Setelah selesai membersihkan lapangan, Aska dan kedua sahabatnya memilih untuk bersantai di kantin. Walaupun mereka tau jika dosen sebentar lagi akan masuk ke kelas mereka, tetapi ketiganya tidak perduli sama sekali. Mereka tetap asik dengan rokok dan juga ponsel mereka di sudut kantin. Melihat kelakuan tiga sahabat itu, para mahasiswa lain hanya bisa diam. Mereka memilih untuk tidak menganggap kehadiran ketiga brandal itu demi kebaikan mereka masing-masing.
"Lo gak masuk kelas, Ka?" tanya Bimo menatap Aska yang sedang asik bermain game dengan sebatang rokok terus menempel di bibirnya.
"Akh! gue malas. Jika lo mau masuk, masuk saja."
"Gue dengar di kelas kita akan kedatangan mahasiswi baru. Katanya sih cantik, lo yakin gak mau masuk kelas?" tanya Rico tidak segaja mendengar percakapan para gadis di dekat mereka.
"Gadis cantik?" tanya Aska dengan semangat yang menggebu-gebu.
Gadis cantik, adalah penyemangat nomor satu untuk pemuda itu. Bahkan namanya sebagai playboy kampus sudah terkenal, tetapi tetap saja dia masih mudah menjerat setiap mangsanya. Selain tampan dan juga populer, dia juga putra tunggal dari pengusaha nomor satu di kota mereka. Tentu hal itu membuat semua gadis dengan suka rela menyerahkan tubuh mereka kepadanya.
"Bagaimana? lo masuk atau tidak?" tanya Bimo bangkit dari duduknya.
"Gue masuk kelas," ucap Aska bangkit dari duduknya.
Dia membuang puntung rokoknya ke sembarang tempat, lalu berjalan penuh semangat memasuki kelasnya. Benar saja, di dalam kelas mereka melihat Pak Bento sudah berada di kelas mereka. Namun, mereka tidak melihat gadis cantik yang di maksud Rico.
"Lo membohongi gue?" tanya Aska menatap tajam Rico.
"Alaska!" bentak Pak Bento melihat ketiga sahabat itu masih betah berdiri di depan pintu.
"Kami, Pak!" ucap ketiganya serentak.
Geng motor Alaska memang sudah di kenal di kampus maupun di luaran sana. Apalagi Pak Bento, sudah terlalu sering dia menangani masalah yang di lakukan oleh anggota geng motor itu. Sehingga mendengar nama geng motor Alaska sudah seperti menghirup udara segar untuknya.
Selain ketua geng motor itu adalah mahasiswanya, ternyata papa Asaka juga mempercayakan putranya kepada Pak Bento. Sehingga membuat Pak Bento harus turun tangan sendiri untuk mengurus setiap masalah yang di lakukan Aska dan kedua sahabatnya itu. Baik itu di dalam ataupun di luar kampus.
"Kalian mau belajar atau jadi pajangan pintu?" tanya Pak Bento kesal.
"Belajar, Pak!" ucap ketiganya terkekeh kecil.
"Kalau begitu masuk!" bentak Pak Bento kesal.
"Argh! kami tidak tuli. Jadi bapak tidak perlu berteriak seperti itu," ucap Aska sambil memegangi telinganya yang sakit karena teriakan Pak Bento.
"Ia! bawel amat sih," gumam Aska kesal lalu duduk bergabung bersama para mahasiswa lainnya.
Melihat keberanian Aska yang terus berdebat dengan Pak Bento, para mahasiswa lainnya hanya bisa menggeleng kecil. Padahal Pak Bento adalah dekan kampus yang terkenal galak dan juga kejam. Namun, itu hanya berlaku pada mahasiswa lainnya, tetapi tidak untuk Aska dan kedua sahabatnya. Adu mulut adalah hal yang biasa untuk Aska dan juga dekan kampusnya itu.
"Pak! aku punya saran," ucap Aska kembali.
"Apa!" tanya Pak Bento serius.
"Lebih baik besok bapak ke kampus jangan pakain celana."
"Maksudmu?"
"Maksud saya celana bapak ganti saja dengan daster. Soalnya bapak sama cerewetnya seperti emak-emak komplek,"
Bugh....
Spidol terbang langsung meluncur mulus ke arah Aska. Akan tetapi, pemuda itu langsung menangkisnya sehingga mengenai mahasiswi lain yanga da di belakangnya. Melihat itu, Pak Bento hanya bisa bergumam kesal. Memang Aska selalu membuat darah tingginya naik setiap saat.
