"Ibu besok aku ada kondangan teman ngaji aku menikah, boleh tidak aku berangkat keacara pernikahan Yayah?" Tanya Della kepada Hesti, "memangnya kamu punya uang buat kado? Kalau kamu punya uang ya silahkan saja pergi, tapi setelah selesai julan kalau perlu kamu pergi kondangannya sambil bawa dagangan kamu saja bagaimana?" Ucap Hesti, malah menyuruh Della untuk sekalian berjualan ditempat temannya yang nikahan.
"Aku malu bu kalau harus jualan disana, teman-temanku tidak ada yang jualan hanya doang yang jualan." Jawab Della dengan lirih, ia malu dengan teman-teman sebayanya karena sekarang ia sudah beranjak dewasa, tapi Hesti tidak memikirkan akan hal itu. "Haduh Della kamu ini terlalu pemalu jadi anak, memangnya siapa yang menertawakan kamu, dan lagian jualan itu halal bukan mencuri kenapa harus malu."
Bentak Hesti kesal karena Della menolak dengan suarannya.
Dellapun segera pergi dari hadapan ibunya yang terus berceloteh didapur, sedangkan Dedi yang sedang mengarit rumput dipinggiran sawah. Namun tiba-tiba ia dihampiri Yana pria kampung sebelah, "aduh mang Dedi sekarang mah sudah rajin ya tidak dirumah terus seperti dulu.." ucap mengejek Dedi sambil tertawa.
"Bukan masalah rajin atau tidaknya mang Yana, tapi saya itu terpaksa karena si Della sudah tidak dibolehkan lagi ngarit rumput sama sesepuh kampung, jadi ketempuhan saya yang harus ngarit." Jawab Dedi dengan kesal, "ya nggak apa-apa mang Dedi, itung-itung ibadah saja Shafira kan anak yatim jadi harus diperlakukan dengan baik." Ujar Yana Berbasa-basi
"Mang Dedi kesini dulu sebentar ada yang mau saya bicarakan ini penting sekali" ajak Yana kepada Dedi yang sedang anteng ngarit rumput, "aduh ada apa sih mang Yana? Pake acara penting segala kalau mau bicara mah atuh sok aja saya siap mendengarkan." Jawab Dedi, yang malas untuk berhenti.
"Begini mang Dedi, taukan itu Adit anaknya juragan mie ayam dikampung sebelah?" Tutur Yana "iya saya tau, yang jualan mie ayam dipasar Cibeber kan?" Jawab Dedi
"Nah itu betul sekali mang Dedi, nah itu si Adit anaknya juragan mie ayam suka sama Della, dan dia berniat ingin melamar Della mang Dedi, nah mang Dedi sendiri bagaimana kalau si Adit itu datang melamar Della kerumah, sekiranya bakal diterima apa nggak sama Della mang Dedi?" Tanya Yana kepada Dedi
"Wah enak juga ya kalau si Della nikah sama anak juragan mie ayam, bisa gratis aku makan mie ayam, udah gitu porsi masak nasi Hesti akan berkurang kalau si Della nikah, wah kalau begitu aku nikahkan saja si Della dengan anak juragan mie ayam itu." Kata hati Dedi berbicara sendiri, ia berandai-andai jika Della menikah maka akan berkurang pengeluaran Hesti, padahalkan selama ini Della yang cari uang.
"Mang Yana ini serius kalau bicara, masa iya Adit suka dan mau menikahi Della, bukanya Adit itu sudah menikah ya dengan orang Bolang?" Tanya balik Dedi, memperjelas perkataan Yana tadi. "Aduh mang Dedi, untuk apa saya bohong memang kenyataannya begitu kok mang, dulu iya Adit pernah nikah dengan gadis orang Bolang tapi hanya bertahan tiga bulan saja, sekarang Adit itu sudah jadi duda cumakan dia masih sangat muda cocoklah kalau sama Della" Ujar Yana meyakinkan Dedi
"Iyasudah kalau memang setatusnya si Adit itu sudah menjadi duda, tidak apa-apa yang terpenting dia tidak punya istri, mengenai Della anak tiri saya nanti saya akan coba ngomong sama ibunya ya, yang pasti Della pasti maulah, tapi ngomong-ngomong ada uang rokoknya nggak ini?" Jawab Dedi, sambil menanyakan uang rokok kepada Yana.
