...Selamat datang kembali.......
Tinggalkan like, komentar dan share novel ini
...🎭 Selamat membaca 🎭...
Angin malam berhembus,membawa hawa dingin yang menusuk.Ditengah keheningan malam yang terasa sunyi dan sepi.
Diantara para penduduk sebuah kota kecil yang begitu tenang terlelap dibalik hangatnya selimut dan kasih keluarganya.
Diantara perhatian para orang tua pada anak-anak mereka.
Seorang gadis,dengan manik indah yang menatap keatas langit malam yang berhias bulan tanpa satupun cahaya bintang yang menemani.
Diatas atap sebuah rumah kecil nan sederhana,terhias jejeran pohon willow dan sebaris bunga matahari yang tengah mekar.
Latusya,menutup mata membiarkan dinginnya angin malam menerpa wajah cantiknya.
"Sudah larut...kau akan tetap disini?"
Hening...
Pria dewasa dengan kemeja putih dilengkapi celana hitam kain yang sekali lihat saja orang akan mengetahui,segala yang melekat ditubuh tingginya itu adalah setelan mahal yang dijahit secara khusus.
Berdiri dihalaman,menatap gadis cantik yang tengah terbaring diatas atap itu dengan senyum miring.
"Master Zen...bukankah hal yang sangat tidak berguna kau datang malam-malam ke gubuk kecilku ini hanya untuk bicara kosong?" Latusya tak mau repot-repot turun dan melayani kelakuan atasannya itu.
Pria berusia 30 tahun itu terkekeh.
"Ini kau sebut gubuk? apa ada gubuk dengan sistem bawah tanah dengan penuh senjata? Sia...tidak sopan sekali bicara pada atasanmu seperti ini! cepat turun..." Zen,pria dewasa dengan senyum miring yang menjadi ciri khasnya itu terdengar memerintah dengan sindiran tak berdaya.
Siapa yang menyuruh gadis itu menjadi adik angkat kesayangannya?!.
Jadi mau marah pun tidak sanggup!.
"Dan satu lagi,saat tak ada orang lain.Berhenti memanggilku Mr Zen!" Zen mulai mengomel,dan Latusya hanya mampu menghela nafas panjang.
Gadis itu berdiri,dengan senyum paksa melompat turun dan dengan mantap mendarat tepat disisi zen.
Pletak!....
Satu jentikan maut mendarat di kening mulusnya.
Gadis manis itu menatap sinis sembari mengusap kening mulusnya sabar.
Zen menghela nafas,dan keduanya berdiri diam sembari menunggu fajar.
"Sia...apa yang kau minta beberapa hari yang lalu sudah selesai di cari oleh Ethan,jika kau memang sudah siap...."Zen menatap adik angkatnya itu dengan mimik wajah yang telah berubah.
Tidak ada ekspresi jenaka, keseriusan kini menghiasi wajahnya yang tampan.
Zen,pemimpin para pembunuh bayaran paling misterius di seluruh Maroko.
Namun didepan sang adik,dia hanyalah sosok kakak yang penyayang.
Mengangkat kedua tangannya,membingkai wajah manis gadis kecil kesayangannya yang kini telah beranjak dewasa.
Menjadi gadis paling diincar oleh seluruh kaum Adam yang berstatus lajang.
Bahkan tak sedikit jumlah pelamar yang datang kepadanya untuk melamar Latusya.
Namun,zen berani menjamin.
Begitu para pria itu tau sisi lain adiknya.
Mundur!.
Sudah pasti.
"Sia...jika kau akhirnya tau siapa keluarga kandungmu...dimana mereka dan bagaimana kau bisa berakhir menjadi adikku...The Peony Flower...apa yang akan kau lakukan jika semua tak sesuai harapan?" Zen merangkul bahu Latusya,membawa sang adik memasuki rumah penyamaran mereka sebagai sepasang adik kakak demi menghindari mata para pemburu mereka sendiri.
Yah,sedikit keinginan untuk hidup tenang ditengah sesekali meraih misi berbahaya!.
Latusya terdiam,bibirnya terkunci rapat namun sorot mata indah nan tajam itu berkilat dingin.
"Tidak tau..." Zen menghela nafas,sudah menduga akan jalan fikiran rumit sang adik.
"Latusya...ini masalah kau sendiri yang minta pada kakak untuk mencari tau kebenaranya..lalu kau ingin lepas tangan begitu saja? Ayolah...Ethan akan mengamuk jika tau kerja kerasnya selama 7 hari didepan komputer sia-sia karena tanggapan dirimu itu.." Zen mencubit gemas hidung mungil nan mancung adiknya.
Latusya menepis telapak tangan zen dan memelototi pria yang 10 tahun lebih tua darinya itu dengan bengis.
Zen terkekeh.
Keduanya memasuki ruang tamu,duduk dengan penampakkan sosok Winsi yang baru bangun tidur lengkap dengan rambutnya yang sudah mengembang layaknya singa.
Gadis berdarah Amerika itu tak tau akan kepulangan zero.
Hingga...
"Well...selamat pagi Miss Winsi..." Suara jenaka zen terdengar.
Dan gadis yang menjadi partner satu tim assassin dengan Latusya itu berkedip linglung sesaat kemudian.