"Dasar mahasiswa yang tidak tau diri. Untung saja kau putra kakakku. Jika tidak, sudah dari dulu kau ku lemparkan ke peternakan buaya," oceh Pak Bento penuh kekesalan.
"Permisi, Pak!" ucap seorang gadis sehingga membuat perdebatan antara dekan dan juga mahasiswanya itu langsung berhenti.
"Eh! Nak Almira, ayo masuk. Maaf, kamu sudah melihat hal yang tidak mengenakkan di saat pertama masuk kampus," ucap Pak Bento tersenyum sambil merapikan jasnya.
"Tidak apa-apa, Pak!" ucap Almira tersenyum.
Almira Putri adalah gadis yang membantu Aska saat di keroyok oleh segerombolan pria di club beberapa waktu lalu. Dia jugalah yang telah menghajar Rico dan Bimo di lapangan tadi. Melihat siap mahasiswi baru yang di maksud Rico, Aska hanya bisa mengusap lehernya kasar sambil melirik kedua sahabatnya.
"Ini mah bukan mangsa baru. Tapi mangsa yang sangat mengerikan," batin Aska menatap Almira.
"Perkenalkan! dia adalah Almira, mahasiswi pindahan dari luar kota. Saya harap kalian bisa berteman baik dengannya," ucap Pak Bento memperkenalkan Almira pada seluruh mahasiswanya.
"Hai, Almira!" ucap semuanya dengan ramah.
"Almira! silahkan duduk. Sebentar lagi dosen yang mengajar akan masuk," ucap Pak Bento mempersilahkan.
Mendengar ucapan Pak Bento, Almira hanya tersenyum kecil. Dia langsung menuju bangku kosong paling belakang. Melihat kecantikan Almira, banyak mahasiswa yang mencoba mendekatinya. Namun, dia hanya tersenyum kecil mendengar rayuan para pria itu.
Almira adalah gadis yang pendiam. Dia sangat tertutup dan tidak mau bergaul, dia lebih suka kesendirian dan juga kesunyian. Bukan tidak ada yang mau berteman dengannya, akan tetapi dia memilih untuk tidak berteman dengan siapapun. Selama mata pelajaran berlangsung, dia mendengarkan penjelasan dosen itu dengan baik. Bahkan dia bisa menjawab setiap pertanyaan yang di lontarkan dosen kepadanya dengan sangat mudah.
Almira adalah mahasiswi pintar, bahkan dia mendapatkan undangan spesial dari kampus agar mau belajar di kampus itu. Dia memiliki segudang prestasi, sehingga membuat pihak kampus mengundangnya secara langsung. Bahkan dia juga mendapat beasiswa dari kampus itu.
Setelah jam pelajaran telah habis, Almira langsung berkeliling kampus seorang diri. Hingga akhirnya matanya tertuju pada perpustakaan yang menjadi tempat favoritnya. Tidak mau banyak berpikir, Almira langsung masuk ke kampus itu lalu memilih buku yang mampu menarik perhatiannya. Tanpa dia sadari ternyata sejak tadi ada seorang pria yang terus mengikutinya secara diam-diam.
"Selain suka minum dan juga berkelahi, ternyata lo suka membaca juga," ucap Aska bersandar di rak buku sambil menatap kagum kecantikan Almira.
Mendengar ucapan pria itu, Almira hanya meliriknya dengan skor matanya, sambil mengambil buku yang ingin dia baca. Tanpa banyak bicara, gadis itu langsung melangkahkan kakinya tanpa memperdulikan Aska. Merasa di abaikan, membuat semangat pria itu semakin menggebu-gebu. Baru kali ini dia di abaikan oleh seorang wanita.
"Dia mengabaikan pria setampan diri gue. Kita lihat saja, sampai kapan dia sanggup melakukan itu," gumam Aska tersenyum sinis lalu melangkahkan kakinya untuk mengikuti Almira.
"Berhenti mengikuti gue. Atau gue akan membuat lo tidak bisa berjalan untuk selamanya," ucap Almira dingin, sehingga membuat semangat Aska yang tadinya menggebu-gebu kini menyusut seketika.
"G.. gue tidak mengikuti lo. Gue hanya mau mengambil buku ini saja," ucap Aska mengambil salah satu buku lalu mengambil jurus terampuh, yaitu lari seribu langkah.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments