5. Hancur Sudah

      

             Di ruang kerja Adrian bersama Bayu sedang membahas pekerjaan.Hingga tak terasa waktu bergulir dengan cepat jam menunjukkan pukul dua belas siang, dimana para pekerja ada yang keluar kantor untuk makan siang.

    

             " Adrian, laper nih makan yuk." Bayu menatap menyeringai ke Adrian.

   

              "Oke, kemana kita.? Adrian menutup laptop kerjanya mata nya melirik ke arah Bayu.

    

               " Tempat biasa aja deh." 

       

       Bayu bergegas bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan mengikuti langkah Adrian.

    

              Tiba di resto dimana mereka adalah pelanggan tetap VIP karyawan menyambutnya ramah . Seperti biasa Adrian memilih ruangan khusus tak ingin bercampur baur dengan pelanggan lain.Mereka berdua memasuki ruangan di belakang mereka sudah ada dua orang yang siap melayani mereka.

         Sembari menunggu pesanan Adrian dan Bayu sibuk memainkan HP mereka.

   

              " Bay, apa kamu sudah kabarin mama, membatalkan acara untuk ntar malem.?"   Adrian mengalihkan pandangannya ke Bayu yang masih menggeser- geser HP nya.

       

              " Udah, ya itu tadi tante Vera seperti biasa ngomel-ngomel." Jawab Bayu sambil tangannya memasukkan HP kedalam saku jas nya.

    

             Tak berapa lama menunggu pesanan pun tiba kedua orang pelayan menghidangkan makanan sesuai pesanan mereka.

                

              ****

              

              **** 

         

              

            Malam pun tiba dimana keramain pusat ibu kota mulai menampakkan keindahannya. Lampu -lampu hias bertaburan di setiap sudut ibukota semakin menambah cantiknya ibukota Jakarta.

            Adrian dan Bayu memasuki sebuah gedung Ballroom , yang dihias mewah yang memberikan kesan pemilik acara bukan sembarang orang.

              

              Tampak dari kejauhan seorang pria yang berpenampilan berkharismatik sibuk menyambut tamu - tamunya dengan ramah sesekali bersenda gurau.

      

               "Burhan..bagaimana kabarmu lama tak ada kabar semakin sukses aja kamu."  Tamu itu menyapa dan mereka saling peluk.

      

               Setelah menunjukkan kartu undangan di meja resepsionis Adrian dan Bayu melangkah masuk ke dalam ruangan.Sebuah ruangan yang didekor sangat indah disana sudah terhidang berbagai macam makanan dan hidangan dan minuman yang mewah.

 

            "Berikan minuman ini kepada pria itu."  

             Seorang perempuan cantik dengan penampilan nya yang elegan memberikan cangkir gelas kepada pelayan yang bertugas memberi minum untuk tamu.

   

                " Ingat.!" Jangan sampai salah."

     

                 " Dan ini untukmu." Perempuan itu memberikan uang tips kepada pelayan laki- laki tersebut.

     

           Clara mengamati dari kejauhan memastikan bahwa pelayan tersebut tidak salah sasaran. Dengan senyumnya yang mengembang, Clara berjalan menjauh menghilang dibalik tembok.

    

               "Bay, pulang yuk." 

   

             Adrian menatap gelisah ke arah Bayu yang begitu menikmati acara.

   

               "Hah.." 

   

               "Pulang.?"   Bayu melotot ke arah Adrian.

                 

                 "Tanggung nih, acaranya kan belum selesai" Bayu melirik ke arah jam tangannya.

    

                " Setelah ini , akan ada lelang proyek besar  Yan." Bayu berkata kepada Adrian.

     

             Tampak sekali Adrian gelisah beberapa kali mengusap kasar wajahnya.

   

            "Aku, cabut kamu urus aja proyeknya" 

      

          Adrian bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Bayu yang duduk sendiri.

      

             "Apa -apaan ni masa aku ditinggal sendiri.?"  Bayu menatap bengong ke arah Adrian yang sudah pergi meninggalkan tempat duduk mereka berdua.

    

           

               *** 

               ***

    

            " Bos"

    

         Baron mendekati seseorang yang tengah duduk santai, dengan kaki sebelah terangkat ia letakkan di kaki kanan nya.Asap cerutu mengepul ke udara memenuhi ruangan.

     

              Baron duduk di samping orang yang ia panggil bos itu, Lalu mendekatkan diri dan bicara berbisik.

      

             Bos marco pemilik tempat hiburan malam yang disegani banyak orang selain penampilan nya yang seram dia juga tidak segan- segan menyakiti orang.

    

         Bos Marco mengangguk -anggukkan kepala lalu tersenyum sinis kepada anak buahnya.

    

            "Bawa anak itu kemari, aku ingin melihatnya." Perintah bos Marco kepada Baron yang masih duduk di depannya.

   

              "Baik Bos."  Baron bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

                

               **** 

           

               ****

     

               "Ayo, bangun.!" Seseorang tangan kekar membangunkan Alya yang tengah tertidur lelap.

 

               Alya pun tersentak melihat laki-laki di depannya.

     

               Belum sempat berkata Alya pun ditarik paksa keluar.Teman - teman nya pun  terkejut melihat Alya dibawa pergi. Tanpa sepatah kata pun mereka hanya bisa diam meratapi kepergian Alya .

   

               " Mau dibawa kemana aku bang.?" 

     

             Tanya Alya dengan seorang yang mencengkram tangannya.

         

   

           "Diam.!"

    

           " Gak usah banyak bacot kamu"  Bentak orang itu menatap sangar ke arah Alya.

           

              Diam.Itulah yang bisa Alya lakukan memberontak pun percuma .Alya mengikuti langkah kaki laki- laki tersebut.Tiba di luar ruangan sudah ada sebuah mobil yang menunggu.Hingga Alya pun didorong masuk ke dalam mobil.

             Mobil pun berjalan membelah keramaian kota sepanjang jalan Alya hanya duduk diam dan mengamati. Tak terasa buliran- buliran bening menetes membasahi kedua pipi Alya, teringat dengan ibu Maria yang sedang menunggu kedatangannya. Kerinduaan pun semakin terasa di saat Alya bermanja dengan ibu Maria.

    

             " Ibu…Alya rindu…"  Alya merintih

    

            Mobil pun memasuki sebuah kawasan elit, hingga tiba di sebuah basecamp yang dimana berjejer mobil mewah dengan berbagai merk.

      

              "Ayo turun.!" 

       Suara perintah bariton anak buah Baron yang ditugaskan menjemput Alya 

      

        " Ayo , cepat jangan mengulur waktu"

      

         "Ingat ! Kau berada disini itu karena bapakmu sudah menjaminkan dirimu untuk membayar hutang-hutangnya" 

     

            " Dan kau , harus bekerja sesuai perintah bos"

    

             " Ini adalah pelanggan pertamamu layani dia dengan benar! 

      

              "Jika,kau membuat nya kecewa kau tak ingin terjadi sesuatu dengan ibumu kan.?" Pria itu berbicara menatap tajam ke arah Alya.

                   Degh…

    

            Terasa lemas seluruh tubuh Alya mendengar perkataan laki-laki di hadapannya bibirnya kelu tak bisa berkata lagi. Mata Alya pun sudah dipenuhi airmata yang menganak sungai yang sejak tadi mengalir tiada henti. Sedih tentu jika teringat dengan ibunya tak ingin terjadi sesuatu dengan orang yang sudah membesarkannya Alya melangkahkan kaki mengikuti orang itu berjalan di depannya.

  

         

               Hingga tiba di depan pintu penthouse no 1930. Pria yang berjalan itu mengambil HP di dalam saku baju nya, menekan no untuk beberapa kali lalu menempelkan HP ke telinga nya dan berbicara.

   

                Tak lama pintu pun terbuka dengan sendirinya. 

    

               "Ayo masuk.!"

      

          Alya pun terdorong masuk ke sebuah ruangan luas di mana di dalam ruangan itu terdapat semua benda terlihat mahal.

     

         Mata Alya berotasi mengelilingi ruangan itu hingga muncul sesosok pria jangkung berbicara membelakanginya

   

            "Heh..kenapa kamu masih berdiri di situ, cepat bersihkan dirimu.!"

   

              "Itu disana.! Pria jangkung itu menunjuk ke sebuah ruangan.

      

               "Ingat ! Yang bersih !, aku tak mau ketularan kuman dari tubuh mu"  ujar pria itu dingin.

    

                 "Baik tuan." 

     

           Alya melangkahkan kaki menuju ruangan yang ditunjuk pria itu.

    

            Sebuah ruangan kamar mandi yang luas, aroma yang wangi memenuhi ruangan itu , Alya perlahan melepas kancing bajunya kaki nya melangkah ke ruangan yang dikelilingi kaca .Di kamar mandi yang mewah, ia membersihkan diri , setelah ia merasa  cukup bersih ia mengenakan bathrobe.

     

             Alya menatap dirinya di depan cermin . Seketika ia teringat ibunya, airmata nya sudah menggenangi kedua kelopak matanya dengan nafas tertahan ia menangis terisak -isak.

