Chapter 5. Kembali ke Dunia Medis

Hari pertama Alan kembali ke rumah sakit setelah tiga bulan beristirahat akibat kecelakaan mobil, dia merasa campur aduk. Rasanya seperti melangkah kembali ke dunia yang sudah lama dia tinggalkan. Dia duduk di ruang kerjanya, menatap meja dan alat-alat medis yang teratur. Suara langkah kaki di lorong terdengar semakin dekat, dan pintu ruangannya terbuka perlahan.

Dokter senior bernama Dana, seorang wanita dengan sikap ramah dan bijaksana, masuk dengan senyuman hangat di wajahnya. "Min Jun, senang melihatmu kembali. Bagaimana perasaanmu?"

Alan tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, senior Dana. Aku merasa semakin baik setiap harinya. Aku rindu bekerja di sini."

Dana mengambil tempat duduk di depan meja Alan. "Baguslah. Kita akan memberikanmu waktu untuk beradaptasi kembali. Namun, sebelum kamu kembali bekerja penuh, ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan."

Alan mengangkat alisnya dengan rasa ingin tahu. "Apa itu?"

Dana tersenyum lembut. "Pertama-tama, kamu tak perlu terlalu keras pada dirimu sendiri. Kecelakaan itu mungkin meninggalkan bekas, tetapi kamu sudah mengatasi semuanya dengan baik. Jadi, jangan biarkan beban itu menghantui pikiranmu."

Alan merasa terharu mendengar perkataan itu. "Terima kasih, senior Dana. Aku akan mencoba."

Dana melanjutkan, "Selain itu, jangan ragu untuk mencari bantuan jika kamu merasa perlu. Ada banyak dukungan di sini, baik dari rekan kerja maupun tim konseling jika kamu merasa terbebani."

Alan mengangguk. "Aku akan ingat itu."

Dana mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Ingatlah, Kim Jun, bahwa setiap pengalaman dalam hidup kita membentuk siapa kita. Dan apa pun yang terjadi, kamu memiliki kualitas yang luar biasa sebagai seorang dokter."

Alan tersenyum menghela nafas lega. "Terima kasih, senior Dana. Aku akan mencoba yang terbaik."

Setelah percakapan singkat itu, Dana meninggalkan ruang kerja Alan. Alan duduk sendiri sejenak, merenungkan kata-kata senior Dana. Ia merasa semangatnya kembali tumbuh dan dia siap untuk kembali ke dunia medis.

Beberapa bulan berlalu sejak Alan mulai bekerja di rumah sakit. Setiap hari, dia berusaha semaksimal mungkin untuk membantu pasien dan berkolaborasi dengan rekan kerja. Semakin lama, ia merasa semakin nyaman dalam peran barunya sebagai dokter.

Suatu hari, saat sedang berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang perawatan, langkah Alan tiba-tiba terhenti saat seseorang mendekatinya. Ia mengenali wanita yang mendekatinya sebagai Dana, perawat senior yang juga merupakan rekan kerjanya.

Dana tersenyum hangat, "Alan, apakah ada waktu sebentar? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."

Alan mengangguk, penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan Dana. Mereka berdua mengarah ke ruang istirahat, tempat yang lebih tenang untuk berbicara.

Ketika mereka duduk, Dana tampak serius. "Sudah beberapa bulan sejak kamu bergabung dengan kami. Dan aku harus mengakui, kamu membuat banyak kemajuan. Pasien suka denganmu dan kamu sudah membuktikan dirimu sebagai dokter yang kompeten."

Alan merasa senang mendengarnya. Ia tahu bahwa adaptasi di dunia medis bukanlah hal yang mudah, tetapi dia sangat berusaha untuk memberikan yang terbaik.

Namun, tatapannya menjadi lebih serius saat Dana melanjutkan, "Tapi ada satu hal yang perlu aku bicarakan. Beberapa rekan kerja, termasuk aku, memperhatikan bahwa kamu terlalu keras pada dirimu sendiri. Kamu sering bekerja lembur, bahkan saat kamu seharusnya istirahat. Itu tidak sehat, Alan."

Alan terdiam sejenak, mengolah kata-kata Dana. Ia memang merasa tegang dan fokus pada pekerjaannya, namun ia tidak menyadari bahwa hal itu bisa terlihat oleh orang lain.

