Para wargapun berbondong-bondong berkumpul didepan rumahnya Abah Nata ayah dari Hesti, para warga membawa perabotan dapur milik mereka masing-masing untuk mencari keberadaan Della, yang diyakini jika Della telah dibawa oleh mahluk kasat mata.
"Jadi sekarang kita mulai mencari Della kekebun milik bapaknya dulu, jika Della tidak ditemukan disana baru kita naik keatas hutan bagaimana bapak-bapak ibu-ibu?!" tanya Abah Nata kepada para warga, yang akan ikut mencari Della kehutan.
Setelah selesai berunding, akhirnya semua warga kampung Babakan Jampangpun berangkat kekebun milik ayahnya Della, suara gentongan dari perabotan dapurpun terus dipukul oleh para warga, dengan diiringi suara teriakan mereka sambil memanggil nama Della.
Hesti yang tidak ikut mencari Della, dia terdiam dirumahnya dengan kedua anak-anaknya yang sudah tertidur lelap. Karena Dedi belum kembali pulang setelah istri tuanya kembali dari Singapura, dan sudah hampir dua Minggu ini Hesti hanya tidur bertiga dengan anak-anaknya.
Tokk.. tokk.. tokk..
Hesti terjingkat kaget karena dia mendengar suara ketukan pintu rumahnya, Hestipun beranjak dan ia segera melihat kearah luar untuk memastikan siapa yang datang.
Namun saat pintu dibuka tak ada satu orangpun diluar sana, bulu kuduk Hesti mulai meremang dengan perasaan takutnya diapun kemabli masuk dan menutup pintu rumahnya. Hesti kembali teringat akan Della anak perempuannya, yang belum juga kembali sejak tadi siang. "YaAllah Della kamu dimana? Jangan buat ibu khawatir kenapa Della, sebenarnya ibu itu sayang sama kamu Della, tapi ibu tidak tau harus melakukan apa cara menyayangimu? YaAllah apa aku sudah salah memperlakukannya tidak adil" gumam Hesti ada sedikit rasa penyesalan atas apa yang sudah dia lakukannya, sehingga membuat Della hilang.
"Hesti!.. Hesti! Buka pintunya ini Ambu cepat!" Teriak Ambu Eneh dari luar
"Iya Ambu sebentar!.. Jawab Hesti sambil berjalan kearah pintu rumahnya "masuk Ambu" ujar Hesti mempersilahkan ibunya untuk masuk
"Hesti apa yang sudah kamu lakukan dengan Della ha? Kenapa dia sampai hilang begini.." tanya Ambu Eneh kepada Hesti penuh selidik, karena Ambu Eneh tau jika Hesti selalu memperlakukan Della dengan buruk.
"Tidak ada Ambu, tadi siang Della cuma pamit mau cari rumput buat kambing" ujar Hesti singkat, "itu tidak mungkin Hesti, Ambu tau Della dan Ambu juga tau kamu seperti apa memperlakukan anakmu." Jawab Ambu Eneh sambil mendelik
"Hesti, dimana hati nuranimu? Kenapa kamu selalu memperlakukan Della seperti anak tiri, padahal sudah jelas dia itu anak kandungmu sendiri keluar dari rahimmu, kamu tidak lihat apa Ambu saja punya anak delapan anak tapi tidak Ambu pilih kasih satupun" Bentak Ambu Eneh sangat kesal dengan sikap tidak adil Hesti.
Hesti hanya terdiam mendengar kemarahan Ambu Eneh yang memarahinya, tidak berselang lama suara para wargapun terdengar dari arah luar, Ambu Eneh segera berjalan keluar untuk melihatnya. "YaAllah cucuku Della geulis! Aduh kenapa Della Abah?" Tanya Ambu Eneh panik melihat Shafira terkulai lemas, dengan wajah pucatnya.
"Sudah tenang dulu Ambu, Dayat bawa Della masuk dulu" Dellapun dibawa masuk dan ditidurkan diruang depan rumah Hesti yang tidak terlalu besar, sebagian warga masih berkumpul diluar rumah Hesti sedangkan sesepuh kampung berada didalam rumah. "Sekarang uwa peringatkan kamu Hesti, dan ini bukan hanya untuk kamu saja tapi untuk semuanya, mulai saat ini janganlah anak sekecil Della harus pergi mencari rumput apa lagi pergi kehutan, itu sangat tidak baik lihatlah ini contohnya Della tadi dia ditemukan diatas pohon besar Hesti, kalau kamu mau tau" Ujar sesepuh kampung memperingati Hesti.
