Di tempat lain...
"Papa Mama aku pulang" teriak seorang wanita dengan wajah cerianya
"Citra kamu sudah kembali, bagaimana bulan madumu?" tanya Ratna antusias
"Hemmh, tidak perlu di bahas. Evan sungguh menyebalkan" jawab Citra kesal
"Menyebalkan bagaimana?" tanya Ratna
"Ma, bisakah mama minta Lista kemari?" tanya Citra
"Untuk apa kau meminta anak sialan itu datang?" tanya Ratna tak senang
"Sudahlah, aku ingin bertemu dengannya. Apa dia bahagia hidup dengan suami cacatnya" ucap Citra tersenyum sinis
"Baiklah, nanti mama akan menghuhunginya" ucap Ratna
"Citra, kenapa kau membeli semua barang-barang ini?" tanya Haidar yang baru datang
"Papa, papa lihatlah aku membelikan papa jas dan juga dasi untuk papa" ucap Citra menunjukkan paperbag itu
"Citra bisakah kau sedikit menghemat uang mu?" tanya Haidar dengan sedikit emosi
"Pa, memang kenapa sih pa?" tanya Ratna tak terima
"Kenapa kamu bilang? Lista tidak pernah mendapatkan uang sebanyak ini. kau hanya memberinya dua puluh ribu sehari, sedangkan Citra kau berikan dia lebih dari satu juta. Ratna, Lista itu anakku" ucap Haidar emosi
"Lista... Lista... Lista, kenapa papa hanya peduli dengan dia" ucap Citra masuk ke kamarnya marah
"Kau lihat Citra marah. Lagipun dia anakmu bukan anakku" ucap Ratna enteng
"Benar, selama ini Lista tidak tau bahwa kau ibu tirinya. Apa kau tega menyakiti Lista, anak yang kau asuh dari bayi?" tanya Haidar menunjuk Ratna
"Aku dulu menyayangi Lista seperti anak kandungku. Tapi kau yang membuatku membenci Lista" ucap Ratna berteriak, Haidar mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang diucapkan Ratna
"Kenapa, apa kau lupa? Kau bilang pada asisitenmu bahwa semua hartamu akan kau wariskan pada Lista" ucap Ratna menatap Haidar
"Apa salahnya aku memberikan hartaku untuk anakku, lagipun semua ini bukan milikku, tapi milik keluarga mama Lista. Jadi aku akan mengembalikan ini semua pada Lista" ucap Haidar tak kalah membentak Ratna dan langsung meninggalkan Ratna yang masih terbakar emosi itu
"Sialan, aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi" ucap Ratna kesal
.
.
Setelah dari cafe Lista berniat untuk langsung pulang, namun siapa sangka ternyata Ratna menghubungi Lista untuk kembali ke rumah
"Nyonya muda" panggil Bian
"Bian, kenapa kau menjemputku?" tanya Lista
"Tuan muda yang meminta saya untuk menjemput anda" ucap Bian
"Tuan muda?" tanya Lista
"Benar, saat saya sampai disini tuan muda sudah kembali ke kantor bersama asisten Daniel dan juga para sahabatnya" ucap Bian
"Baiklah. Emmh Bian bisakah antar aku kerumah papa?" tanya Lista
"Saya bisa mengantar anda kemana saja, asalkan sudah mendapat izin dari tuan muda" ucap Bian
"Kau hubungi saja tuanmu, katakan aku akan pulang sebentar" ucap Lista
"Baik nyonya muda" jawab Bian dan meraih ponselnya untuk menghubungi tuan mudanya
"Ada apa" itulah yang pertama kali ucapan Arvin saat mengangkat telphonnya
"Maaf tuan muda, nyonya muda akan kembali ke rumah Dhitama sebentar" ucap Bian
"Pergilah, tetap di sampingnya" jawab Arvin dan langsung mematikan telphonnya begitu saja
"Bagaimana Bian?" tanya Lista
"Boleh, hanya saja saya harus selalu berada di samping anda" ucap Bian
"Tidak masalah" ucap Lista menganggukan kepalanya
.
.
Sementara itu di tempat lain, seorang pria berdiri di depan jendela ruang kerjanya sambil melihat keadaan di luar. Pria itu meraih ponsel dari saku celananya
"Halo, bantu aku cari tau tentang keluarga Dhitama" ucapnya datar
"Baik tuan" jawabnya
"Paling lambat besok malam kau harus memberikan informasinya padaku" ucapnya lagi dan langsung menutup telphonnya
Sedaangkan di sisi lain
"Siaaal, dasar raja iblis. Aku baru saja memejamkan mata, dan kau memintaku bekerja lagi" ucapnya geram dan langsung duduk di hadapan komputer miliknya
.
Kurang lebih Satu jam perjalanan, Lista dan Bian sudah berada di kediaman Dhitama
"Lista, kamu datang?" tanya Haidar yang senang melihat kedatangan putrinya
"Iya pa. Kenapa papa semakin kurus?" tanya Lista yang melihat papanya dari atas sampai bawah
"Mungkin, papa terlalu lelah bekerja" ucap Haidar memeluk putrinya
"Dia siapa Lista?" tanya Haidar
"Dia kepala pengawal di kediaman Prasetya" jawab Lista
"Perkenalkan saya Bian, saya kepala pengawal dan pengawal nyonya muda" ucap Bian membungkukkan badannya dengan sopan
"Baiklah.Lista ada hal yang papa ingin bicarakan denganmu" ucap Haidar
"Apa pa?" tanya Lista
"Kita keruangan papa" ucap Haidar
Lista dan Bian mengikuti langkah Haidar. Lista masuk keruangan Haidar, sedangkan Bian menunggu di depan pintu ruangan Haidar
"Ada apa pa?" tanya Lista
"Lista papa minta maaf. Mungkin selama ini papa selalu mengutamakan Citra. Bukan karena papa tak menyayangimu, papa selalu menyayangimu" ucap Haidar menatap sendu putrinya
"Apa kau tau, kenapa papa menjodohkanmu dengan tuan muda Prasetya?" tanya Haidar, Lista hanya diam
"Karna hanya dialah yang papa percaya untuk melindungi kamu. Sekarang kamu tidak akan mengerti, tapi suatu saat nanti kau akan tau nak" ucap Haidar menggenggam tangan putrinya dengan erat
"Lista, papa harap kamu akan selalu bahagia" ucap Haidar memeluk putrinya dengan erat, seakan akan tidak ingin kehilangan putri kesayangannya itu
"Lista, jika Arvin menyakitimu, carilah papa. Papa orang pertama yang akan menghajar Arvin untukmu" ucap Haidar sambil meneteskan air matanya memeluk dan mencium kening putrinya itu
"Walaupun Lista sangat kesal kepada papa, tapi Lista tidak bisa marah pada papa. Lista menyayangi papa" ucap Lista yang juga menagis sambil menghapus air mata papanya
"Terimakasih sayang" ucap Haidar
Setelah itu, Lista dan Haidar keluar dari kamar dengan mata yang sembab
"Nyonya, apa anda tidak apa-apa?" tanya Bian
"Tidak apa-apa" jawab Lista
"Lista, ayo kita makan malam bersama" ucap Haidar menuntun putrinya menuju meja makan
Saat akan menuju meja makan, Lista bertemu denga Evan
"Lista" lirih Evan, namun Lista tak menghiraukan keberadaan Evan
Lista dan Haidar duduk bersebelahan, sedang Bian berada disamping Lista
"Lista, pria liar mana yang kau bawa?" tanya Ratna sinis
"Ma, pria cacat seperti itu pasti tidak bisa memuaskan Lista. Buktinya dia mencari pria liar untuk memuaskannya" ucap Citra tertawa mengejek