Dana melanjutkan, suaranya lembut, "Kamu seorang dokter, tapi kamu juga perlu menjaga kesehatanmu. Jangan biarkan pekerjaan mengambil alih sepenuhnya. Kita semua di sini saling mendukung dan ingin yang terbaik untukmu."

Alan tersenyum lemah, menghargai kepedulian Dana. "Terima kasih, Senior Dana. Aku akan mencoba lebih berhati-hati dengan diriku sendiri."

Dana tersenyum puas, "Bagus. Ingatlah bahwa kamu juga perlu merawat diri sendiri. Jangan ragu untuk berbicara dengan kami jika ada yang bisa kami bantu."

Saat mereka berdua berbicara, Alan merasa terharu dengan dukungan dan perhatian rekan kerjanya. Dia menyadari bahwa di sini, dia bukanlah seorang dokter yang bekerja sendiri, tetapi bagian dari tim yang peduli satu sama lain.

Namun, meskipun Alan berusaha menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu pribadinya, dia masih merasakan bayangan kehidupannya yang dulu. Kehidupan masa lalunya sebagai Alan yang terlibat dalam dunia mafia selalu menghantuinya. Di dalam benaknya, kenangan tentang larut malam merawat pasien dari keluarga mafia masih segar.

Sebagai seorang dokter di rumah sakit, Alan berusaha memberikan perawatan terbaik kepada setiap pasiennya. Namun, ketika ada pasien yang membawa rasa tegang atau mengingatkannya pada masa lalunya, dia merasakan adrenalin yang berbeda. Kenangan tentang situasi darurat, pertarungan, dan pertemuan gelap di masa lalu terkadang menghantuinya di tengah-tengah penanganan pasien.

Alan tahu bahwa dia harus menjaga profesionalisme dan tidak membiarkan masa lalunya mempengaruhi perawatan medisnya. Namun, ada saat-saat ketika dia merasa tertekan oleh perasaan itu. Bagaimanapun, dia adalah manusia, dan masa lalunya masih mengakar dalam dirinya.

Ketika Alan merawat pasien dari keluarga mafianya, dia berusaha untuk tetap tenang dan fokus. Dia tahu bahwa mereka adalah pasien yang membutuhkan perawatan, dan tugasnya sebagai seorang dokter adalah memberikan bantuan medis tanpa memandang latar belakang pasien. Namun, perasaan tegang dan beban emosional terkadang sulit dihindari.

Suatu hari, saat tengah merawat seorang pasien yang mengalami luka parah akibat kecelakaan mobil, Alan merasa detak jantungnya berdegup lebih cepat. Ketika dia memeriksa riwayat pasien, dia menyadari bahwa pasien ini memiliki keterkaitan dengan keluarga mafia yang pernah dia kenal. Ingatan tentang kehidupan lamanya datang begitu mendalam, mengingatkan dia pada konflik yang pernah dia alami.

Dia merasa perlu untuk mengambil nafas dalam-dalam dan mengendalikan emosinya sebelum melanjutkan perawatan. Dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa apa pun yang terjadi di masa lalu, tugasnya sekarang adalah menyelamatkan nyawa pasien. Dan dengan penuh tekad, dia melanjutkan prosedur medis yang dibutuhkan.

Ketika pasien akhirnya stabil dan dalam kondisi baik, Alan merasakan kombinasi antara keringat dingin dan kelegaan. Meskipun perasaan masa lalunya masih ada, dia berhasil mengatasi tantangan tersebut. Dia tahu bahwa menjadi dokter berarti menghadapi berbagai situasi dan mengatasi emosi pribadi demi kepentingan pasien.

Perlahan-lahan, Alan belajar bagaimana menghadapi perasaan dan ingatan dari masa lalunya. Dia tahu bahwa dia tidak bisa sepenuhnya menghapusnya, tetapi dia bisa mengendalikannya. Dia belajar untuk meredakan adrenalin yang tak terkendali dan mengubahnya menjadi fokus dan kehati-hatian dalam merawat pasien.

Seiring waktu berjalan, Alan semakin kuat dalam menghadapi tantangan ini. Dia tahu bahwa masa lalunya tidak boleh menghalanginya dalam memberikan perawatan yang terbaik kepada setiap pasien. Meskipun bayang-bayang masa lalu masih mengintai, dia semakin yakin bahwa dia bisa mengatasi setiap rintangan dengan keahliannya sebagai seorang dokter.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

Semangat kak...satu gift bunga mawar untukmu...