"Weleh, kalau soal itu amang Dedi tenang saja, nanti akan dibagi sama si Adit lima puluh ribu kalau sampai bisa mendapatkan Della begitu." Tutur Yana penuh semangat, "sudah saya katakan kalau soal si Della pasti mau saya akan paksa dia mang tentang saja" jawab Dedi, setelah selesai membicarakan akan perjodohan Della dengan Adit, duda dari kampung sebelah yang sudah berusia dua puluh tiga tahun, sedangkan Della ia baru sebelas tahun.
Disore hari Dellapun sudah siap akan berangkat ketempat pengajiannya, dengan mengenakan kain sarung dan baju muslim serta kerudung, pada jaman itu memang sudah biasa dikenakan oleh para gadis kampung Cianjur. Dedi senyum-senyum sendiri saat dia melihat Della, berjalan keluar dengan membawa kantong plastik perlengkapan ngajinya.
Dedipun segera masuk kedalam rumah, untuk memberitahukan Hesti istrinya mengenai Adit yang akan menikahi Della, Dedipun mulai menceritakan semuanya kepada Hesti dengan niatan Adit kepada Della. "Tapi kang, Dellakan masih sangat kecil, apa kata orang kalau dinikahkan sekarang-sekarang, aku takut nanti Ambu sama Abah marah sama aku kang" jawab Hesti, "aduh nyai kenapa harus takut sama Abah dan Ambu, merekakan tidak ikut memberikan makan untuk Della, mereka hanya bisa berkomentar tidak boleh begini tidak boleh begitu, giliran kita mau pinjam beras aja malah ngamuk-ngamuk coba kamu pikirkan kalau Della menikah dengan Adit sudah pasti keuangan kita juga lancar nyi." Ucap Dedi
"Iya ya kang benar juga apa yang akang katakan, ya sudah nanti aku akan coba bicarakan ini baik-baik dengan Della, mudah-mudahan saja dia tidak menolak ya kang." Jawab Hesti, ia tergiur dengan iming-iming yang belum kelihatan.
Della yang sudah berada di pesantren tempat ia menuntut ilmu agama, wajah cantik Della akan selalu menjadi pusat perhatian para santri disana, ditambah lagi dengan keluguan Della hingga banyak disukai oleh para ibu-ibu. "Della ayok kita main sondakh yuk" ajak Nur kepada Shafira, yang sedang duduk sambil menunggu magrib tiba.
"Tidak Nur kamu saja yang main, aku tidak main sondakh kamu kan tau sendiri kalau kaki aku bermasalah" ucap Della menolak ajakan Nur, karena dia memang tidak mahir bermain aneh-aneh seperti anak-anak lainnya. "Hemm kamu mah tidak asik atuh diam terus disini, memangnya kamu tidak jenuh apa nunggu magribkan masih lama" ucap Nur sambil memonyongkan mulutnya.
"Lihat itu teh Della sudah cantik lugu lagi, dia mah tidak pecicilan seperti anak lainnya ya." Ucap para ibu-ibu yang sedang memperhatikan Della dari kejauhan.
Sore sudah berganti malam, dan malam sudah berganti pagi. Dipagi hari Della sudah kembali dari tempat pengajiannya, namun dipagi ini ada yang aneh dengan Hesti yang biasanya saat Della tiba dirumahnya ia akan disambut dengan dagangan yang sudah siap untuk dijual. Tapi kali ini tidak ada dagangan yang tersedia didapur, Della celangak-celinguk mencari dagangan yang bisanya sudah disiapkan.
"Sudah tidak perlu kamu repot-repot mencari dagangan kamu, bukankah ini yang kamu inginkan karena mulai hari ini kamu berhenti berjualan Della, coba sini duduk ada yang mau ibu omongin kekamu." Dellapun duduk didepan tungku untuk memasak didapurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Evy
jangan dinikahkan Thor..masih bocil...
2024-07-29
0
Laode Ante
mantap
2023-10-13
0
Laode Ante
semangat thor ceritanya bgs dan seruh
2023-10-11
1