"Hah...Kenapa jika aku membawa pria liar, apa kau akan merebutnya dari ku" jawab Lista menatap Citra
"Kau" ucap Citra, Namun Evan menahan tangan Citra
"Kenapa apa kau tak terima?" tanya Citra menatap Evan, Saat Evan akan marah tiba-tiba saja Bian angkat bicara
"Maaf nona, anda jangan salah paham saya adalah pengawal pribadi nyonya muda" ucap Bian berdiri
"Sudah jangan merusak acara makan malam ini. Lista, Bian ayo makan" ucap Haidar
Sekitar satu jam Lista berada di rumah Dhitama, Lista bersiap untuk kembali pulang
"Silahkan nyonya" ucap Bian membukakan pintu mobil untuk Lista
"Terimakasih Bian" ucap Lista
"Bian, tolong jaga Lista baik-baik" ucap Haidar
"Anda tidak perlu khawatir, melindungi nyonya muda sudah menjadi tugas saya" ucap Bian pasti
Setelah di perjalanan pulang, Lista hanya diam menatap luar jendela mobil
"Nyonya apa anda baik-baik saja?" tanya Bian
Lista menghela nafas panjang
"Apa Arti perkataan papa? Seakan akan dia akan pergi jauh" ucap Lista sendu
"Anda jangan terlalu banyak berfikir, mungkin tuan Haidar masih tidak rela melepas anda nyonya" ucap Bian menenangkan Lista
"Aku harap begitu" jawab Lista yang kembali menghela nafasnya
.
Saat sampai rumah, Lista melihat keadaan rumah sudah sepi. Lista masuk ke kamarnya dengan keadaan sedikit lemas
Arvin yang melihat keadaan Lista, langsung memanggil Bian
Bian pun menceritakan hal yang terjadi di kediaman Dhitama. Arvin hanya mengangguk mengerti dan meminta Bian kembali ketempat dia biasa berjaga
.
.
.
Keesokan paginya, Lista seprti biasa dia sudah bersiap untuk berangkat kuliah
"Mas Arvin, nanti aku akan pulang terlambat tidak apa kan?" tanya Lista
"Jam sembilan sudah harus ada di rumah" jawba Arvin seperti biasa datar
"Terimakasih mas" ucap Lista dan memakan rotinya
Setelah itu, Lista berangkat kuliah bersama Bian
.
Di perusahaan Arvin....
"Tuan muda ada yang mencari anda" ucap Daniel
"Siapa?" tanya Arvin
"Tuan Haidar Dhitama" jawab Daniel
"Biarkan dia masuk" ucap Arvin
"Baik tuan muda" jawab Daniel dan segera keluar
Daniel memanggil Haidar yang sedang menunggu di ruang tunggu untuk masuk keruangan Arvin
"Silahkan tuan" ucap Daniel mempersilahkan Daniel masuk
"Ada apa mencariku?" tanya Arvin tanpa menatap Haidar
"Saya kesini ingin memberikan ini padamu" ucap Haidar memberikan berkas pada Arvin
Arvin membuka dan melihat isi berkas itu
"Apa ini?" tanya Arvin
"Ini semua milik Lista, saya harap nak Arvin bisa membantu Lista" ucap Haidar
"Kenapa kau tak memberikannya sendiri padanya" ucap Arvin
"Saya tidak bisa. Saya harap nak Arvin mau membantu saya" ucap Haidar memohon
"Daniel simpan berkas ini" ucap Arvin pada asistennya
"Nak Arvin saya harap kamu bisa melindungi Lista" ucap Haidar
"Saya tidak bisa berjanji pada anda" ucap Arvin
Perkataan Arvin membuat Haidar merasa tidak tenang
"Nak Arvin tolong jangan sakiti Lista, jika kamu sudah tidak bisa bersama Lista, tolong kembalikan pada saya" ucap Haidar menatap Arvin dengan sendu
Arvin hanya menganggukkan kepalanya pelan
.
.
**Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments