Ranah jiwa yang dikeluarkan oleh Ketua Klan Wu membuat seluruh udara di tempat itu menjadi terdistorsi, banyak koyakan terlihat di udara saat sebuah pedang raksasa muncul dari sebuah lubang yang tiba tiba saja terbentuk di udara.
"Aku akan membunuhmu!!," teriak Ketua Klan Wu kemudian mengibaskan tangannya hingga pedang raksasa seketika itu juga meluncur ke arah Linyuking.
Melihat serangan pedang raksasa yang menuju ke arahnya, Pangeran Linyuking hanya terdiam di tempatnya tanpa melakukan gerakan untuk menghindari serangan itu, namun tiba tiba saat pedang itu hampir mengenai tubuh Pangeran Linyuking, sebuah jentikan jarinya benar benar mampu menghancurkan pedang itu hingga lenyap tak tersisa.
Ketua Wu pada akhirnya tersungkur di tanah dengan keterpurukan yang dialaminya, setelah serangannya dapat dipatahkan dengan mudah oleh Pangeran Linyuking. Tampak darah segala segar telah menghiasi sudut bibir sang ketua yang menandakan jika dirinya saat ini telah terluka dalam.
Pangeran Linyuking kemudian mengibaskan tangannya maka sebuah angin yang membawa badai kehancuran di dalamnya, dengan keras menerpa tubuh Ketua Wu hingga membuat sang Ketua pada akhirnya terhempas kembali dengan keras dan tak sadarkan diri.
Semua anggota Klan Wu sangat takut saat melihat Pangeran Linyuking, semua itu karena Pangeran Linyuking hanya menggunakan 3 kali pertukaran untuk dapat melumpuhkan Ketua Klan mereka, hingga pada saat Pangeran Linyuking meninggalkan tempat itu, tak ada satupun anggota dari Klan Wu yang berani menghalanginya.
Pangeran Linyuking kemudian berjalan menuju ke kota Jiangma di Siu Utara, karena Pangeran Linyuking merasa yakin jika Wu Hai saat ini berada disana.
Pangeran Linyuking memasuki kota tersebut, tampak keramaian para penduduk yang berlalu lalang di dalam jalan jalan kota, yang membuat sang pangeran kesulitan untuk mencari keberadaan Wu Hai.
Sambil berjalan pangeran Linyuking kemudian mengeluarkan kekuatan spiritualnya untuk dapat mengetahui keberadaan Wu Hai, namun sejauh dia berjalan di dalam kota Pangeran Linyuking sama sekali tak menemukan Aura tubuh Wu Hai, yang membuat Pangeran Linyuking merasa jika kekasihnya itu tak berada di dalam kota Jiangma.
"Wu Hai di manakah keberadaan mu, semoga saja tak terjadi hal buruk kepadamu," gumam Pangeran Linyuking dengan menghembuskan nafas berat.
Pangeran Linyuking kemudian melesat pergi ke arah pinggiran kota untuk mencari keberadaan Wu Hai, Pangeran Linyuking pantang menyerah terus mencari di desa desa pinggiran kota, hingga pada akhirnya dia pun menemukan Aura tubuh Wu Hai.
"Pada akhirnya aku menemukan mu," gumam Pangeran Linyuking dengan wajah penuh keceriaan.
Mengetahui keberadaan Wu Hai, Pangeran Linyuking segera melesat cepat menuju ke arah utara hingga sampai di sebuah desa terpencil.
Pangeran Linyuking saat ini merasa cemas karena di desa itu begitu sunyi dan tampak beberapa mayat telah mati di jalan-jalan desa, sehingga membuat Pangeran Linyuking menyadari jika telah terjadi hal buruk pada desa yang ditempatinya berada.
Pangeran Linyuking kemudian mengedarkan Aura spiritualnya ke seluruh desa, dan pada akhirnya dia merasakan jika kekasihnya saat ini telah berada dalam bahaya.
Linyuking kembali melesat cepat masuk ke tengah tengah desa dan menemukan banyak perampok yang tengah menindas warga desa untuk membayar upeti kepadanya, Linyuking dapat melihat jika Wu Hai dengan perut besarnya tengah menghadapi para perampok yang mencoba untuk menindas penduduk desa, tampak wajah kelelahan pada diri Wu Hai namun tak membuatnya takut maupun tunduk atas penindasan yang dilakukan para perampok.