   

              "Apa yang sudah bapak lakukan ini kepada ku, kenapa bapak tega bu.?" Ucap Alya lirih.

   

               Dok  dok dok 

   

          Alya seketika terperanjat mendengar ketukan yang sangat keras dari arah pintu.

   

              " Hai, apa kau ketiduran di dalam sana.?"  Tanya lelaki itu .

   

                " Iya, sebentar tuan" 

   

                  Ceklek…

    

             

                 Alya melangkah keluar masih dengan kepala tertunduk kedua tangannya memeluk dirinya sendiri.

   

            

             " Hampir satu jam aku menunggumu, kau membuang waktuku sia-sia!" 

             

              "Dasar perempuan, apa harus selama itu kamu mandi.?" Tanya lelaki itu menatap sangar ke arah Alya.

                 

               "Kata tuan tadi harus yang bersih." Alya menjawab dengan polosnya.

    

           Dengan badan gemetaran Alya masih berdiri tak berani menatap lelaki yang ada di depannya.Dalam bayangan Alya lelaki itu pasti sangat menyeramkan.Jika tidak karena memikirkan ibunya karena takut disakiti, mungkin ia sudah melarikan diri.Ancaman Bondan berhasil mempengaruhi jiwa Alya hingga dia selalu merasa takut.

    

          

            " Kenapa masih berdiri disitu, cepat lakukan tugasmu.!" 

     

            "Ingat! Kau itu sudah ku bayar mahal.!" Suar lelaki itu membentak Alya.

    

            Lamunan Alya seketika buyar mendengar suara bariton lelaki di depannya.

    

              "Maaf tuan, bolehkah saya bertanya.?" Dengan suara serak Alya bertanya.

    

              "Apa.? Tanya lelaki itu.

    

              "Sebenarnya berapa, hutang bapak saya tuan.? 

       

               " Apakah ,setelah ini hutang bapak saya lunas.?  Alya memberanikan diri untuk bertanya.

      

            Hening.lelaki itu  tampak diam mencoba mencerna pertanyaan Alya.Lalu membalik kan tubuh menatap Alya yang berdiri gemetar ketakutan.

 

               "Aku tidak mengenal bapakmu" 

    

                " Yang jelas, aku sudah membayarmu mahal untuk ini."  

  

            Lelaki itu berjalan mendekati Alya.

      

           Alya melangkah mundur.

    

            "Heh.Jangan mengulur waktu."  

      

            Tangan lelaki itu mencengkram tangan Alya lalu menariknya ke arah ranjang tempat tidur.

   

                Bugh

    

        

         Tubuh Alya terhempas di tepi ranjang.

    

               "Lepas.! 

    

              suara bariton lelaki memberi perintah untuk melepas pakaiannya.

    

             "Tidak tuan jangan." 

          

            Tangan Alya meraih selimut di dekat nya berusaha menutupi tubuhnya.

            

              Lelaki itu berjalan mendekat ke 

 arah Alya, memandangi  Alya yang ketakutan. Tatapannya seperti Singa yang kelaparan tatapannya buas.Tidak memberi ruang untuk Alya dengan kasar menarik selimut melemparnya ke sembarang tempat .

     

             "Tolong tuan jangan lakukan ini.!" 

              

          Alya menangis ketakutan setelah badan lelaki itu menindih badan nya yang mungil.

             

        Tatapan lelaki itu  semakin ganas bagaikan menemukan mangsanya ingin menelannya hidup- hidup. Tangannya semakin liar menjalar ke mana-mana. Pergumulan semakin panas karena Ayla meronta mempertahankan miliknya yang paling berharga.

     

               Hancur sudah hati Alya barang miliknya yang berharga kini ia merasakan benda tumpul masuk ke belahan kedua kakinya.

     

              "Arghh tolong…"  kedua tangan Alya meremas selimut.

    

               Berulang- ulang kali lelaki itu melakukannya bahkan tak  pernah merasa puas. Rasa panas dan kejang yang menjalari seluruh tubuhnya membuatnya lagi dan lagi untuk melakukannya.

      

                ***

              

                ***

    

          Alya terbangun dari tidurnya ia mendapati dirinya seperti bayi baru lahir tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya terasa pegal dan sakit seluruh tubuhnya terutama bagian inti nya.

   

          Alya perlahan turun dari tempat tidurnya, tanpa sengaja ia menatap wajah lelaki itu sejenak ia memperhatikan setiap lekuk garis wajah tampan di depannya dari hidung hingga ke bibir . Alya berjalan memunguti pakaian nya dan berjalan ke ruangan di mana ia semalam mandi.Selesai mengganti pakaian  Alya pun pergi takut lelaki itu akan bangun dan menghajar nya seperti semalam.

    

                

                  ***

      

                  ***

   

            

           Dengan langkah gontai Alya menyeret kedua kakinya ia paksakan untuk terus berjalan tanpa tujuan. Tiba di trotoar banyak pejalan kaki menatapnya aneh, berbekal memakai baju kemeja panjang dan memakai celana panjang jogger yang ia ambil dari lemari pakaian ganti di penthouse.

      

            Pagi beranjak siang Alya merasakan perutnya mulai keroncongan minta diisi makanan, ia meraba saku bajunya yang lama yang dibungkus dengan tas plastik tak sepeser pun ia menemukan uang, yang ia temukan hanyalah kotak cincin pemberian ibunya Maria. Di dalam kotak cincin ia menemukan kalung perak berliontin bertuliskan huruf 'SC' dibaliknya lagi bertuliskan namanya.

   

               "SC,apa hubunganya namaku dengan tulisan ini .?" Alya bergumam sendiri.

       

                Alya pun memakai kalung itu.Berjalan lagi sesekali menoleh ke belakang takut orang - orang semalam akan menangkapnya lagi lalu membawa nya pergi ke tempat dimana ia di sekap.

     

               Brugh..

     

            

            "Ada orang pingsan, bu tolongin ada orang pingsan"

    

              Bocah perempuan itu memanggil ibunya yang berjalan di depannya.

    

              "Ada apa, Rani.?" Ibunya menoleh ke belakang.

   

               "Ini loh bu, kakak ini tiba- tiba jatuh kasihan bu." Ujar Rani yang duduk di samping Alya.

    

                 "Ya ampun" 

   

                  " Itu ambilkan air minum "  Ibu itu menurunkan tampah dagangannya lalu berjongkok di samping anak nya lalu mengambil botol yang dipegang Rani.

    

                 " Dek , bangun dek." Ibu itu memercikkan air ke wajah Alya.

    

                  Tak berapa lama Alya membuka matanya perlahan, menatap bingung kedua orang di depan nya.

            "Alhamdulilah.., akhirnya kakak ini sadar bu."  Ucap Rani tersenyum ke arah Alya.

     

             Alya pun berusaha bangun dan duduk menatap dagangan ibunya Rani.

    

              "Bolehkah saya meminta makanannya bu, saya lapar."  Ucap Alya lirih matanya menatap ke arah ibunya Rani. 

     

             "Makanlah nak, ini " Ibunya Rani memberikan beberapa makanan ke Alya.

 

             "Pelan- pelan makannya."  Ujar ibunya Rani.

     

              "Kok, kakak bisa pingsan di sini kakak pulang kemana.?" Rani bertanya dengan Alya.

    

               Sejenak Alya menghentikan makanannya masih mengunyah lalu menggelengkan kepalanya.

    

                "Saya, dari kampung di kota ini saya tidak punya tempat tinggal." 

     

                 " Mau pulang kampung saya tidak tahu jalannya."

   

              Rani dan ibunya saling bertemu pandang tatapannya bingung.

   

                "Kok bisa.?" 

   

            Hampir bersamaan suara Rani dan ibunya .

   

             " Cerita nya panjang bu."  Mata Alya mulai berembun menatap Rani dan ibunya.

     

             "Rani gimana kalau kakak ini kamu ajak pulang, ibu akan melanjutkan jualan lagi, sayang , tinggal sedikit lagi " 

 

           Rani mengangguk kan kepala menyetujui perintah ibunya.

    

             "Ayo, kak kita pulang."  Rani memegang tangan Alya.

 

             Ibu nya Rani tersenyum memandangi putrinya berjalan berdua menapaki jalan menuju arah pulang.

               

           *********

             

    

   

          

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

seru

2023-10-30

0

Nagisa

Nagisa

jdi pnasaran

2023-09-01

1

Gemma

Gemma

Keren dan bikin saya terhanyut dalam ceritanya.

