Part 2 ~ Dijebak

Bima sebenarnya pria baik-baik. Seumur hidup dia mengenal perempuan dan menjalin hubungan, tidak ada hal melewati batas selain sekedar cium pipi, bibir dan sedikit meraba. Namun, kondisi saat ini membuatnya gelap mata, meskipun keadaan lampu kamar terang benderang.

Apalagi disuguhkan body aduhai dan …

“Tunggu, dia perempuan yang aku lihat di lobby. Yang cantiknya nggak kalah sama Raisa, mirip-mirip Irish Bella, sebelas dua belas sama Haico Van Der Veken dan mungkin kembar tapi beda rahim sama Mawar Eva De Jongh,” ucap Bima dalam hati.

“Ya Tuhan, berkah apa yang engkau berikan. Nggak mungkin ini godaan,” gumam Bima.

Ada perdebatan batin dalam hatinya, antara melepaskan hasratnya dengan wanita yang tersuguh di hadapannya atau meninggalkan kamar itu dan memperlihatkan kondisinya yang sedang h0rny ke semua orang.

“Maaf neng, ini bukan salah kita tapi salahkan situasi.”

Bima merangkak menaiki ranjang dan mengungkung tubuh gadis itu. Setelah melepaskan penutup tubuh terakhirnya dan juga pakaian dalam gadis itu, Bima melakukan apa yang ingin dia lakukan. Meraba bagian yang ingin disentuh. Menciumi wilayah bukan hanya wajah, tapi terus turun ke bawah leher. Melewati dia gundukan sampai ke perut dan bawah perut.

Bima khawatir kalau gadis itu bangun ketika dia sedang beraksi, tapi suara syahdu yang keluar dari bibir gadis itu seakan menikmati apa yang Bima lakukan. Membuat pria itu lebih semangat dan terus beraksi. Racauan kata yang keluar dari mulut Bima dan dessahan dari gadis yang sudah sempurna menjadi seorang wanita karena ulah Bima.

“Shittt, dia masih perawan. Mak, Bima dapet perawan.”

Pria itu terus menggerakan pinggul dan memacu tubuhnya. Entah setan mana yang merasuk dan obat apa yang mempengaruhinya sampai dia harus meng-gagahi perempuan yang tidak dia kenal. Bahkan sampai berkali-kali mendapatkan pelepasan.

“Hahhh.” Bima akhirnya rebah di samping tubuh wanita yang masih memejamkan mata. Di sela nafasnya yang tersengal, dia menoleh dan menatap wajah itu.

“Aneh, kenapa dia nggak bangun?” gumam Bima. Wanita itu memang menjerit pelan saat Bima berhasil mengoyak di bawah sana dan ikut mendesah berkali-kali, tapi tetap tertidur. Seperti tidak terganggu dengan apa yang dilakukan oleh Bima terhadap tubuhnya.

“Sumpah, kamu enak banget. Gue, istirahat bentar ya. Tenang aja, gue bakal tanggung jawab,” gumam Bima lalu terlelap.

***

Ting nong ting nong.

“Berisik,” pekik Bima sambil menarik selimutnya. Merasa tidurnya terganggu oleh suara bel dan rasa dingin menyentuh kulitnya.

Tunggu, kenapa bisa dingin begini. perasaan kamar gue nggak pake AC, adanya kipas angin yang tiap muter bunyi kretek-kretek, batin Bima.

Brak.

 “Olivia! Bangsat, apa yang sudah kalian lakukan?”

“Sumpah kalian berisik, ganggu tidur gue … tunggu dulu tidur?” ujarku yang sudah membuka mata dan beranjak duduk. “Kenapa gue tidur di sini dan … siapa kalian?” tanya Bima pada dua orang pria yang berdiri di hadapannya.

Penampilan kedua pria itu sangat rapi dengan setelan jas. 

“Kak Alan, Mas Haris, kenapa kalian berteriak.”

Bima menoleh ke samping, seorang perempuan yang sama terkejutnya dengan dirinya dan perempuan itu hanya mengenakan selimut sama seperti dirinya.

“Olivia, apa maksud semua ini? Siapa dia, dan kenapa kamu … tidak mengenakan apapun dengan pria itu?” teriak Haris dengan wajah menahan amarah.

“Hahh. Aku ... Siapa kamu?” tanya perempuan itu pada Bima.

