Begitu melihat rekaman CCTV itu, Rosa segera menghubungi petugas penanggung jawab kapal dan tanpa menunggu mereka menghubungi tim SAR untuk melakukan pencarian dan untung saja tim SAR dapat dengan cepat menemukan keberadaan Sunny dan juga Rain yang terbaring bersebelahan dipinggir pantai di sebuah pulau tidak berpenghuni dengan keadaan tidak sadarkan diri.
Mereka lantas segera dilarikan ke rumah sakit menggunakan helikopter karena kondisi Sunny dan Rain yang tidak kunjung sadar setelah mendapatkan pertolongan pertama dari petugas medis tim SAR sementara denyut jantung mereka sudah sangat lemah.
Dokter dan perawat mendorong ranjang dimana Sunny dan juga Rain yang baru saja diturunkan dari dalam pesawat helikopter yang membawa mereka dengan cepat menuju unit darurat.
Dengan segera, dokter membawa mereka memasuki ruang IGD untuk melakukan pertolongan segera kepada Sunny dan Rain yang sedang kritis.
Tidak lama setelah Sunny dan Rain ditangani, kedua orang tua Rain datang dengan wajah gusar dan khawatir, disusul dengan kedua orang tua Sunny yang tidak kalah menunjukkan kegusaran mereka.
Tapi ekspresi terkejut kedua orang tua Sunny dan Rain begitu mereka bertatap muka membuat suasana hening seketika.
"Richard!"
"Hamid!"
Ayah Sunny yang mengenali lebih dulu ayah Rain, begitu terkejut melihat rival bisnisnya berada diruang tunggu yang sama dimana putrinya tengah ditangani kini.
"Kenapa kamu bisa ada disini?!" tanya Hamid dan Richard berbarengan.
Sarah yang tidak lain adalah ibu dari Sunny menatap suaminya bingung karena dari nada suaranya, ia terdengar tidak senang, begitupun dengan Rini, ibu Rain yang juga merasa bingung dengan suasana tegang yang tiba-tiba terasa ditengah kekhawatiran yang mereka rasakan sejak mereka mendengar berita kecelakaan yang menimpa Sunny dan Rain.
"Putraku sedang ditangani di dalam sana," jawab Richard.
"Putriku juga ada di dalam..." Sahut Hamid, semua ini begitu membingungkan baginya, mengapa putrinya bisa ditemukan terdampar bersama dengan putra dari pria yang sejak lama selalu terjebak dalam situasi dingin karena hubungan bisnis yang saling bersaing ketat.
Rosa yang masih sangat panik setelah menemukan sahabatnya terdampar tidak sadarkan diri di sebuah pulau tidak berpenghuni hingga ia berlari tergesa-gesa menuju ruangan dimana Sunny ditangani setelah mengurus administrasi.
"Om... Tante..." Sapa Rosa dengan sedikit rasa takut kalau-kalau kedua orang tua Sunny akan memarahinya karena tidak memperhatikan Sunny hingga kejadian ini terjadi.
"Rosa, Kenapa Sunny bisa sampai seperti ini?" tanya Hamid, dimatanya terpancar kecemasan dan juga kemarahan yang tersembunyi dibalik wajah khawatirnya.
"Benar, Kenapa putraku bisa sampai terdampar di sebuah pulau kosong bersama dengan putrinya." tanya Richard menyambar.
Rosa seketika merasa terintimidasi dengan semua cercaan pertanyaan yang ditujukan padanya. Tidak mungkin ia mengatakan jika dirinya sibuk bercinta dengan kekasihnya hingga ia sama sekali tidak memperhatikan Sunny padahal orang tua Sunny sudah berpesan padanya sebelum mereka berangkat jika ia tidak boleh meninggalkan Sunny sendirian dan dia juga sudah berjanji menjaga Sunny.
"Emm..." Rosa masih berpikir, ia sangat takut dengan tekanan yang diberikan oleh kedua orang tua Sunny dan juga Rain. Rasanya seperti bunuh diri jika ia menjawab dengan jujur.
"Mereka pacaran!" Rosa menahan nafasnya dalam-dalam setelah ia mengucapkan kalimat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan olehnya itu.
"Apa maksud kamu? Maksudmu Sunny mencoba bunuh diri dengan kekasihnya begitu?" sergah Sarah dengan cepat ia mendekat dan menatap Rosa penuh kebingungan.
"Mungkin..." Jawab Rosa ragu-ragu. Sunny pasti akan mencekiknya jika saja ia sudah tersadar dan mendengar jika sahabatnya ini tengah membual mengenai hubungan asmaranya kepada kedua orang tuanya, tapi semua itu adalah hal yang paling masuk akal karena sebelumnya Rosa pernah melihat Rain menarik Sunny kedalam pangkuannya saat di kantin.
Oh, Tuhan.... Selamatkan hamba mu yang berdosa ini. Rosa berdoa dalam hati, bukan untuk keselamatan Sunny melainkan keselamatan dirinya sendiri.
Terlihat, Richard dan Hamid terduduk lemas berdampingan kini.
"Apa mereka mengetahui hubungan buruk kita?" tanya Richard ditengah keputusasaannya.
"Sepertinya begitu, mereka gak mungkin melakukan hal nekad begini kalau mereka gak tau hubungan kita," jawab Hamid menyesal. Ia menyalahkan dirinya karena putrinya lebih memilih jalan seperti ini tanpa mau berkata jujur karena sudah pasti dia akan menentang hubungannya jika tahu putri kesayangannya itu menjalin kasih dengan putra rival bisnisnya.
Ditengah rasa menyesal mereka, suster keluar dari dalam ruangan ICU sambil berlari tergesa-gesa, beberapa kali suster berlarian keluar masuk dan dilihat dari wajah mereka yang gusar penuh kecemasan sepertinya keadaan Sunny dan Rain semakin buruk.
"Ada apa, Sus? Apa yang terjadi dengan anak saya?" tanya Sarah yang berhasil menahan salah satu perawat yang hendak masuk kedalam ruangan.
"Kondisi kedua pasien saat ini dalam keadaan kritis," jawab perawat itu singkat sebelum memasuki ruangan.
"Sunny..." Sarah menangis sendu, Rini juga tidak kuasa menahan tangisnya dan memeluk Sarah yang sudah sangat lemas.
Kini Richard dan Hamid semakin tertekan, mendengar isak tangis Rini dan Sarah semakin membuat mereka tidak tenang terlebih setelah mendengar penjelasan singkat perawat tadi, dunia mereka seolah runtuh.
Richard mendesah berat, "Jika Tuhan menyelamatkan anak kita, mari kita buat kesepakatan..." ucapnya dengan penuh keyakinan, ia berharap keajaiban datang menyelamatkan putra nya.
"Ayo kita nikahkan mereka dan kita berdamai." lanjutnya dengan yakin. Hamid terdiam, sudah belasan tahun mereka bermusuhan, berdamai bukanlah hal yang mudah bagi mereka namun kondisi Sunny saat ini adalah buah dari permusuhan mereka berdua.
"Baiklah... Segera begitu mereka tersadar, mari kita nikahkan mereka dan kita berdamai," sahut Hamid yang akhirnya mengalah dan menyepakati kesepakatan yang Richard ajukan.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Agus Tina
Ha..ha...
2024-04-21
0