2023-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kalah Taruhan Judi
2 2.Alya
3 3. Om Burhan dan Sudirja Corp
4 4. Dijadikan Jaminan
5 5. Hancur Sudah
6 Kamu masih Ori
7 Kediaman Sudirja
8 Kecebong
9 Alya Hamil
10 pesona Adrian
11 mengenal Raisa
12 Bertemu Alya
13 Dilema.
14 Adrian ngidam.
15 menyingkirkan Alya.
16 Mencari Alya.
17 Kedatangan Adrian
18 Di hari pertunangan
19 Di hari pertunangan 2.
20 Anak siapa?
21 Adrian junior.
22 My baby.
23 Mencari tahu.
24 Alya koma.
25 membatalkan pertunangan.
26 Adrian vs oma, mama.
27 Dalam pencarian.
28 Siuman.
29 penyelidikan Adrian.
30 photo Adrian.
31 Bertanggung jawab.
32 ARJUNA PUTRA DHARMAWANGSA
33 Perdebatan Adrian dan mama Vera.
34 pencarian Adrian.
35 Menemukan Alya.
36 pulang.
37 Berbelanja.
38 Identitas Alya.
39 memilih cincin.
40 Nama ayah.
41 pertemuan menyedihkan.
42 Penyesalan.
43 penyakit.
44 Kedatangan oma.
45 pertengkaran mama Vera dan oma Jayanti.
46 sekolah.
47 kunjungan mama Vera.
48 sebuah penghianatan
49 penyakit Adrian.
50 Tangan nakal
51 Kedatangan Alya.
52 Kedatangan Clara.
53 Melepas rindu.
54 Dia mantanku.
55 satu rasa.
56 kepergian Baron.
57 Berduka.
58 korban sinetron.
59 pertemuan terakhir.
60 pertemuan Alya dan oma Yana.
61 Kunjungan Puspa.
62 Kebahagian Alya.
63 maaf.
64 Adrian sakit.
65 Hospital Harapan Kasih.
66 Hamil.
67 Ziarah
68 kepulangan Adrian.
69 pertengkaran berdarah.
70 Di rumah sakit.
71 kelahiran kedua.
72 Calon istri.
73 Menuju halal.
74 Malam yang tertunda.
75 malam yang tertunda 2.
76 Malam pertama.
77 memilih pergi.
78 penyesalan Bayu.
79 Titik terang.
80 Kemarahan Bayu.
81 Arti mimpi.
82 Bulan madu atau reuni.
83 Alya menghilang.
84 Dendam Clara.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1. Kalah Taruhan Judi
2
2.Alya
3
3. Om Burhan dan Sudirja Corp
4
4. Dijadikan Jaminan
5
5. Hancur Sudah
6
Kamu masih Ori
7
Kediaman Sudirja
8
Kecebong
9
Alya Hamil
10
pesona Adrian
11
mengenal Raisa
12
Bertemu Alya
13
Dilema.
14
Adrian ngidam.
15
menyingkirkan Alya.
16
Mencari Alya.
17
Kedatangan Adrian
18
Di hari pertunangan
19
Di hari pertunangan 2.
20
Anak siapa?
21
Adrian junior.
22
My baby.
23
Mencari tahu.
24
Alya koma.
25
membatalkan pertunangan.
26
Adrian vs oma, mama.
27
Dalam pencarian.
28
Siuman.
29
penyelidikan Adrian.
30
photo Adrian.
31
Bertanggung jawab.
32
ARJUNA PUTRA DHARMAWANGSA
33
Perdebatan Adrian dan mama Vera.
34
pencarian Adrian.
35
Menemukan Alya.
36
pulang.
37
Berbelanja.
38
Identitas Alya.
39
memilih cincin.
40
Nama ayah.
41
pertemuan menyedihkan.
42
Penyesalan.
43
penyakit.
44
Kedatangan oma.
45
pertengkaran mama Vera dan oma Jayanti.
46
sekolah.
47
kunjungan mama Vera.
48
sebuah penghianatan
49
penyakit Adrian.
50
Tangan nakal
51
Kedatangan Alya.
52
Kedatangan Clara.
53
Melepas rindu.
54
Dia mantanku.
55
satu rasa.
56
kepergian Baron.
57
Berduka.
58
korban sinetron.
59
pertemuan terakhir.
60
pertemuan Alya dan oma Yana.
61
Kunjungan Puspa.
62
Kebahagian Alya.
63
maaf.
64
Adrian sakit.
65
Hospital Harapan Kasih.
66
Hamil.
67
Ziarah
68
kepulangan Adrian.
69
pertengkaran berdarah.
70
Di rumah sakit.
71
kelahiran kedua.
72
Calon istri.
73
Menuju halal.
74
Malam yang tertunda.
75
malam yang tertunda 2.
76
Malam pertama.
77
memilih pergi.
78
penyesalan Bayu.
79
Titik terang.
80
Kemarahan Bayu.
81
Arti mimpi.
82
Bulan madu atau reuni.
83
Alya menghilang.
84
Dendam Clara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!