The Future Knight
Yin adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang tinggal di desa kecil yang terletak di lereng gunung. dia memiliki impian besar untuk menjadi seorang raja ksatria sihir, dan tekadnya kuat untuk menemukan harta karun legenda yang dikenal sebagai nirvana.
yin (berbicara kepada dirinya sendiri sambil melihat ke arah gunung): "Suatu hari, aku akan menjadi raja ksatria sihir dan membuktikan bahwa impianku bisa menjadi kenyataan. aku akan menemukan Nirvana dan membawa kemakmuran ke desaku."
ibu yin (memasuki ruangan Yin): "yin, apa yang kau pikirkan?"
yin: "ibu, aku ingin berlatih sihir lebih keras lagi. aku akan pergi ke hutan terlarang besok untuk mencari petunjuk tentang nirvana."
ibu yin (khawatir): "hutan terlarang sangat berbahaya, yin. Kamu harus berhati-hati."
yin: "aku tahu, Ibu. tapi inilah satu-satunya cara bagiku untuk menggapai impianku."
Penduduk Desa (berkerumun di pasar): "Yin, berjanjilah padaku bahwa kamu akan menjadi yang terbaik di antara kita!"
Teman Yin (sambil memberikan tongkat sihir): "Yin, bawa ini sebagai perlindungan. Aku yakin kamu akan berhasil."
Dengan semangat dan tekadnya yang kuat, Yin bersiap untuk pergi ke hutan terlarang, memulai petualangan yang akan membawanya lebih dekat ke arah impian dan harta karun legenda yang ia cari, Nirvana.
Setelah melewati pintu masuk hutan terlarang, Yin merasa seperti terjebak dalam lapisan waktu yang berbeda. Hutan ini sangat berbeda dari hutan di desanya. Pohon-pohon yang tinggi menjulang dan dedaunan yang lebat menghalangi cahaya matahari. Suara aneh binatang hutan menggema di kejauhan.
Yin (berbicara kepada dirinya sendiri): "Aku harus berhati-hati dan tidak tersesat di sini. Aku ingin menemukan petunjuk tentang Nirvana."
Yin berjalan lebih dalam ke dalam hutan, namun semakin ia berjalan, semakin terasa seolah-olah waktu telah berhenti. Saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat, Yin menyadari bahwa dia benar-benar tersesat.
Yin (panik): "Aku harus mencari jalan keluar dari sini sebelum gelap sepenuhnya."
Namun, seiring semakin gelapnya hutan, Yin mendengar suara langkah kaki di antara pepohonan. Dia menggenggam erat tongkat sihir yang diberikan oleh temannya, siap menghadapi bahaya apapun yang mungkin menghadang.
Tiba-tiba, seorang pria dengan pedang di pinggang muncul di hadapannya. Pria itu memiliki rambut panjang dan mata tajam seperti elang. Dia adalah Zangrid, seorang pendekar pedang yang terkenal di wilayah ini.
Zangrid (sambil tersenyum): "Hei, anak muda. Apa yang kamu cari di hutan ini?"
Yin (was-was): "Aku mencari petunjuk tentang Nirvana, harta karun legenda."
Zangrid (terkejut): "Nirvana? Itu bukanlah hal yang mudah dicari. Namun, aku punya ambisi yang sama, yaitu mengalahkan iblis bernama Belial. Apakah kamu ingin bergabung denganku?"
Yin (berpikir sejenak): "Mungkin ini adalah kesempatan bagiku untuk belajar dari seorang pendekar sejati. Aku setuju."
Mereka pun berdua melanjutkan perjalanan bersama menuju arah yang tidak diketahui. Yin dan Zangrid menghabiskan berhari-hari dalam hutan, menghadapi berbagai rintangan dan makhluk-makhluk jahat. Mereka mulai memahami satu sama lain dan menjadi teman yang kuat.
Yin: "Zangrid, mengapa kamu ingin mengalahkan Belial? Apa yang Belial lakukan?"
