Rencana Ke Luar Kota

Ide konyol dari Mei ternyata cukup manjur. Apalagi tidak susah untuk Ayu mempraktekkannya. Ayu tinggal menyediakan kebutuhan perut sang suami, lalu melayaninya di ranjang dengan sepenuh hati. Dan kini Arifin sudah kembali seperti sedia kala, tidak marah lagi.

Ayu melirik pria yang sudah enam tahun ini menemani hari-hari. Arifin terlelap setelah kegiatan panas mereka berakhir beberapa menit lalu. Ayu lantas menyambar ponsel yang tadi sempat ia nonaktifkan. Berderet pesan masuk pada aplikasi warna hijau.

[Ay, lagi ngapain?]

[Nggak aktif. Pasti lagi sama suami kamu ya?]

[Aku kangen kamu, Ay.]

Ayu tersenyum membaca setiap rentetan pesan dari Sigit. Ia melirik lagi kearah Arifin demi memastikan pria di sampingnya benar-benar terlelap, lalu kakinya mulai menapaki lantai.

Kamar tamu menjadi pilihan Ayu untuk bisa menghubungi Sigit. Di mana lagi, tidak mungkin Ayu melakukannya di kamar pribadinya, bisa-bisa Arifin terbangun dan memergokinya.

[Mas ...] Ayu tersenyum sumringah setelah melihat tampilan wajah kekasih gelapnya di layar ponsel.

[Kamu tega, Ay.] Sigit merengut, rasanya kesal saja membayangkan Ayu sedang memadu kasih dengan suaminya.

[Apaan sih. Kamu kok belum tidur, Mas. Pasti kangen sama Ayu yah?] Ayu mengerling nakal. Wajahnya ia buat seimut mungkin, hingga Sigit yang ada di seberang sana gemas sendiri.

[Nunggu kamu lah, apalagi. Kamu sih kelamaan.] Nadanya masih ketus. Sampai Ayu tergelak mendengarnya.

[Jangan marah dong, Mas. Nanti gantengnya ilang lho,] ucap Ayu dengan suara manja. [ Aku udah telepon nih. Aku juga udah dandan cantik gini buat kamu,] sambungnya lagi.

[Percuma dandan cantik juga, Ay. Cuma bisa liatin aja, coba kalau kamu beneran ada di sini.]

Ayu melebarkan senyum karena yakin Sigit sudah tidak marah lagi. Tadi Ayu memang memoles sedikit wajahnya sebelum menghubungi Sigit. Ayu juga sengaja mengganti gaun tidurnya dengan model pendek berbahan satin yang sedikit transparan.

[Iya, janji. Minggu depan Ayu jadi kok berangkat ke sana. Tungguin Ayu ya, Mas.] Obrolan berakhir setelah hampir dua jam. Ayu tersenyum sambil memeluk ponsel pintarnya.

Ayu tak menyangka akan di pertemukan dengan Sigit lagi. Sigit adalah teman satu angkatan dengan Ayu semasa SMA. Kedekatan mereka lagi berawal saat tak sengaja Sigit bersama teman-temannya yang sedang ada di kota ini makan di salah satu warung geprek Ayu. Dari situlah keduanya mulai menyambung komunikasi. Awalnya hanya sebatas chat biasa, namun lama-kelamaan obrolan mereka makin jauh membahas masa lalu.

Sigit adalah seorang PNS yang ikut pindah orang tuanya ke kota kembang. Pria berumur dua puluh delapan tahun itu entah kenapa sampai sekarang masih betah melajang. Alasannya apalagi kalau belum menemukan calon yang cocok dengannya. Meski berulang kali orang tua Sigit memintanya untuk segera menikah.

Ayu menatap jam di dinding kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Ayu menyeret langkahnya untuk kembali ke kamar, rasa kantuk mulai menyerangnya. Namun saat ia menarik handle pintu, Ayu terkesiap dengan kemunculan Arifin yang berdiri di depannya.

"Dek, kamu ngapain sih di kamar tamu? Abang cariin kamu ke mana-mana. Nggak tahunya ada di sini." Arifin mengucek kedua matanya. Tadinya Arifin terbangun karena merasa haus. Tapi melihat ranjang sebelah kosong, ia lantas mencari keberadaan sang istri. Arifin pikir Ayu ada di kamar Monic, namun ternyata istrinya itu ia temukan ada di kamar tamu.

"Tadi a–aku ... " Ayu gelagapan. Ia bingung harus memakai alasan apa. "Di kamar panas, Bang. Makanya aku pindah ke kamar tamu," ucap Ayu beralasan.

"Ngapain ke kamar tamu? Kenapa nggak nyalain AC aja sih, Dek, 'kan bisa." Kedua mata Arifin menyipit, apalagi melihat dandanan Ayu yang menor. "Ini lagi, ngapain kamu dandan kayak gini malam-malam?"

Ayu mengigit bibirnya pelan. Keringat dingin mulai membajiri pelipisnya. Ayu mendadak gugup saat Arifin menatapnya penuh selidik.

"Itu anu, Bang ... sebenarnya ...."

"Huwaaaa ... !"

Terdengar suara tangisan Monic dari dalam kamarnya. Ayu menghembuskan napas lega sebab ia bisa menyelamatkan diri dari pertanyaan suaminya.

"Monic nangis, Bang. Aku lihat dulu ya?" Ayu bergerak cepat, bahkan sebelum mendapatkan jawaban dari Arifin.

Kamar Monic yang ada tepat di sebelah kamar pribadi mereka memaksa Ayu untuk mempercepat langkahnya. Ia khawatir terjadi sesuatu pada putrinya, karena tidak biasanya malam-malam seperti ini Monic menangis.

.

.

.

"Emang nggak bisa di tunda dulu, Dek. Aku khawatir Monic makin nggak keurus kalau kamu buka cabang baru lagi. Apalagi tempatnya ada di luar kota," protes Arifin setelah mendengar rencana Ayu yang ingin membuka cabang baru lagi untuk warung gepreknya. bukan ia tak mau mendukung kesuksesan istrinya, tapi Arifin kasihan dengan Monic yang pasti sangat kurang perhatian dari kedua orangtuanya.

Pagi ini usai sarapan Ayu langsung mengungkapkan keinginannya, termasuk rencana pergi keluar kota yang harusnya ia lakukan minggu ini.

"Abang tenang aja, aku cuma lihat lokasinya aja, kok. Nanti kalau emang udah lancar, aku akan kirim salah satu pegawai kepercayaan aku di sana buat ngawasin pekerjaan mereka."

"Tapi, kenapa mesti di luar kota sih, Dek? Cari aja lokasi dekat-dekat sini, masih banyak kan?"

Ayu nampak terdiam, ia sedang memutar otak agar bisa menjelaskan alasan yang masuk akal pada suaminya.

"Ya karena di sana lokasinya sangat strategis, Bang. Harga sewanya juga lumayan murah lagi. Aku yakin kalau nanti bakalan sukses kayak yang lain."

Arifin nampak manggut-manggut mendengar alasan dari Ayu. Namun, detik selanjutnya Ayu di buat kelabakan lagi dengan pertanyaan baru Arifin.

"Emang kamu tahu dari mana, Dek, lokasinya strategis. Terus masalah harga, emang kamu udah ketemu sama pemiliknya langsung?"

Deg!

Ayu baru sadar kalau ia sudah keceplosan. Jelas saja Ayu tahu, tempat itu 'kan rekomendasi dari Sigit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!