Della, sebenarnya ingin sekali ikut bermain seperti saudara-saudara sepupunya, tapi apa daya dia tidak punya waktu untuk itu. Della jika dia ingin pergi nonton tv saja harus sembunyi-sembunyi dari Hesti dan ayah tirinya Dedi.
Karena kalau ketahuan habis dia akan dipukul oleh ibunya, Della biasanya akan menonton tv setiap hari Sabtu itupun setelah dagangannya habis terjual, Della akan menonton dirumah tetangganya yang satu-satunya memiliki tv disana.
Acara kesukaan Della iyaitu kuis dangdut dan film India, setelah penuh karung yang ia bawanya oleh rumput. Dellapun kembali pulang kerumahnya dengan membawa rumput untuk kambing-kambing ibunya, pekerjaan berat sudah menjadi rutinitas sehari-hari Della. Setelah selesai ngarit rumput dia segera bersiap-siap untuk berangkat ngaji, yang berada di kampung sebelah.
Della ia sudah siap akan berangkat ketempat pengajiannya, namun dia ingin membawa bekel nasi agar ia bisa makan dengan teman-temannya dipengajian nanti, sebelum berangkat Dellapun bergegas pergi kedapur untuk mengambil nasi. Namun disaat Della sedang menyiduk nasi dari bakul, tiba-tiba Hesti datang dengan mimik wajah kesalnya.
"Kamu lagi ngapain Della? Kok nyiduk nasi bukannya kamu tadi sudah makan ha?!" Bentak Hesti sambil melotot dan meraih kantong plastik yang sudah diisi nasi oleh Della. "Aku mau berangkat ngaji bu, tapi aku mau bawa nasi sedikit mau makan bersama disana" ujar Della dengan lirih dan wajah ketakutan
"Hey Della! Kamu itu mau ngaji apa mau makan ha! Ngaji kok bawa nasi, sudah sana pergi jangan banyak gaya kamu sudah tahu tidak punya beras malah mau bawa nasi segala" bentak Hesti penuh kekesalan terhadap Della, entah apa yang ada dibenak Hesti sehingga ia begitu membenci Della.
Dellapun tak bergeming dan ia mengurungkan niatnya untuk membawa nasi, padahal ia makan hanya satu kali sehari, tapi Hesti begitu perhitungan jika Della yang makan. Della pun berjalan keluar dengan perut kosongnya, hati seseorang itu akan sama merasakan sakit tidak tua atau muda, tapi dia akan selalu merasakan sakit yang sama dengan apa yang mereka alaminya seperti Della saat ini.
Dia selalu diperlukan tidak adil oleh ibu kandungnya sendiri, disepanjang waktunya dia selalu teringat akan semua perlakuan buruk ibunya, terkadang dia merasa tidak adil jika dirinya telah salah dilahirkan dari rahim yang tak seharusnya. Hati Della yang terlalu terluka membawa pengaruh buruk dengan kepribadiannya, dia menjadi anak yang pendiam dan suka dengan kesendirian tidak seperti anak-anak pada umumnya.
Della selalu beranggapan jika Tuhan itu tidak adil kepadanya, dia dilahirkan dari ibu yang salah Della tidak memiliki tempat untuk berlindung. Meskipun diusianya baru sembilan tahun tapi dia sudah berpikir dan bekerja keras layaknya orang dewasa, Della hanya berharap kapan ia akan dewasa agar dia bisa pergi sejauh mungkin dari kehidupan yang penuh dengan derita.
Dipagi hari Della sudah kembali dari tempat pengajiannya, dan seperti biasa sesampainya dirumah ia sudah disiapkan dengan dagangan lauk pauk yang sudah siap harus ia jualnya. Terkadang hati Della lelah jika melihat yang ada didepan matanya, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain menurut , jika ia pergi harus pergi kemana dia tidak memiliki tujuan selain patuh dengan keadaan hidupnya yang cukup menyiksa.
Dengan malas dan tak bersemangat Della pun segera menyimpan semua perlengkapan ngajinya, dan dia segera mengambil barang dagangannya. Hesti terus memperhatikan wajah Della, yang tidak seperti biasanya akan selalu menjawab jika disuruh. Tapi kali ini Della hanya diam dan menundukkan kepalanya, tanpa berkata sepatah katapun apa lagi menoleh kearah Hesti.
"Hey Della tunggu! Kenapa kamu dari tadi diam saja ha?!" Tanya Hesti penuh selidik bertanya kepada Della, Della hanya terdiam tak menjawab pertanyaan Hesti. "Della jawab kenapa kamu diam saja?!" Teriak Hesti membentak Della
"Iya aku jawab ibu, aku hanya sedang lelah untuk bicara, aku hanya takut kalau jualaku tidak habis terkadang aku suka bingung harus menjualnya kemana" Ujar Della dengan lirih dan tak berani menatap kearah ibunya, "owh begitu, sudah tidak perlu dipikirkan yang penting sekarang kamu pergi saja dulu jualan nanti juga pasti ada yang beli" Ucap Hesti tidak pernah mau tahu akan kegelisahan anaknya, yang dia pikirkan hanya uang dan uang.
Dellapun berlalu pergi tanpa mau menghiraukan akan celotohan Hesti yang tidak jelas, yang tak mau tau barang dagangannya habis atau tidaknya, dia maunya terima beres tanpa memikirkan betapa lelahnya Della setiap hari berkeliling kampung.