Zangrid: "Belial adalah iblis yang menghancurkan desaku dan membunuh orang-orang yang kusayangi. Aku harus membalaskan dendam mereka."
Yin: "Aku juga ingin menjadikan desaku lebih baik. Mungkin dengan menemukan Nirvana, aku bisa membawa kemakmuran ke sana."
Setelah melewati hutan yang panjang, Yin dan Zangrid akhirnya keluar ke dataran terbuka yang luas. Mereka melihat cahaya gemerlap di kejauhan dan memutuskan untuk menuju sumber cahaya tersebut.
Tiba-tiba, mereka tiba di sebuah kota yang sangat besar dan megah, Kota Dasert. Kota ini dikelilingi oleh tembok tinggi dan dihiasi dengan menara tinggi yang bersinar gemerlap. Orang-orang dari berbagai ras dan bangsa berjalan di jalanan yang ramai.
Yin (terpesona): "Ini Kota Dasert? Aku belum pernah melihat tempat sebesar ini sebelumnya."
Zangrid: "Kota ini adalah pusat perdagangan dan kegiatan magis di wilayah ini. Kita mungkin bisa mencari informasi tentang Belial di sini."
Mereka masuk ke Kota Dasert dan segera merasa seperti tersesat di keramaian. Yin dan Zangrid melihat berbagai macam toko, pasar, dan para pengembara. Mereka bertemu dengan berbagai karakter menarik, seperti seorang penyihir tua yang menjual ramuan ajaib, seorang elf yang mahir dalam seni bela diri, dan seorang tukang sihir muda yang sedang mencoba menciptakan sihir baru.
Penyihir Tua: "Hai, anak muda. Maukah kamu membeli ramuan ajaib? Mungkin ini bisa membantumu dalam pencarianmu."
Yin (memikirkan tawaran itu): "Berapa harganya?"
Penyihir Tua: "Hanya sekeping perak."
Yin: "Baiklah, saya akan ambil satu."
Mereka juga bertemu dengan seorang pria tua yang sedang mengumpulkan informasi tentang makhluk-makhluk jahat di wilayah tersebut. Pria itu memberi tahu mereka bahwa Belial mungkin berada di dalam Gunung Api yang terletak di utara Kota Dasert.
Zangrid: "Kita harus menuju Gunung Api dan menghadapinya. Yin, apakah kamu siap?"
Yin (bersemangat): "Aku siap. Bersama-sama, kita akan mengalahkan Belial dan mewujudkan impian kita."
Dengan tekad yang kuat, Yin dan Zangrid melanjutkan petualangan mereka menuju Gunung Api, tempat mengerikan yang mungkin menyimpan rahasia tentang Belial dan Nirvana.
Setelah mengetahui bahwa Belial mungkin berada di Gunung Api, Yin merasa semakin termotivasi untuk melanjutkan pencariannya. Namun, dia juga merasa perlu mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang ksatria.
Yin (bertanya kepada Zangrid): "Zangrid, bagaimana cara aku menjadi seorang ksatria? Aku ingin menjadi lebih kuat."
Zangrid (tersenyum): "Tidak perlu khawatir, Yin. Untuk menjadi seorang ksatria, kamu bisa bergabung ke sebuah guild. Di Kota Dasert, ada banyak guild yang berbeda, dan setiap guild memiliki spesialisasi yang berbeda-beda."
Mereka berdua berjalan menuju pusat kota di Kota Dasert, di mana terdapat papan pengumuman besar yang berisi daftar guild yang menerima anggota baru. Yin dengan antusiasme melihat daftar guild tersebut.
Yin (bersemangat): "Wow, ada begitu banyak guild yang berbeda. Bagaimana aku memilih yang tepat?"
Zangrid (memberi saran): "Pertama, kamu harus memikirkan apa yang ingin kamu pelajari dan kembangkan sebagai seorang ksatria. Lalu, cari guild yang sesuai dengan minatmu."