2023-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Kejutan dalam Kegelapan
2 Chapter 2: Kehidupan Kedua
3 Chapter 3: Dilema Antara Masa Lalu dan Masa Kini
4 Chapter 4: Menerima Identitas Kehidupan Kedua.
5 Chapter 5. Kembali ke Dunia Medis
6 Chapter 6. Perawat Bernama Eun Ji
7 Chapter 7. Membuka Kunci Misteri
8 Chapter 8. Bayangan Eun Ji, Palsu.
9 Chapter 9. Memecahkan Kode
10 Chapter 10. Langkah Pertama Menuju Rahasia
11 Chapter 11. Ruang Operasi
12 Chapter 12. kode-kode misterius adalah sistem medis
13 Chapter 13. Teman Pertama Alan
14 Chapter 14. Puzzle yang akhirnya mulai terbentuk
15 Chapter 15. Menemukan Pola Akhir dari Kode-Kode
16 Chapter 16. Luke memberikan Alan misi kedua
17 Chapter 17. Eun Ji tetap menjaga jarak
18 Chapter 18. Dia Tidak Ingin Mundur.
19 Chapter 19. Alat Rahasia dari "System Luke"
20 Chapter 20. Penyerang Mengetahui Identitas Masa Lalunya.
21 Pengumuman Update setiap hari
22 Chapter 21. Perjalanan Yang Penuh Risiko
23 Chapter 22. Tanaman Obat ini adalah Herba Caelifera.
24 Chapter 23. Harus Mencari Pura Kesejatian
25 Chapter 24. Orang misterius, Penjaga Misteri
26 Chapter 25. Meracik Obat dari Herba Caelifera
27 Chapter 26. Kartu Portal adalah Hadiah Misi
28 Chapter 27. Kedatangan Orang Tuanya ke Apartemen
29 Chapter 28. Dokter Baru Meresepkan Obat Sembarangan?
30 Chapter 29. Tetap Merahasiakan Identitasnya
31 Chapter 30. Pasien adalah Prioritas Utama
32 chapter 31. Menutupi Wajah Membantu Merahasiakan Identitasnya
33 Chapter 32. Mengulang Waktu
34 Chapter 33. Mimpi Buruk
35 Chapter 34. Di rumah besar di Italia.
Episodes

Updated 35 Episodes

1
Chapter 1: Kejutan dalam Kegelapan
2
Chapter 2: Kehidupan Kedua
3
Chapter 3: Dilema Antara Masa Lalu dan Masa Kini
4
Chapter 4: Menerima Identitas Kehidupan Kedua.
5
Chapter 5. Kembali ke Dunia Medis
6
Chapter 6. Perawat Bernama Eun Ji
7
Chapter 7. Membuka Kunci Misteri
8
Chapter 8. Bayangan Eun Ji, Palsu.
9
Chapter 9. Memecahkan Kode
10
Chapter 10. Langkah Pertama Menuju Rahasia
11
Chapter 11. Ruang Operasi
12
Chapter 12. kode-kode misterius adalah sistem medis
13
Chapter 13. Teman Pertama Alan
14
Chapter 14. Puzzle yang akhirnya mulai terbentuk
15
Chapter 15. Menemukan Pola Akhir dari Kode-Kode
16
Chapter 16. Luke memberikan Alan misi kedua
17
Chapter 17. Eun Ji tetap menjaga jarak
18
Chapter 18. Dia Tidak Ingin Mundur.
19
Chapter 19. Alat Rahasia dari "System Luke"
20
Chapter 20. Penyerang Mengetahui Identitas Masa Lalunya.
21
Pengumuman Update setiap hari
22
Chapter 21. Perjalanan Yang Penuh Risiko
23
Chapter 22. Tanaman Obat ini adalah Herba Caelifera.
24
Chapter 23. Harus Mencari Pura Kesejatian
25
Chapter 24. Orang misterius, Penjaga Misteri
26
Chapter 25. Meracik Obat dari Herba Caelifera
27
Chapter 26. Kartu Portal adalah Hadiah Misi
28
Chapter 27. Kedatangan Orang Tuanya ke Apartemen
29
Chapter 28. Dokter Baru Meresepkan Obat Sembarangan?
30
Chapter 29. Tetap Merahasiakan Identitasnya
31
Chapter 30. Pasien adalah Prioritas Utama
32
chapter 31. Menutupi Wajah Membantu Merahasiakan Identitasnya
33
Chapter 32. Mengulang Waktu
34
Chapter 33. Mimpi Buruk
35
Chapter 34. Di rumah besar di Italia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!