"Lauk .. lauk ..!!
Disepanjang jalan Della terus berteriak menawarkan dagangannya, dengan tubuh kurusnya menggendong keranjang yang berisikan dagangan yang cukup banyak, awalnya Della tidak bersemangat namun saat dia ingat jika ini adalah hari Sabtu ada film India favoritnya. Dengan sekejap Dellapun sudah kembali bersemangat, untuk menjual semua barang dagangannya. Sekitar pukul sembilan pagi barang dagangan Della pun telah habis terjual, hati Della sangat senang karena dia masih punya waktu untuk menonton film kesukaannya iya itu film India.
Dengan tergopoh-gopoh Della pun berlari sambil menggendong tempat jualannya yang sudah kosong, sesampainya dirumah pemilik tv ternyata disana sudah ramai oleh orang-orang sesama anak-anak juga yang sedang asyik menonton film India. Della yang tak mengenakan sandal dia hanya nonton dari luar rumah pemilik tv, karena kakinya kotor dan tidak di perbolehkan masuk sama pemilik rumah, sedangkan yang lainnya berada didalam rumah semua karena anak-anak itu masih sanak saudara pemilik tv.
Della yang sedang asyik-asyiknya menonton tv, tiba-tiba pintu rumah itu ditutup oleh pemiliknya, hati Della begitu ngenes dia diusir secara tidak langsung dia diolok-olok oleh para anak-anak lainnya yang berada didalam rumah pemilik tv itu. Mau tidak mau Dellapun kembali pulang dengan perasaan yang dipenuhi rasa kesedihan, karena dia tidak diperbolehkan menonton tv.
Sesampainya dirumah Dellapun memberikan uang hasil jualannya kepada Hesti "sudah sana cepat makan, habis itu ngarit jangan lupa hari sudah siang ini cepat" Teriak Hesti sambil berlalu pergi kedalam kamarnya menyimpan uang hasil jualannya.
Gumrangg.!!
"Apa itu!" gumam Hesti sambil memburu kearah kandang kambingnya "terus saja nyuruh bu kalau aku belum mati mah, aku juga bukan robot yang terus-menerus bisa ibu suruh dengan sesuka hati ibu, ibu tidak pernah mau tau capeknya aku seperti apa" ujar Della sambil berlalu pergi lagi dengan membawa karung dan arti.
Hesti seketika terdiam mendengar jawaban menohok dari Della, dia tidak menyangka jika Della akan berani melawannya. Hesti terus menatap kepergian Della dengan membawa karung dan arti, entah apa yang dirasakan oleh Hesti sehingga ia tidak merasa iba sedikitpun terhadap anak kandungnya sendiri.
Della dengan rasa emosinya dia mengarit rumput dipinggiran sawah, hanya dengan hitungan menit dia sudah berhasil mendapatkan rumput satu karung. Setelah selesai ngarit rumput Della bergegas membawa rumput itu keatas kebun, dimana makam ayahnya berada.
Sesampainya dimakam ayahnya Della meletakkan karung rumputnya, dan ia berjalan dengan lunglai mendekati pusaran ayahnya, Della menjatuhkan tubuhnya disamping makam ayahnya.
"Bapak, kapan aku dewasa? Rasanya aku sudah lelah menjadi anak kecil terus, setiap hari harus bekerja keras sedangkan ibu dan ayah tiriku enak-enakan bisa tidur siang bisa makan enak, tapi tidak denganku pak aku capek pak dan aku juga malu sering ditertawakan orang pak" Gumam Della berbicara sendiri, sambil menitikkan airmatanya ia kembali menagis sesegukan.
Della yang kelelahan tanpa disadari dia tertidur dengan sendirinya diatas makam ayahnya, hingga malampun dan semakin larut namun Della masih belum terbangun dari tidurnya. Anehnya Della tidak pernah takut dengan mahluk mahluk gaib, yang ditakuti oleh para warga sekitar yang dipercaya jika dikampung tersebut masih sangat angker dengan mahluk mahluk gaib.
Hesti, dengan tergopoh-gopoh dia berlari kerumah adiknya Maryam yang berada diatas. "Maryam! Maryam buka pintunya ini aku" teriak Hesti sambil membawa senter
Tidak lama kemudian Maryampun keluar dari dalam rumah panggungnya, "ada apa teh malam-malam begini?" Tanya Maryam kepada Hesti yang terlihat panik
"Maryam mang Iip mana? Tolong bantuin cari Della dari tadi siang dia belum pulang" ujar Hesti kepanikan
"Apa Della belum pulang? Memangnya dia kemana?" Tanya Ambu Eneh yang mendengar pembicaraan Hesti dan Maryam, "aku tidak tau Ambu, tadi siang pamitnya mu pergi cari rumput tapi sampai sekarang belum juga kembali Ambu." Ucap Hesti
"Iyasudah sekarang suruh bapaknya si Deni susul si Dayat dan si Janji, Maryam ikut Ambu sama Abah beritahukan warga, dan kamu Hesti kembali saja pulang jagain kedua anak-anakmu biar Abah sama yang lainnya mencari Della" Ucap Abah Nata kepada Hesti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Laode Ante
semangat
2023-10-09
0