Sedangkan Hesti dia hanya diam sambil menunduk "nah kamu kan punya suami si Dedi, kamu bisa minta bantuan suamimu untuk mencari rumput Hesti, jangan kamu suruh Della dia masih kecil belum saatnya dia bekerja keras seperti kita iya nggak ibu-ibu?!" Teriak para ibu-ibu dari luar rumah
Hesti dengan perasaan malunya, dia hanya manggut-manggut mendengar nasihat dari Abah ayahnya dan juga sesepuh kampung. Setelah berhasil menemukan Della, para warga setempatpun kembali pulang kerumah mereka masing-masing dengan perasaan kesal mereka.
Begitupun dengan Ambu dan Abah, beserta para kakak-kakak Hesti sudah kembali pulang kerumah mereka. Hesti mendekati Della yang terkulai lemas, Hestipun segera mengambilkan nasi dan telor dan ia segera memberikannya kepada Della, namun Della tidak menyentuhnya sedikitpun.
Tatapan Della terlihat kosong dan wajahnya terlihat begitu pucat, "Della jangan sakit, ibu minta maaf kalau ibu salah sama kamu, ayok cepat makan hemm" ucap Hesti sambil mengelus lembut kepala anaknya, hati Hesti begitu ketar-ketir dia tidak ingin Della sakit karena siapa yang akan mencari uang jika Della sakit itu yang ada dipikiran Hesti. padahal yang diharapkan Della hanyalah kasih sayang seorang ibu, yang tidak dia dapatkannya selama ini.
Hari-haripun telah berlalu, satu pekan sudah setelah ditemukannya Della. Namun keadaan Della malah semakin memburuk dia tidak kunjung sembuh dari sakitnya, bahkan sakit Della semakin parah ia sering sekali tidak sadarkan diri tanpa sebab. Ambu Eneh dan Abah selalu setia menemani Hesti setiap malamnya, begitupun dengan saudara-saudara Hesti dengan silih berganti mereka akan menginap dirumah Hesti.
Pas tepat dihari ke lima belas Della sakit, pada siang itu kebetulan hari Jumat, dimana para warga akan pergi untuk melakukan sholat Jumat. Hesti berjalan kearah Della dengan membawa semangkuk bubur yang ia buatnya, namun saat Hesti akan membangunkan Della, tubuh Della sudah sangat dingin dengan detak jantungnya sudah terhenti begitu saja.
Perasaan Hesti mulai panik dengan kondisi Della sudah memejamkan kedua matanya, dan tak bergerak lagi dari posisinya. "Della..!! Della.. bangun nak ini makan dulu, Della Tidak!!.. tidak..! Della.!!" Hesti berteriak histeris sehingga membuat para bapak-bapak, yang baru kemabli dari sholat Jumat mereka berlarian kearah rumah Hesti, untuk melihat apa yang terjadi dirumah Hesti.
Ambu Eneh dan Abahpun berlarian begitupun dengan Maryam beserta yang lainnya, memburu kearah rumah Hesti yang terus berteriak. "Inalillahi wainnailaihi rojiun.." kata-kata itu keluar dari sesepuh kampung, yang sudah lebih dulu masuk kedalam rumah Hesti.
Ambu Eneh dan Abah yang baru saja tiba diambang pintu rumah Hesti, yang sudah dipenuhi oleh banyak orang didalam. Seketika tubuh Ambu Eneh lemas, dan ambruk diambang pintu saat dia mengetahui jika Della telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Sedangkan Hesti dia terus berteriak histeris sambil menangis meraung-raung, dia tidak bisa terima kenyataan. Hati Hesti merasakan sakit begitu luar biasa dan hancur, karena selama ini dia selalu memperlakukan Della dengan kejam.
Tubuh Hesti terkulai lemas, dengan cucuran air mata terus keluar dari kedua matanya. Hesti tidak berhenti memanggil nama Della anak gadisnya yang sudah wafat. "Della maafkan ibu nak hiksss.. hikss maafkan ibu sudah memperlakukanmu tidak adil, ibu sangat menyesal Della ibu menyesal hiksss hiksss." Tangisan Hesti memecah keheningan siang itu.
Para ibu-ibu yang berdatangan untuk melayat dan sekalian melihat Della, mereka ikut menitikan airmatanya, mereka akan selalu teringat dengan sosok Della gadis kecil yang rajin dan ramah.
Para bapak-bapakpun mulai membuat liang lahat untuk pemakaman Della, sedangkan para ibu-ibu mereka bergotong royong akan memandikan jenazah Della.
Setelah selesai memandikan jenazah Della, para ibu-ibu kembali memasang kapas dan kain kafan, namun anehnya saat jenazah Della akan dibungkus tubuhnya kembali hangat seperti orang hidup.
Para ibu-ibu pun mengehentikan memasangkan kain kafan ditubuh kurus Della, mereka terus meraba-raba tubuh Della yang semakin hangat. Sesepuh kampung dan Abahpun segera melihat dan ngecek akan apa yang dikatakan oleh para ibu-ibu, mengenai tubuh Della yang kembali hangat.
Abah dan sesepuh kampung begitu terkejut saat mereka memastikan akan ucapan para ibu-ibu, dan benar saja apa yang dikatakan oleh para ibu-ibu jika tubuh Della hangat, bahkan wajahnya yang semula pucat kini sudah seperti biasa.
"Baiklah sekarang begini saja ibu-ibu semuanya, jasadnya Della jangan dibungkus dulu kita tunggu sampai suhu tubuhnya dingin, karena kita tidak tahu dengan mukjizat yang maha kuasa, siapa tau Della kemabli bangun dan tersenyum lagi seperti sedia kala. Jadi sekarang kita cukup mengaji saja dan kita kirim doa untuknya semoga ada mukjizat turun sesuai harapan kita semua." Tutur sesepuh kampung, memperingati semuanya
Dengan berjalannya waktu para ibu-ibu masih mendiamkan jasad Della diatas tiker pandan, dengan bersamaan mereka melantunkan ayat-ayat suci Alquran, yang ditujukan untuk mendoakan Della.
Hesti dia sudah tersadar dari pingsannya, ia mendekati kearah jasad Della. Hesti mengelusi wajah Della penuh penyesalan yang cukup mendalam, "Della bangunlah nak ibu belum siap kehilanganmu Della tolong bangun sayang, ibu sangat menyesal Della ibu minta maaf.." tutur Hesti dengan lirih, ia berharap ada keajaiban datang dan bisa membuat Della kembali hidup.
Setelah Hesti selesai berucap, tiba-tiba jari-jemari Della kembali bergerak dan ia juga membuka kedua matanya, sontak saja bukan hanya Hesti yang terkejut tapi semua orang ikut kaget dan senang melihat Della kembali bangun.
Dengan perasaan bahagianya Hesti langsung memeluk erat-erat tubuh Della, ia menagis sejadi-jadinya saking bahagianya melihat Della sudah kembali. Ucapan syukur pun terdengar dari para warga, yang menyaksikan akan mati suri Della dan ternyata memang benar adanya jika mati suri itu ada.
Della yang sudah kembali bangkit dari kematian, ia masih terlihat lemah para ibu-ibupun membantu memindahkan Della keatas tempat tidurnya, Della masih belum bisa diajak bicara oleh siapapun dia masih terdiam seribu bahasa.
Para wargapun kembali membubarkan diri dan kembali pulang kerumah mereka masing-masing, dengan membawa berita yang menggegerkan kampung Babakan, dari mulut ke mulut berita mati suri Della pun terus menyebar kemana-mana, dan ada sebagian para warga menganggap jika seseorang sudah pernah mati suri maka dia akan menjadi orang sakti, atau orang pintar dimasa depannya.
Dengan berjalannya waktu Dellapun sudah berangsur-angsur pulih, hanya saja dia belum bisa bekerja berat seperti biasanya. Sekarang yang jualan setiap pagi diganti oleh tetangga Hesti, dan Della ia hanya diam dirumah dengan memomong kedua adiknya.
Dedi dia sudah kembali pulang kerumah Hesti, setelah hampir tiga bulan lamanya dia tidak pulang, namun tak disangka-sangka Hesti dilabrak oleh istri tua Dedi, sehingga Hesti dibuat malu oleh istri tua Dedi dikampungnya sendiri.
Dedi, yang pemalas dia akan seperti biasa menghabiskan waktunya didalam kamar, dengan sebatang rokok dan kopi yang selalu disiapkan Hesti.
Waktu ke waktu Della yang sudah kembali berjualan, ia sudah mulai merasa malu oleh para teman-temannya, karena kini usianya sudah menginjak sebelas tahun. Della sudah tumbuh menjadi gadis cantik dengan kulitnya yang putih, membuat ia menjadi incaran para pemuda kampung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Laode Ante
semangat terus Thor
2023-10-10
0