WANITA YANG KALIAN HINAKAN

WANITA YANG KALIAN HINAKAN

Ibu yang kejam

"Della kamu sudah pulang? Itu dagangannya sudah selesai ibu masak, sudah sana makan dulu terus berangkat nanti kamu kesiangan" ujar Hesti

Hesti selaku ibu dari Della, dia memperlakukan anak gadisnya seperti seorang kuli, dia tidak pernah memikirkan perasaan anak gadisnya yang berusia sembilan tahun itu betapa tersiksanya Della, seperti apa sakitnya perasaan Della saat ini. Dellapun segera menyimpan kantong plastik yang berisikan mukena dan kain perlengkapan ngajinya.

"Pelan-pelan dong kalau jalan! Kalau adik-adikmu bangun bagaimana? sudah sana cepet pergi jualan jadi anak jangan malas." Ujar Dedi kepada Della anak tirinya dengan ketus

Dellapun berjalan kedapur dan ia segera membawa barang dagangannya. Anak seusia Della yang seharusnya ia masih sekolah dan bermain dengan teman-teman seusianya, tapi itu sudah tidak pernah dilakukan Della, ia terpaksa harus bekerja seperti orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Della sudah tidak memiliki ayah karena sejak usianya empat tahun, ayah Della meninggal akibat disantet orang. Dipagi-pagi buta Della sudah berkeliling kampung dengan barang dagangannya yang ia gendongan dibelakang punggungnya, yang lumayan banyak.

"Lauk lauk , jengkol jengkol telor telor.. bi telor bi.. teh bade iye jengkolna saratusan mangga-mangga.." Della termasuk anak yang ramah ia terus menawarkan barang dagangannya kepada para tetangga, "Della!! tunggu, kesini uwa mau beli jengkol." teriak Olis memanggil Della, kakak ipar dari  Hesti.

"Della uwa mau beli jengkol? ini wa bentar wa aku turunin dulu baskomnnya" Ujar Della sambil menurunkan barang dagangannya, yang lumayan banyak sehingga ia agak kesusahan menurunkan gendongannya.

Olis merasa tidak tega dengan Della, dia pun membeli beberapa lembar jengkol da telor bulat buatan Hesti. "Ini Della coba dihitung jadi berapa semuanya?" Tanya Olis kepada Della

"Emm 250 tambah 350 jadi 600 wa semuanya." Jawab  balik Della dengan senyuman cantiknya, Della memang tidak sekolah tapi ia memiliki daya pikir yang cerdas dalam menghitung, dulu dia sempat sekolah tapi hanya sampai kelas satu SD karena Dedi tidak mau membiayainya.

Della kembali menggendong dagangannya dan ia kembali berjalan mengelilingi kampung, karena musim hujan jadi Della tidak mengenakan sandal, karena ia takut jika sandal jepit satu-satunya putus.

"Della sini ibi mau beli, masih ada lotek bungkusnya nggak?" Tanya ibu-ibu itu menanyakan lotek bungkus "masih ada dua lagi bi ini didalam kantong " ujar Della sambil memberikan kantong plastik berisi lotek bungkus.

"Iyasudah saya beli semua, jadi berapa dua bungkus Della?" Tanya ibu-ibu itu kepada Della "Jadi tiga ratus bi." "Ini uangnya kembalilan seratus saja, yang seratusnya buat kamu saja makasih ya." Della sangat senang karena ia diberi uang sebesar seratus rupiah oleh pembeli, jika dia minta uang pada Hesti sebesar seratus rupiah sudah pasti dia akan habis dipukuli Hesti.

Sekitar pukul dua belas siang, dagangan Della pun telah laku terjual, iapun kembali pulang. Sesampainya dirumah Della melihat ayah tirinya sedang makan dengan daging ayam begitupun dengan kedua adik-adiknya, Della tidak banyak bertanya karena ia takut dimarahi oleh ayah tirinya. Della segera memberikan uang hasil jualannya pada Hesti yang sedang menyuapi kedua anak-anaknya, sebenarnya hati Della sangat sedih karena ia diperlakukan seperti orang asing oleh ibu kandungnya sendiri.

Setelah memberikan uang hasil jualannya Della pun kembali keluar. "Della ini daging buat kamu cepet makan, terus kamu nyari rumput takutnya keburu hujan." Teriak Hesti menyodorkan piring berisikan satu kepala ayam dan cekernya, air mata Della sudah sangat rimbun saat ia meli kepala ayam dak cekernya, padahal ia membayangkan bisa makan bagian paha ayam tapi apa mau dikata yang dia dapat hanya ceker dan kepalanya saja.

Selera makan Dellapun langsung hilang, ia kembali meletakkan piring plastik yang berisikan kepala dan ceker ayam diatas lemari kayu, Dedi yang melihat Della tidak ikut makan ia tersenyum sinis melihat kearah Della yang sudah berjalan keluar.