"KYAAAAA...MY BABY BOSS ZEN.....AAAAAA...SIA BAGAIMANA KAU BISA MEMBUAT MY BABY BOSS MELIHATKU YANG BARU BANGUN TIDUR SEPERTI INI?!!!!"
Latusya dan zen,keduanya sukses meringis mendengar teriakan melengking dari Winsi.
Yah,siapa yang berada di bawah organisasi zen yang tidak mengetahui bagaimana perangai Winsi pada bos mereka itu?.
Sayangnya zen menanggapi hal bernama cinta dan ketertarikan lawan jenis itu adalah sesuatu yang merepotkan!.
...----------------...
Sementara itu....
Spanyol...
Seorang gadis berdiri diam dengan bibir gemetar menaham tangis.
Didepan matanya,tiga orang tengah duduk disebuah meja makan dengan seorang gadis berselisih 2 tahun dari dirinya yang sibuk berceloteh ria bersama seorang wanita paruh baya yang terus memuji gadis itu.
Dan seorang pria paruh baya yang terlihah acuh tak acuh namun sesekali tetap menanggapi gadis muda itu meski hanya jawaban singkat.
Melihat dari balik pilar,sebuah telapak tangan besar tiba-tiba menutup mata gadis itu.
"Sudah kakak katakan....jangan lihat jangan perduli dan jangan berharap! Iris...ikatlah dengan kakak...pindah dari sini ya?"
Cendrik,pria dewasa tampan dengan sebuah jas khas dokter yang masih terpasang apik ditubuh tingginya berucap lembut.
Iris,gadis remaja berusia 18 tahun itu berbalik.
Menerjang tubuh sang kakak dengan air mata berderai tanpa suara.
Hanya tubuh bergetar menahan tangis.
"Hiks....kak Cendrik,mengapa papa tidak pernah mau menanggapi ucapan iris seperti saat kak Rinai bicara?"
Rinai, benar.
Anak perempuan yang dibawa masuk oleh Jesika 20 tahun lalu tak lama sejak putri pertama mendiang Aluna menghilang,dan dua tahun setelah melahirkan iris.
Wanita lemah lembut berdarah Jepang Eropa itu akhirnya tiada karena beban batin dan kesehatan yang memburuk.
Sejak itu,dengan segala tipu daya Jesika berhasil meyakinkan keluarga Alejandro bahwa rinai adalah putrinya bersama Alejandro buah dari sebuah kecelakaan yang tak disengaja.
Yah,siapa yang tau?.
Cendrik menatap ke depan,wajah ayah angkatnya tetap acuh tak acuh seperti dulu.
Dan mungkin,sejak ibu angkatnya.
Aluna tiada bertahun-tahun yang lalu, Alejandro menjadi semakin tak tersentuh.
Cendrik tidak pernah tau, sebenarnya apa yang ada dihati dan fikiran sosok kepala keluarga Sanches itu.
20 tahun telah berlalu,dan segala hal telah banyak berubah.
Namun yang tetap sama adalah,sifat sosok Alejandro.
Pria itu seperti patung tanpa jiwa!.
Hidup dalam dunianya sendiri.
"Dan mama a-"
"Iris!...." Cendrik memanggil nama sang adik dengan manik menajam.
"Dia bukan ibu kita! camkan dan ingat itu selamanya!"
Iris menatap kaget kemarahan tertahan Cendrik,selama ini semua orang mengatakan bahwa Jesika bukan ibu kandungnya.
Namun,Jesika adalah sosok yang berstatus sebagai nyonya sanches selama 18 tahun dirinya hidup.
Istri dari sang ayah,dan dendam apa yang sang kakak miliki pada jesika sungguh iris tak tau.
Semua orang dikediaman Sanches seakan menutup sebuah fakta yang tak boleh dirinya tau.
Bagaimana sebenarnya rupa ibu kandungnya jika Jesika bukanlah ibu kandungnya? tidak pernah ada satu fotopun yang menggambarkan rupa sang ibu.
Bahkan Cendrik,foto terakhir yang pria itu simpan entah bagaimana bisa hilang.
Alejandro seakan menyimpan figur Aluna hanya untuk dirinya seorang.
Aluna,di mansion Sanches adalah tabu!.
Terlebih,Jesika seakan membuat jejak terakhir mendiang istri pertama Alejandro itu seakan memang tak pernah ada.
Semua orang bahkan tak berani membuat sebuah kesimpulan,apakah Alejandro ini terlalu memendam perasaannya pada sosok mendiang Aluna atau apa?.
Hanya waktu yang bisa memberi kepastian.
.....TBC.....
Tiada kisah tanpa awal dan bagaimana semua berakhir,hanya waktu dan imajinasi yang bisa memberikan pemahaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Satu kata untuk Alejendro BODOH rela menepikan kebahagiaan sendiri dan keluarga demi kebahagiaan si Jalang ini, Benar Bego,, tanya hati kamu sendiri Ale, Adakah kamu BAHAGIA dgn pengorbanan kamu ini???😡😡🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-11-12
0
AshaREALME
Irish jangan terlalu naif , dengarkan Cedrik jgn kau panggil ibu sambungmu mama , karena dialah yg membunuh ibumu n juga membuatmu terpisah dari Latusya
2023-09-26
0
Triiyyaazz Ajuach
baru di awal udh sedih gini
2023-08-25
1