak bisa berusaha mencari uang, dasar anak tidak guna!" kata Dodi memukul anaknya dengan sapu, hingga membuat sekujur tubuh Crissa lebam.

"Ampun, ayah. Jangan pukul saya ...," teriak Crissa menjerit, sebab pukulan seorang ayah terlalu kuat. Hingga membuat banyak tubuh Crissa lebam dan terluka.

"Baiklah, saya akan menghentikan semua pukulan ini. Besok saya beri waktu untuk mencari uang, jika tidak ketemu pinjaman maka saya akan menyiksa kamu sampai mati," ancam Dodi supaya Crissa berusaha untuk mencari pinjaman.

"Baiklah, ayah. Saya akan mencarikan pinjaman." Crissa menuruti keinginan ayahnya saja. Jika tidak dituruti maka Crissa bisa mati di tangan ayahnya sendiri.

"Bagus ...."

Crissa menghubungi Daxel untuk bertemu, pertemuan esok Crissa ingin meminta uang kepada Daxel. Saat bertemu dengan Daxel, perempuan tersebut memakai sweater untuk menutupi luka dan tubuh lebam akibat di pukul ayahnya.

Daxel merasa heran, melihat Crissa memakai sweater. Melihat Crissa sudah ganti style, membuat Daxel bertanya-tanya. Namun Daxel sekilas melihat ada luka lebam diarea tangan Crissa.

"Luka apa itu?" tanya Daxel menunjukan kearah tangan Crissa.

"Luka apa itu?" tanya Daxel menunjukan kearah tangan Crissa.

"Ini ... semalam saya jatuh," jawab Crissa dengan kebohongan. 

"Kamu tidak berbohong kah?" tanya Daxel kembali.

"Tidak ...," jawab Crissa sebenarnya tidak kuasa menutup kesedihannya dan matanya berkaca-kaca.

"Oh, begitu." Daxel menjawab singkat saja karena tidak terlalu di perhatikan.

Kini perhatian Daxel sudah terbagi antara Crissa dan Mala. Niat Crissa mengajak bertemu hanya ingin meminta uang.

"Ada apa, Crissa? Mengapa kamu mengajak untuk bertemu?" tanya Daxel kepada Crissa merasa heran saja, seorang Crissa mengajak bertemu.

"Aku minta uang dong ...," ucap Crissa meminta uang.

"Apa? Kamu minta uang lagi? Bukannya saya selalu memberikan kamu uang? Apakah uang pemberian saya masih kurang," tanya Daxel merasa bingung sendiri, sebab Crissa selalu kekurangan uang.

Seminggu kemudian, mereka jalan bersama Ayah Crissa masih memeras Crissa untuk memaafkan uang perempuan ini saja.

Akhirnya pada saat pertemuan tersebut Crissa khilaf dan nyolong dompet Daxel. Karena takut kena marahi oleh ayahnya, jika Crissa tidak mendapatkan maka akan menerima siksaan luar biasa dari ayahnya.

Daxel melihat dari kasir, saat melihat Crissa membuka kancing tasnya. Lalu Daxel langsung menghampiri Crissa merasa curiga dengan gerak gerik Crissa.

"Kamu ngapain? Kamu mencuri dompetku," kata Daxel, melihat Crissa menyembunyikan di balik belakang pinggangnya dengan kedua tangannya.

"Ah aku, tidak ada ngapain ...." Crissa menjawab dengan gemetar serta keringat dingin, pada saat itu jantungnya berdenyut lebih kencang.

"Apa yang kamu sembunyikan di belakang?" tanya Daxel menarik tangan Crissa.

Betapa terkejutnya Daxel saat dompet miliknya disembunyikan di belakang pinggang wanita ini, membuat Daxel marah begitu kecewa.  Mengapa semua cewek sama saja, hanya mau uang Daxel, mengapa Crissa harus dengan cara seperti ini melukai hatinya?

"Ini apa? Ini dompet aku ...!" 

"Maafkan aku, Daxel. Aku tidak sengaja mengambil dompet kamu." Crissa meminta maaf memohon kepada Daxel, supaya jangan kecewa dengan sikap Crissa.

"Tidak sengaja? Kamu sama saja dengan cewek lain!" kata Daxel begitu marah luar biasa kepada Crissa.

"Jangan samakan saya dengan perempuan lain!" ucap Crissa tidak suka disamakan dengan perempuan yang hanya mau uang Daxel saja.

Daxel menggangap Crissa cewek murahan, hanya mau uang Daxel saja. Sebab hubungan mereka hanya berlandaskan uang, bagi Daxel tidak aneh bahwa Crissa hanya mau uang pria ini saja.

"Memang kamu sama saja dengan wanita murahan ... kamu sama saja dengan cewek lain, memang tidak aneh sih. Sejak awal kamu mau menjadi kekasih kontrak, hanya mau uang saya saja." Daxel menertawakan Crissa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!