BAB 4. Peninggalan Wu Sheng

Wu Linyan yang terus berlatih dua jurus yang ditinggalkan Rong Yanxue siang dan malam tanpa henti tidak disangka menunjukkan hasil yang menakjubkan.

Wu Linyan yang tiba-tiba merasakan panas pada seluruh tubuhnya pun mengeluarkan cahaya berwarna emas yang sangat terang lalu dengan sekali dorongan tekanan air terjun yang menekannya menyebar ke seluruh tempat.

Wu Linyan yang berhasil mencapai Tahap Pertama dalam Jurus Tubuh Immortal menjadi sangat senang dan menyadari bahwa air terjun yang jatuh ke tubuhnya tidak memiliki pengaruh apapun.

“Aku berhasil! Aku berhasil! Aku sungguh berhasil mencapai Tahap Pertama dalam waktu empat hari!” gumam Wu Linyan dengan senyum lebar.

Di saat yang sama, Rong Yanxue yang telah terbangun dari tidurnya bertepuk tangan menunjukkan dukungannya.

“Hmmm, lumayan! Kau berhasil mencapai Tahap Satu dalam Jurus Tubuh Immortal!” puji Rong Yanxue yang membuat Wu Linyan menjadi malu.

Rong Yanxue yang ingat jika dirinya memberikan Wu Linyan tugas lainnya sebelum dirinya tertidur pun menanyakan kemajuan dari tugas yang diberikan.

“Apakah kau sudah berhasil menadapatkan semua barang yang ada di daftar yang aku berikan padamu?” tanya Rong Yanxue dengan tangan di dada.

“Hmmm, aku sudah mendapatkan semua tanaman obat tersebut dan aku pun sudah membeli Pot Alkemia dengan semua uang tabunganku tapi....” ucap Wu Linyan yang terhenti dengan ekspresi wajah bingung.

“Tapi aku tidak bisa mendapatkan Api Bumi karena Menara Alkemia tidak menjual Api Bumi. Katanya Api Bumi tidak dijual tapi diturunkan oleh Master Alkemia kepada Muridnya!” ucap Wu Linyan sambil menggigit bibir bawahnya.

Rong Yanxue yang memahmi maksud ucapan Wu Linyan menganggukkan kepalanya beberapa kali lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Hmmm, jika Ayahmu ada disini, dia pasti bisa menurunkan Api Pelahap yang menjadi Api nomor satu di Tiga Daratan padamu!” gumam Rong Yanxue dengan ekspresi dingin.

“Tapi sayang dia menghilang tak tau dimana bahkan aku pun tak bisa merasakan keberadaannya. Sepertinya Ayahmu telah berpindah ke Daratan lain!” ucap Rong Yanxue dengan nada cuek.

Wu Linyan yang mendengarkan ucapan Rong Yanxue sejak awal menjadi penasaran dan rasa ingin taunya pun meningkat.

“Ayahku ada di Daratan lain? Apakah itu mungkin?” tanya Wu Linyan dengan ekspresi tak percaya.

“Itu mungkin saja karena tingkat kultivasinya yang sangat tinggi karena Ayahmu adalah orang terkuat di Daratan ini!” tegas Yan Rongxue serius.

Wu Linyan yang tau jika Ayahnya adalah orang yang sangat kuat tapi mendengarnya sendiri dari orang yang menurutnya sangat kuat adalah sesuatu hal yang berbeda.

Rong Yanxue yang memiliki rencana lain untuk membuat Wu Linyan menjadi kuat dalam waktu singkat sehingga bisa membantunya menyembuhkan tubuhnya pun tersenyum licik.

“Kau tidak perlu mencari Guru untuk mendapat Api Bumi karena kita akan mendapatkannya sendiri!” ucap Rong Yanxue sambil menunjuk ke arah Gunung Tianghe.

Malam harinya, Wu Linyan yang tau jika dirinya akan melakukan perjalanan dalam waktu yang cukup lama memutuskan untuk memberitau Kakeknya terlebih dahulu.

Wu Linyan yang sedang duduk di meja makan bersama Kakeknya dan Kedua Saudara Nu tiba-tiba turun dari kursinya dan berlurut di depan Wu Shanghe.

Wu Shanghe yang terkejut dengan tindakan tak biasa yang dilakukan Cucunya menjadi bingung lalu meminta Wu Linyan untuk segera berdiri tapi Wu Linyan menolak.

“Kakek! Maafkan Yan’er yang tidak berguna. Yan’er berjanji akan menjadi kuat agar bisa menyembuhkan Kakek dan Ibu lalu menemukan Ayah dan Paman!” ucap Wu Linyan sambil berlutut.

“Apa maksud ucapanmu Yan’er? Kau mengatakan ini seperti kau ingin melakukan perjalanan yang lama!” ucap Wu Shanghe sambil menggigit bibir bawahnya.

Wu Linyan yang harus mendapatkan izin dari Wu Shanghe agar bisa fokus pun mengatakan kebenaran yang dicampur dengan sedikit kebohongan.

“Semua yang Kakek pikirkan benar. Yan’er berencana pergi sementara waktu untuk waktu cukup lama!” ucap Wu Linyan sambil menundukkan kepala.

“Yan’er harus pergi ke suatu tempat untuk mendapatkan salah satu warisan yang ditinggalkan Ayah untukku!” ucap Wu Linyan mengepalkan tangannya erat.

“Dan Yan’er tidak pergi sendiri karena Yan’er akan pergi ....” ucap Wu Linyan yang terhenti sesaat karena Wu Shanghe menghentikannya.

Wu Shanghe yang sudah menduga bahwa Wu Linyan pasti akan mengikuti jejak Putranya suatu hari nanti memutuskan untuk mengikhlaskannya.

“Kakek mengerti. Pergilah dan jaga dirimu!” ucap Wu Shanghe dengan tatapan penuh kasih.

Wu Linyan yang khawatir bahwa dirinya tak akan mendapatkan izin karena keadaan mereka yang sulit pun terdiam.

“Kau adalah Cucuku dan Kakek sudah tau bahwa hari ini pasti akan tiba cepat atau lambat!” ucap Wu Shange menarik nafas panjang.

“Apakah Meridianmu telah pulih Yan’er?” tanya Wu Shanghe dengan ekspresi wajah yang datar.

Wu Linyan yang tidak mengerti darimana Wu Shanghe mengetahui tentang Meridiannya yang telah pulih memutuskan untuk bersikap jujur pun menganggukkan kepala sebagai jawaban membuat Wu Shanghe tersenyum puas.

“Kau tidak perlu seterkejut itu karena Kakek sudah bisa menduganya!” ucap Wu Shanghe dengan senyum lembut.

“Ayahmu adalah orang yang sangat kuat dan memiliki beberapa rahasia yang tak bisa dikatakannya pada orang lain lalu Kakek sudah bisa menebak itu padamu!” jawab Wu Shanghe sambil menepuk perlahan pundak Wu Linyan.

“Kakek percaya padamu!” ucap Wu Shanghe yang membuat Wu Linyan menjadi semakin bersemangat.

Keesokan paginya, Wu Linyan yang meninggalkan Kakek dan Ibunya untuk dijaga oleh Nu Pong dan Nu Ping pergi ke Gunung Tianghe untuk mendapatkan warisan Api Bumi.

Rong Yanxue yang sudah bisa merasakan akan kemunculan Api Bumi di suatu tempat di Gunung Tianghe tiba-tiba melihat banyak sekali orang berkumpul di sebuah tempat.

“Tempat orang berkumpul itu adalah tempat dimana Api Bumi terkuat berada!” ucap Rong Yanxue sambil menunjuk ke arah Kabut Beracun yang ada di depannya.

Wu Linyan yang datang dengan menggunakan jubah hitam besar hingga menutupi kepalanya sengaja ingin menyembunyikan identitasnya merasakan hal yang sangat familiar pada Kabut Beracun.

“Ada apa ini Rong Yanxue? Kenapa aku merasa bahwa Kabut Beracun itu sangat familiar denganku?” tanya Wu Linyan dengan ekspresi kebingungan.

“Itu bisa saja terjadi karena di dalam Kabut Beracun itu terdapat reruntuhan dimana Api Pelahap milik Ayahmu berada!” ucap Rong Yanxue percaya diri.

Wu Linyan yang tidak menduga bahwa kalimat yang diucapkannya pada Wu Shanghe akan menjadi kebenaran menjadi sangat terkejut.

‘Apakah aku sungguh pergi ke tempat warisan Ayah?’ pikir Wu Linyan dengan ekspresi tak percaya dengan kenyataan.

#Bersambung#

Bagaimana kelanjutannya? Akankah Wu Linyan mendapatkan warisan dari Ayahnya? Tebak jawabannya di kolom komentar ya...

Terpopuler

Comments

Api Bumi.... sebagai warisan

2023-09-13

3

cakra

cakra

lanjutkan kak

2023-09-08

1

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Api 🔥🔥🔥 Bumi

2023-08-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!