Della segera mengambil karung dan Arit ia kembali berjalan menuju pinggiran sawah, yang tidak terlalu jauh dari rumah panggungnya. "Pak kenapa bapak tinggalkan Della pak? hikssss hikssss.. Della tidak punya siapa-siapa lagi disini pak, sekarang ibu sudah tidak sayang lagi sama Della hikss hikss." Sambil ngarit rumput dipinggiran sawah orang, Della terus menitikkan air matanya hatinya sakit karena ia merasa dibeda-bedakan oleh Hesti.

Mungkin jika Della sudah dewasa ia pasti akan berontak, tapi untuk seusia Della saat ini ia hanya bisa menerima semua perlakuan tidak adil dari ibu kandungnya. Setelah mendapatkan rumput lumayan cukup banyak, Dellapun naik keatas kebun peninggalan ayahnya dimana ayahnya dimakamkan disana. Hampir setiap hari Della akan selalu datang kemakam ayahnya, sesampainya diatas pusaran ayahnya Della kembali menangis sesenggukan sambil memeluk batu-batu makam ayahnya. "Aehhh aehhh bapak dimana? aku ikut sama bapak.. bapak aehhh aehhh.." Della terus menangis sesenggukan diatas makam bapaknya.

"Kang magrib-magrib begini siapa itu yang nangis? Mana ini malam Jumat lagi ikhh serem." Celetuk Mimi bergidik, "akh kamu mah nyi nakut-nakutin akang saja, tapi iya juga sih itu ada suara seseorang tapi dimana ya?" "Kang ayok kita masuk saja takut aku ikhh, jangan-jangan itu nyai kun-kunti nyasar kang"

Ujar Mimi sambil mengangkat kedua bahunya Jajun yang penakut ia pun beringsut masuk kedalam rumahnya menyusul Mimi, Jajun dan Mimi mereka sepasang suami istri yang baru menikah dan tinggal dilahan milik ayahnya Della, yang tidak pernah dikelola oleh Hesti dan Hesti akan menerima pembagian hasil panen dari kebun tersebut, yang saat ini telah dikelola oleh Jajun dan Mimi.

Hesti ia malah asik bercanda canda dengan Dedi didalam kamarnya, tanpa memikirkan Della yang belum pulang kerumah. Padahal hujan sudah mulai turun begitu lebat, tapi sungguh kejam Hesti memperlakukan anak kandungnya seperti memperlakukan hewan piaraan.

Della segera bangkit dari samping makam ayahnya karena hari sudah mulai gelap, ditambah lagi gerimis mulai turun disekitarnya. Dellapun segera memetik selembar daun pisang yang tumbuh dipinggir kebun, dan ia gunakannya untuk menutupi kepalanya. Tubuh Della yang kecil sampai tertutup oleh karung rumput yang ia gendongnya, Della terus berjalan tertatih-tatih karena jalanan yang begitu licin dan karung rumput yang ia bawanya cukup berat, ditambah lagi hujan semakin deras mengguyur kampung tersebut.

Tubuh Della yang kecil kini sudah basah kuyup oleh air hujan, semua pakaiannya kotor oleh tanah karena ia berkali-kali terjatuh dan terperosok kedalam semak-semak. Sesampainya dirumah Dellapun segera menaruh rumput diatas kandang kambingnya, Della mencuci kedua kakinya dan ia segera masuk kedalam rumah untuk mengganti semua pakaian basahnya. "Tanpa disengaja Della mendengar suara Hesti dan Dedi yang sedang asyik tertawa didalam kamarnya, ia hanya bisa memanggil nama ayahnya dalam hati.

Della yang seharian belum makan, iapun segera pergi kedapur untuk makan karena seharian penuh ia bekerja sudah seperti sapi perah. Della hanya bisa mendengus saat ia melihat piring plastik yang berisikan kepala ayam dan cekernya sudah diberikan pada kucing, Della hanya bisa menahan rasa sesak dibagian dadanya.

Dellapun membuka lemari kayu, yang ternyata didalam sana hanya ada nasi yang sudah agak kering itupun tersisa sedikit dan tumis daun ubi. Della yang sudah lapar mau tidak mau iapun terpaksa memakan nasi dan tumis daun ubi, meskipun hatinya tidak kuat dengan perlakuan ibunya tapi ia tidak berdaya untuk melawan. Disaat Della sedang makan tiba-tiba Dedi masuk kedapur, "mangkanya jadi anak itu nurut jangan banyak tingkah, enakkan makan hanya sama daun ubi" ujar Dedi sambil menggetok kepala Della pakai sendok nasi.

Dedi selaku ayah tiri Della, ia memang kerap memukul Della tanpa sepengetahuan maupun sepengetahuan Hesti, tapi anehnya Hesti akan diam saja melihat Della anak kandungnya diperlukan tidak baik oleh Dedi.

Terpopuler

Comments

Laode Ante

Laode Ante

semangat thor

2023-10-09

1

Laode Ante

Laode Ante

semangat thor ceritanya bgs dan seruh

2023-10-09

0

Laode Ante

Laode Ante

mantap

2023-10-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!