Pangeran Linyuking secara tiba tiba telah berada di sisi Wu Hai, yang membuat para perampok terkejut bagaimana bisa seorang pemuda tiba-tiba saja muncul tanpa sepengetahuan mereka.
Keterkejutan itu juga dialami oleh Wu Hai, tubuh wanita cantik itu bergetar dengan hebat setelah mengetahui jika kekasihnya telah berada di dekatnya.
"Sayang ..., kau tak usah khwatir lagi karena aku tak akan membiarkan seorangpun dari mereka yang akan menyakitimu," ucap Pangeran Linyuking sambil tersenyum ke arah Wu Hai.
Tiba tiba pemimpin perampok berkata. "Rupanya ada seorang pemuda yang ingin menjadi pahlawan di desa ini, ha... ha... ha..., rupanya daya pesona wanita ini juga telah membuatmu tertarik sehingga ingin membela penduduk desa ini, tapi memang harus ku akui wanita itu walaupun telah hamil besar dia masih terlihat sangat cantik dan mempesona, hingga Aku pun tak sabar untuk menikmati tubuhnya," ucap pemimpin perampok dengan tertawa terbahak bahak yang di ikuti oleh seluruh anggota perampok yang ikut tertawa terbahak bahak.
Pangeran Linyuking yang mendengar perkataan dari pemimpin perampok seketika itu murka, tampak terlihat ketidak senangan atas perkataan pemimpin perampok atas ucapannya kepada Wu Hai kekasihnya, yang membuat simbol kuno di dahi Pangeran Linyuking seketika itu keluar di dahinya.
Dalam sekejap sebuah cahaya tiba-tiba saja keluar dari dalam simbol kuno di dahi Pangeran Linyuking, yang menciptakan sebuah pedang dengan kilauan cahaya emas.
Pedang itu kemudian melesat cepat menuju kearah pemimpin perampok dengan kecepatan cahaya, yang membuat pemimpin prampok tak bisa memprediksi serangan itu, hingga pada akhirnya pedang cahaya menembus tenggorokan pemimpin perampok.
Lenguhan kecil terdengar dari mulut pemimpin perampok hingga pada akhirnya tubuhnya ambruk ketanah dan tewas seketika itu juga.
Kepanikan bulan daftar anggota perampok yang ada di tempat itu, saat melihat pemimpin mereka mati dengan sekali serangan.
Seluruh anggota perampok segera melarikan diri dari tempat itu karena mereka menyadari jika pemuda yang dianggap remeh sebelumnya, ternyata memiliki kemampuan yang sangat hebat.
Namun apa boleh dikata mereka telah menyinggung seorang praktisi yang memiliki kemampuan melebihi para praktisi hebat di alam dunia, yang membuat pedang cahaya seketika itu juga membunuh seluruh anggota prampok dan menghabisinya satu persatu tanpa tersisa.
Seluruh penduduk yang menyaksikan hal itu bergidik ngeri, karena mengetahui jika seluruh perampok yang menyerang desanya telah mati dan tersisa.
Dengan tubuh bergetar kepala desa segera datang ke arah Pangeran Linyuking, sambil membungkukkan badan memberi hormat kepada desa pun berkata.
"Kami warga desa sangat berterima kasih karena tuan muda telah menolong desa ini dari kehancuran, oleh para perampok yang mencoba merampas harta benda dan bahkan wanita muda desa ini," ucapnya.
"Aku yang seharusnya berterima kasih kepada kepala desa karena telah menerima istriku dan menjaganya di desa ini," ucap pangeran Linyuking kemudian meraih tubuh Wu Hai agar dekat dengan dirinya.
Namun perbincangan itu segera terhenti saat Pangeran Linyuking merasa jika ke enam jendral yang ditugaskan oleh ayahnya, saat ini telah mengetahui keberadaan dirinya.
Mengetahui hal itu, Pangeran Linyuking kemudian berpamitan kepada kepala desa dan sedetik kemudian diapun menggendong Wu Hai dan membawanya pergi meninggalkan desa itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
wooow keren lanjut thor
2023-09-30
1
Sampawn
dia terbang ya
2023-09-30
0
Sampawn
astaga/Doge/
2023-09-30
0