Yin mulai membaca nama-nama guild dan spesialisasinya. Ada Guild Penyihir, Guild Pemusnah Makhluk, Guild Ahli Senjata, dan banyak lagi. Namun, matanya tertuju pada sebuah guild bernama "The Falcon."
Yin (memperhatikan "The Falcon"): "Lihat, Zangrid, Guild 'The Falcon' terlihat menarik. Mereka sepertinya memiliki spesialisasi dalam menjaga perdamaian dan keadilan."
Zangrid (menyetujui): "Itu adalah pilihan yang baik. Ayo kita masuk dan lihat apakah mereka menerima anggota baru."
Mereka memasuki markas "The Falcon," yang terletak di sudut kota. Di dalam, mereka melihat sekelompok ksatria yang sedang berlatih dan berdiskusi tentang misi-misi mereka.
Yin (memasuki guild dengan penuh semangat): "Halo, saya Yin. Saya ingin bergabung dengan Guild 'The Falcon'."
Anggota Guild (menatap Yin dan Zangrid): "Selamat datang! Kami selalu menyambut anggota baru yang bersemangat untuk menjaga perdamaian dan keadilan. Siapa temanmu?"
Zangrid (memperkenalkan dirinya): "Saya Zangrid, dan saya akan mendukung Yin dalam perjalanannya."
Guildmaster "The Falcon" (seorang ksatria berpengalaman): "Baiklah, Yin dan Zangrid, jika kalian ingin bergabung dengan kami, kalian harus menjalani ujian masuk. Kami akan melihat keterampilan dan tekad kalian dalam pertarungan simulasi."
Yin (antusias): "Kami siap!"
Setelah melewati ujian masuk yang intens, Yin dan Zangrid berhasil bergabung ke dalam Guild "The Falcon." Mereka mendapatkan seragam ksatria dan ruang untuk tinggal di markas guild. Yin merasa sangat senang karena ini adalah langkah pertama menuju impian menjadi ksatria sihir dan menemukan Nirvana.
Guildmaster "The Falcon" (menyambut mereka): "Selamat datang di keluarga kami, Yin dan Zangrid. Kami berharap kalian akan menjadi ksatria yang kuat dan membanggakan."
Yin (bersyukur): "Terima kasih, Guildmaster. Kami akan memberikan yang terbaik untuk Guild 'The Falcon'."
Mereka berdua mulai menjalani pelatihan intensif di guild tersebut, belajar keterampilan sihir, strategi pertempuran, dan etika ksatria. Yin merasa bahwa dia telah menemukan tempat di mana dia bisa tumbuh dan berkembang sebagai seorang ksatria yang tangguh.
Setelah beberapa waktu berlatih dan mempersiapkan diri, Yin dan Zangrid bersama dengan rekan-rekan ksatria guild mereka siap untuk mengejar Belial dan memenuhi impian mereka untuk mengalahkannya. Petualangan yang menantang telah dimulai, dan keduanya siap untuk menghadapinya bersama-sama sebagai anggota dari Guild "The Falcon."
Setelah bergabung dengan Guild "The Falcon," Yin dan Zangrid mulai berintegrasi dengan anggota lainnya. Namun, ada satu anggota bernama Fenrir yang tampaknya tidak menyukai kehadiran Yin.
Yin (berusaha berkenalan): "Halo, namaku Yin. Senang bisa bergabung dengan guild ini."
Fenrir (dingin): "Saya tidak peduli. Saya tidak butuh teman."
Fenrir pergi tanpa memberikan kesempatan pada Yin untuk berbicara lebih lanjut. Yin merasa sedikit terpukul, tetapi anggota lain, seperti Layla, mencoba menenangkannya.
Layla (ramah): "Maafkan Fenrir, Yin. Dia memang agak sulit didekati. Tapi dia memiliki hati yang baik di dalamnya."
Yin (berusaha memahami): "Baiklah, aku akan mencoba lagi nanti."
Beberapa waktu kemudian, Yin dan Zangrid memutuskan untuk istirahat dan makan siang di luar guild. Mereka duduk di sebuah restoran di dekatnya, menikmati hidangan mereka.