“Aku ….” Bima tidak sanggup bicara, mengingat sebelumnya ingin mengerjakan tugas di kamar ini. Tiba-tiba rasanya tidak nyaman dan ….

Bugh.

Pukulan mendarat di wajah Bima, membuat telinganya terasa mendengung dan rahang yang terasa nyeri. Pria yang terlihat begitu emosi dan sejak tadi berteriak, berhasil memberikan bogem mentahnya. Saat akan kembali memberikan pukulan, pria di sampingnya menahan pria itu.

“Haris, tenanglah. Emosi tidak bisa mengatasi masalah ini.”

“Bagaimana aku bisa tenang, menurutmu apa yang mereka lakukan? Oliv, apa maksudmu melakukan ini di malam pertunangan kita?” tanya pria bernama Haris.

Bima menyadari kalau dia berada dalam masalah. Gadis yang sudah disentuh bernama Olivia, ternyata tunangan pria di hadapannya. Tamu hotel ini, mungkinkah yang acaranya digelar di ballroom yang paling luas dan dengan fasilitas mewah.

Bima, bersiaplah lo bakal digantung di monas, batin Bima.

 “Tidak, aku tidak mengerti.” Olivia hendak bangun lalu terdiam dan meringis.

Pria yang sudah memukul Bima meremas rambutnya dan berteriak. “Kenapa harus sekarang? Kenapa tidak kamu katakan sebelum kita rencanakan ini semua, kamu bisa katakan kalau memang ragu denganku atau ….”

“Tidak, Kak Haris aku sungguh tidak mengerti kenapa aku dan dia bisa … Kak Alan, tolong aku,” ujar Olivia dengan wajah bingung dan mata sudah berembun.

“Haris, tenang dulu. Kita bisa duduk bersama dan bicarakan ini. Kamu lihat sendiri, mereka kebingungan. Ada yang tidak beres di sini,” tutur pria bernama Alan. Bima hanya bisa menyimak, bukan hanya merasa bersalah tapi dia juga bingung kenapa bisa berada di situasi ini. Sangat kebetulan dia dalam keadaan berhasrat dan ada wanita tersuguh di hadapannya tidak sadarkan diri.

 “Cukup! Kita berakhir, pertunangan kita gagal. Persetan dengan kalian.”

“Kak Haris,” teriak Olivia. “Kak Alan, tolong aku.”

Pria bernama Alan terlihat mencari sesuatu lalu kembali dan melemparkan pakaian ke wajah Bima.

“Pakai itu lalu ikut aku.”

“Oliv.” Seorang perempuan masuk ke dalam kamar.

“Helen,” panggil Olivia. Perempuan bernama Helen menghampiri Olivia dan memeluknya lalu melirik ke arah Bima.

“Cepat!” teriak Alan.

“Sabar Bos,” sahut Bima yang memakai sepatunya. Belum terpakai sempurna, tapi Alan sudah menarik kerah seragam Bima dan menyeretnya keluar dari kamar itu.

“Bangsat. Lo jelasin kenapa bisa ada di kamar adik gue,” teriak Alan setelah menghempaskan tubuh Bima ke lantai.

“Sabar, Pak. Kita bicara di ruangan lain agar tidak mengganggu tamu lainnya.” Ternyata di luar kamar sudah ada Pak Erik dan seorang rekan Bima. Tangan Bima dicengkram kuat oleh Erik, seakan khawatir kalau Bima akan kabur.

Ada yang aneh saat Bima dan rombongan itu memasuki lift, tidak terlihat troly linen yang tadi dia bawa. Sepertinya ada benang merah yang Bima sadari, dia dijebak entah oleh siapa. Ada hubungannya dengan pertunangan Olivia dan Haris. Bisa jadi pihak yang tidak ingin pertunangan itu terjadi dan Bima hanyalah korban begitupun dengan Olivia, tapi siapa? 

 

Terpopuler

Comments

Siti Amanah

Siti Amanah

bagus ceritany AQ suka.

2024-08-23

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Oh ini nih biang keroknya si Helen ya,Apa Helen menyukai Haris,Dan berusaha merebutnya dari Oliv..🤔🤔🤔

2024-02-28

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Haris calonnya Olivia ya..Kalo Bima udah pasti Bella yg ngejebak,Terus Olivia siapa yg ngejebak nya??🤔🤔🤔

2024-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!