Yin (berbicara santai): "Zangrid, berapa umurmu sebenarnya? Kamu tampak begitu kuat dan berpengalaman."
Zangrid (senyum): "Aku baru berusia 19 tahun. Namun, aku telah menjalani banyak petualangan sejak muda."
Saat mereka asik makan siang, tiba-tiba Fenrir muncul dengan tiba-tiba dan menyerang Yin dengan keras. Yin terpental dari meja makan, menyebabkan kehebohan di restoran itu.
Semua orang terkejut oleh tindakan Fenrir, termasuk Zangrid yang segera menghunuskan pedangnya.
Zangrid (marah): "Kau melukai temanku itu, berarti sama saja kau menantangku, benar begitu?"
Fenrir (menantang): "Aku tidak peduli siapa yang kau bela. Aku akan membuktikan bahwa dia tidak pantas bergabung dengan kita!"
Yin berdiri kembali, masih merasa terkejut dan terluka oleh serangan tiba-tiba Fenrir. Dia merasa terpanggil untuk membuktikan dirinya di hadapan semua anggota guild.
Yin (dengan tekad): "Baiklah, jika itu yang kamu inginkan, Fenrir, mari kita selesaikan ini dengan cara yang adil."
Dengan pedang Zangrid yang siap dan sihir Yin yang berkobar, pertarungan antara Yin dan Fenrir pun dimulai. Semua mata di restoran itu tertuju pada mereka, dan nasib Yin sebagai anggota baru Guild "The Falcon" tergantung pada hasil pertarungan ini
Pertarungan antara Yin dan Fenrir berlangsung dengan cepat dan hebat. Yin mencoba menggunakan sihirnya dengan serangan api biru, tetapi Fenrir dengan mudah menghindari serangan tersebut.
Fenrir (dengan nada meremehkan): "Kau pikir sihirmu bisa mengalahkan aku, Yin? Kau bodoh!"
Yin terkejut saat Fenrir tiba-tiba berubah menjadi serigala raksasa. Warga Kota Dasert yang melihat perubahan ini menjadi panik, dan kehebohan menyelimuti area tersebut.
Yin (tersenyum): "Kemarilah, Fenrir, akan ku hajar kau!"
Sementara itu, di sisi lain restoran, Zangrid melawan Ju Peter, tangan kanan Fenrir, dalam duel pedang yang sangat intens. Keduanya adalah pendekar pedang yang berbakat, dan percikan-percikan api meloncat dari pedang mereka saat mereka bertarung dengan penuh semangat.
Zangrid (berbicara kepada Ju Peter): "Kau adalah penghalang dalam pertarungan yang adil. Biarkan aku menyelesaikan masalah ini dengan Fenrir!"
Ju Peter (tampak tenang): "Kami melindungi satu sama lain, Zangrid. Jangan harap aku akan membiarkanmu menghancurkan rekan kami."
Sementara itu, pertarungan antara Yin dan Fenrir semakin sengit. Yin mencoba menahan serangan-serangan ganas Fenrir dan mencari peluang untuk menyerang kembali.
Yin (berpikir): "Aku harus mencari cara untuk mengalahkannya. Siapa tahu, mungkin sihirku bisa berpengaruh pada serigala itu."
Fenrir terus menyerang Yin dengan serangan-serangan yang menghancurkan. Namun, Yin mulai mengumpulkan energi sihirnya dengan lebih baik, dan api biru yang lebih besar terbentuk di ujung tongkat sihirnya.
Yin (mengeluarkan sihirnya): "Ini adalah serangan terakhirku, Fenrir!"
Dia melepaskan serangan sihirnya dengan segenap kekuatannya. Namun, ketika api biru itu mengenai Fenrir, sesuatu yang tak terduga terjadi. Serigala raksasa itu malah tersenyum dan dengan mudah menghindari serangan sihir Yin.
Fenrir (sambil tersenyum kejam): "Kau pikir seranganku akan mempan padaku, Yin?"
Tiba-tiba, Fenrir memunculkan jurus pamungkasnya. Dia berubah menjadi serigala raksasa yang lebih besar, dengan cakar dan gigi tajam yang mematikan. Warga Kota Dasert semakin panik saat mereka menyaksikan perubahan yang mengerikan ini.
Yin terkejut, tetapi dia tidak menyerah. Dia merasa semangat dan tekadnya tumbuh lebih kuat.
Yin (dengan tekad): "Aku tidak akan menyerah! Aku akan mengalahkanmu, Fenrir!"
Dalam keadaan genting, pertarungan antara Yin dan Fenrir mencapai puncaknya. Mereka berdua berjuang dengan segenap kekuatan mereka, dan nasib Guild "The Falcon" tergantung pada hasil pertarungan ini.
Pertarungan antara Yin dan Fenrir semakin memanas, dan setelah Fenrir berubah menjadi serigala besar, situasinya menjadi semakin sulit. Yin tahu dia harus mengeluarkan serangan terkuatnya untuk mengalahkan musuhnya.
Yin (mengumpulkan energi): "Aku tidak akan menyerah, Fenrir!"
Yin mengepalkan tangannya dan mengeluarkan sihir api biru yang memenuhi ruang di sekitarnya. Dia memperkenalkan jurusnya dengan tekad yang kuat.
Yin (berteriak): "First Punch: Blue Bird!"
Serangan itu mengenai Fenrir dengan kekuatan besar, dan kali ini serangan itu berdampak kuat. Fenrir meringis kesakitan saat dia terkena sihir api biru yang meluluhkan pelindungnya.
Fenrir (menahan sakit): "Kau... kau merasakannya sekarang, Yin."
Tetapi Fenrir tidak berniat menyerah begitu saja. Dia membuka mulutnya dan mengeluarkan serangan "Hollow Breath." Serangan itu mengenai Yin dengan kekuatan yang cukup untuk membuatnya terluka parah.
Yin terpental beberapa langkah, merasakan rasa sakit yang luar biasa. Dia mulai kewalahan dalam pertarungan ini.
Yin (berusaha bangkit): "Aku tidak boleh menyerah!"
Sementara itu, Zangrid juga berjuang keras melawan Ju Peter. Mereka telah bertarung dengan segenap kekuatan mereka, dan Zangrid telah terluka parah akibat tebasan pedang Ju Peter.
Zangrid (dalam pikirannya): "Situasinya semakin buruk. Aku harus memikirkan cara untuk mundur dan memulihkan diri."
Pikiran yang sama juga melintas di pikiran Yin. Mereka saling berpandangan, dan tanpa berkata-kata, mereka tahu bahwa mereka harus melarikan diri dari pertarungan ini untuk sementara waktu.
Zangrid (memberikan isyarat): "Kita mundur sekarang, Yin. Kita tidak bisa melanjutkan pertarungan ini dalam kondisi seperti ini."
Yin (mengangguk): "Baiklah, kita harus merencanakan strategi yang lebih baik."
Mereka berdua memanfaatkan kesempatan untuk mundur dari pertarungan dan menyelamatkan diri mereka sendiri. Fenrir dan Ju Peter tidak mencoba mengejar mereka, karena mereka juga telah terluka dalam pertarungan yang sangat sengit ini.
Dalam pengungsian mereka, Yin dan Zangrid merenungkan pelajaran yang mereka dapat dari pertarungan ini. Mereka tahu bahwa mereka harus lebih kuat dan lebih bijaksana jika ingin mengalahkan Belial dan mencapai impian mereka untuk menemukan Nirvana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Hidup untuk apa?
keren kak. lanjutin terus kak
2023-11-01
0
Nov Tomic
aku adalah yin, dan tidak akan pernah berubah apapun yang terjadi
2023-10-28
2
Opick Rahman
novel bagus begini kok sepi ya? gue kasih bunga biar semangt
2023-10-26
4